#4

595 100 7
                                    

Cuman Taehyun, yang bisa bikin hatinya meledak gembira dan bikin matanya meledak juga gara-gara air mata.

"Hm?"

Semoga, semoga banget, kali ini Taehyun salah ngomong. Dia gamau berharap lagi.

"Kamu kayaknya ngantuk ya?"

Udah jelas, Taehyun gamungkin ngajak dia balikan. Dia pasti tadi salah ngomong. Atau Beomgyu ya salah denger. Iya, pasti gitu.

"Lumayan, udah jam setengah sebelas juga"

"Aku..tutup aja telephonenya apa gimana?"

"Iya, tutup aja"

Padahal sebenernya Beomgyu masih mau denger suara Taehyun. Tapi enggak, dia harus mulai terbiasa sama ini semua. Sekarang Taehyun sama Beomgyu udah gapunya hubungan apa-apa.

"Aku tutup ya. Selamat tidur Gyu"

Tapi ga mudah, ga akan pernah mudah buat Beomgyu untuk ngelepasin Taehyun gitu aja.

"Taehyun"

"Iya?"

"Aku masih sayang sama kamu"

Hening,

Hening yang panjang. Hanya ditemani suara hujan yang makin deras dan guntur yang semakin kencang. Keadaannya persis seperti hati Beomgyu saat ini.

"Beomgyu"

"Dulu kamu nemenin aku kemana-mana, walau pake motor butut yang mogok-mogokan. Dulu kamu bawain aku surabi kalau aku sedih, gapeduli udah malem sekalipun, sampe kamu harus nyari keliling Bandung. Dulu kamu yang ngajarin aku main gitar, bikinin aku lagu. "Night on the Streets" lagu tentang kesederhanaan hubungan kita, yang makan-makanpun dipinggir jalan, nyari kupat tahu, atau jajan bakso. Nikmatin indahnya Bandung di malam hari. Sekarang ga ada lagi. Soalnya kamu udah mutusin buat selesai. Terus tiba-tiba kamu datang lagi, nelpon dengan alesan nanyain kabar. Padahal kamu udah tau aku ga baik-baik aja. Sekarang rasanya tambah nyesek, jauh lebih nyesek dari pada hari kamu mutusin aku."

Beomgyu nangis, dia nangis di depan Taehyun. Yang gak akan lagi bawain dia surabi. Yang gak akan meluk dia dan nyanyiin dia lagu lagi.

"Kamu penting Taehyun. Semua inci dari kota Bandung itu tentang kita. Kemanapun aku pergi di kota Bandung ini ingatnya bakal tetap kamu. Ga akan mudah, ga akan pernah mudah buat lupa sama semua kenangan yang ada."

"Bandung itu indah Taehyun, Bandung itu kota penuh estetika dan seni, semua didalamnya itu penuh puisi. Kalau sama kamu."

"Beomgyu. Aku seneng punya kamu."

"Kamu jauh lebih indah dari seisi kota Bandung. Kamu penuh estetika, semua puisi ada dimata kamu. Pertama kali, aku jatuh cinta cuman dari mandang mata kamu aja. Cuman ke kamu. Kamu yang bikin aku kaya gitu."

"Hubungan kita itu sederhana, terlampau sederhana malah. Sampai aku takut, kamu bosan sama kesederhanaan ini. Aku gapunya apa-apa Gyu. Disini aku tinggal sama bibi, yang cuman jualan nasi kuning. Penghasilannya gabanyak. Aku juga cuman dititipin uang yang gasebarapa, yang harus aku irit-irit. Aku malu Gyu, malu jadi orang yang gapunya apa-apa tapi so soan ngejaga kamu."

"Tapi aku ga malu punya kamu Hyun."

"Kamu nemenin aku dengan kamu apa adanya aja udah cukup."

"Kamu ga mikirin jangka panjangnya Gyu. Cinta ga bikin kamu kenyang."

"Taehyun Permadi, denger."

"Aku bakal nemenin kamu sampai kamu dititik cukup, dititik kamu bisa beli apa yang kamu butuhin dan kamu mau. Kamu punya kekurangan, aku juga. Tapi kita sama-sama punya kelebihan. Kita emang beda, segala pemikiran kita, pendapat kita. Tapi justru itu letak kesempurnaanya Hyun, kita sama-sama lengkap."

"Kenapa kamu harus nyerah buat sesuatu yang bahkan belum kamu mulai."

"Karena aku takut."

"Kamu terlalu punya banyak ketakutan di dalam kepala kamu tau gak?"

"Tapi kan aku disini Hyun."

"Aku rumah kamu."

You Call Me at NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang