1. Vlad is flat

41 13 12
                                    


           Tevy tengah berjalan dengan riang menuju kelas Vlad, senyum manis tak henti-hentinya terukir diwajah cantik itu, ini adalah hari keduanya setelah bertemu dengan Vlad kemarinー

Iya kemarin, hari terakhir Masa Perkenalan Lingkungan sekolah. Tevy melihat Vlad yang tengah duduk sambil memainkan handphonenya dengan sangat serius bersama kedua temannya.

Kemarin, Tevy kembali mencari tahu semua tentang Vlad. Dia juga bertanya pada Biyan pasalnya mereka dalam sekolah yang sama lagi sekarang, tapi Biyan tidak pernah memberitahunya.

Dia sempat bertanya pada Biyan semalamー

"Huh kak! Kenapa kau tidak memberitahu ku jika Vlad sekolah disana!"

"Vlad?" Biyan merasa tidak asing dengan nama itu, "oh ya! Disekolahku memang ada yang mananya Vlad!" ujar Biyan dengan semangat, pasalnya ia ingat dengan Vlad murid baru yang menjadi sanjungan disekolahnya, tahun lalu hingga sekarang.

"Iya Vlad yang itu! Kenapa kau tidak memberitahu!"

"Kau pikir, aku kau yang selalu memikirkan dan mencari akun sosial medianya. Aku saja lupa bagaimana rupa Vlad setelah tidak bertemunya 3 tahun!" kesal Biyan yang melihat adiknya dari tadi terus memarahinya.

"Lagi pula, pede sekali kau jika itu benar-benar Vlad!" ejek Biyan, sungguh Biyan juga tidak tahu menahu tentang Vlad sebelumnya.

"Itu Vlad kak! Aku menanyakan nama panjangnya pada setiap kakak kelas. Tak disangka ya, Vlad seterkenal itu," jelas Tevy lalu berjalan untuk duduk di kursi meja belajar milik Biyan, setelah lama bersender didepan pintu.

"Tapi kurasa, Vlad yang ini sangat dingin. Tidak seperti Vlad yang dulu." Tevy sedikit kecewa dengan itu.

Biyan membenarkan posisi tubuhnya, yang awalnya berbaring diatas ranjang menjadi duduk dengan tegap, "Vlad itu memang dingin, kau saja yang tidak tahu," cibir Biyan, pasalnya ketika duduk di bangku sekolah dasar Biyan pernah dekat dengan Vlad dalam ajang bulu tangkis.

"Iyakah? Dulu kenapa Vlad menolongku?"

"Dia kasihan melihat wajahnya yang persis gembel!"

Puk-

Tevy melemparkan tempat pensil kain yang berisi peralatan itu tepat mengenal kepala Biyan. "Sialan kau!" sahut Tevy tak terima dengan ucapan Biyan.

"Sopan sedikit aku ini kakak mu!"

"Huh! Lagi pula kau yang mengajarkanku mengumpat, keparat." ujar Tevy lalu berlari dengan cepat meninggalkan kamar milik kakaknya.

"Sial!" Setelah menetap pintu itu rapat, Tevy mendengar umpatan dari dalam sana.

       
           Jadi, disinilah Tevy sekarang, didepan kelas Vlad dengan kotak bekal makanan yang ia bawa. Tevy memasak makanannya sendiri pagi tadi, ia begitu semangat ingin bertemu Vlad sampai bangun terlalu pagi saking senangnya.

"Eh... hai cantik, mencari siapa?" Tevy tersentak kaget mendengar ucapan yang keluar dari mulut kakak kelas yang tiba-tiba berdiri didepannya itu, ia meremas kuat pinggiran kotak bekal makanan yang ia bawa.

"Ha...i kak, aku mencari Vlad, ada?" Pria didepan Tevy menolehkan kepalanya kedalam kelas.

"Vlad belum datang, biasanya ia akan kekelas saat bell masuk berbunyi." jelasnya dengan ramah, ia mengulurkan lengannya berniat berkenalan dengan Tevy.

"Aku Hariz, tapi orang-orang menganggilku Po', salam kenal," ujarnya, dengan senang hati Tevy membalas uluran lengan itu, "hai Kak Po' aku Tevy, salam kenal juga ya." Tevy lalu melepas jabatan tangannya.

Mr. VladTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang