3. Vlad itu Rasional

36 12 25
                                        

"Vlad juga manusia. Jika kau dekat padanya, maka Vlad terlihat seperti manusia biasa. Tapi, jika kau jauh padanya, Vlad terlihat seperti Setan."

🦆🦆🦆🦆

Sore ini, Tevy tengah duduk di halte bersama Biyan, menunggu jemputan. "Bagaimana hari mu?" Biyan membuka suara, setelah beberapa saat terjebak dalam keheningan.

"Baik, kau tahu kak? Vlad membuatku bersemu beberapa kali, kupikir," adu Tevy pada Biyan.

"iyakah? Bagaimana bisa?" tanya Biyan ragu, pasalnya Vlad identik sekali dengan wajah datar dan jarang sekali berbicara kecuali dengan kedua temannya.

Sekarang, ia mendengar adiknya bersemu karena Vlad, ia sedikit tidak percaya.

"Benar, di rooftop dia mengatakan jika dia menyukaiku." Biyan melotot kaget mendengar ucapan adiknya itu, "Huh, sepertinya aku harus mendekati Vlad juga," timpal Biyan, lalu ia mendapatkan sikutan dari adiknya.

"Untuk apa hah! Kau berniat menikungku!" sungut Tevy yang sebal dengan ucapan Biyan.

"Kupikir, Vlad lebih suka semangka dari pada pisa─ aw! Sakit sialan!" rintih Biyan setelah Tevy mencubit punggung tangannya.

"Bisakah kita berhenti membicarakan Vlad? Mari kita bicarakan apa yang harus aku lakukan besok!" seru Tevy yang ingin keluar dari pembicaraan semangka dan pisang tadi.

"Mengalihkan, huh!" protes Biyan.

"Terserah kau saja, kak," ucap Tevy, ia mengangkat wajahnya ketika beberapa motor melewati dirinya dan juga Biyan.

Pengendara motor itu terlihat seperti Vlad─ pikir Tevy.

"Iya...iya...bagaimana jika besok kau datang menghampiri Biyan di kantin, lalu tanyakan semua yang dia suka." Tevy melirik Biyan dengan cepat, "apa itu bagus?" tanya Biyan.

"Untuk apa aku menghampiri kau, dan menanyakan itu," sindir Tevy yang mendengar Biyan yang malah mengucapkan namanya sendiri.

"Eh...maksudku Vlad. Jadi, bagaimana?" sanggah Biyan.

"Kurasa ide mu bagus kak, aku jadi bisa mendekati Vlad dengan mudah," balas Tevy senang, Biyan kemudian mendengus kecil. "Kau Pikir Vlad akan menjawab dengan gampang?" ejek Biyan.

"Kau menantangku!" seru Tevy yang merasa tersindir dengan ucapan Biyan.

"Hm... bagaimana jika... Vlad memberitahu semua yang dia suka padamu, kau akan kubelikan Tempelan yang seperti kemarin. Jika kau kalah, kau harus mengajakku nonton bioskop besok!" tantang Biyan, yang mendapat anggukan dari Tevy.

"Jangan hanya satu gambar, tapi," pinta Tevy, Biyan terkekeh kecil. "Satu toko pun, aku sanggup membelinya." sombongnya.

Tevy mengayunkan kakinya naik turun, "menurutmu kak, apa Vlad pantas untukku?"

Biyan berpikir sejenak, ia mengetuk-getuk dagunya dengan jari telunjuk, "Sepertinya tidak," jawabnya kemudian.

"Oh, apa aku harus menyerah saja?" tanyanya pada Biyan.

"Dasar bodoh! Aku hanya bercanda, kita baru saja menjalankan taruhan!" cemooh Biyan, Tevy menghela nafas pendek.

"Tapi aku takut Kak." Biyan diam, ia mendekatkan tubuhnya pada Tevy.

"Takut apa? Hmm..."

"Bagaimana jika gadis itu datang lagi?" Biyan mengerucutkan bibirnya, "sekarang kau kan sudah besar Tevy, kau bisa melawan."

"Iya, bantu aku ya kak," pinta Tevy.

"Tanpa diminta pun, aku akan selalu mendukungmu kerbau kecil!" Biyan menarik kedua pipi Tevy gemas, "aku bukan kerbau!" dengus Tevy sambil mengusap pipinya kasar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. VladTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang