Hujan rintik-rintik menemaninya berangkat ke sekolah. Reva berjalan sendiri lagi ke sekolah, Adit sudah pergi lebih pagi, dia ga tau kenapa Adit meninggalkannya.
Saat sampai di gerbang dia melihat Adit yang juga baru sampai, namun Adit berjalan jauh di depannya. Dia ingin menghamprinya, untuk bertanya kenapa dirinya di tinggal begitu saja.
Saat berlari Reva yang tak sadar kalau tali sepatunya lepas dan jatuh tersungkur. Baju seragam dan rok abu-abunya kotor karena jalanan yang basah.
"Awhh," ringis Reva, dia segera bangkit. Merasakan perih di lutut dan telapak tangannya yang lecet.
"Lo ga papa Rev?" Reva menoleh dan mendapati Rey.
"Ga papa," jawab Reva sembari membersihkan seragamnya yang kotor.
"Nih," Rey menyerahkan sapu tangan ke arah Reva. Reva menatapnya bingung.
"Buat bersihin seragam lo yang kotor."
"Ga usah, gue bisa."
Rey menarik tangan Reva dan memberikan sapu tangannya, lalu Rey pergi.
"Dia kenapa jadi sok baik si?" tanya Reva bingung.
Reva pun membersihkan seragamnya menggunakan sapu tangan milik Rey. Rey belum benar-benar pergi, dia melihat ke arah Reva yang membersihkan seragamnya, tanpa sadar dia tersenyum.
###
"Kenapa lo tinggalin gue?" tanya Reva begitu sudah sampai di meja Adit. Adit yang tadinya sedang mengerjakan tugas terkejut karena Reva.
"Reva, ko bajunya kotor?" tanya Adit yang salah fokus ke baju Reva.
"Ga usah peduliin gue. Kalo lo emang mau berangkat duluan, sekiranya lo ngabarin gue Dit." Marah Reva. Kini Reva dan Adit jadi bahan tontonan teman sekelasnya.
"Maafin Adit," Adit menunduk merasa bersalah.
"Gue maafin lo, tapi gue kecewa sama lo!" Reva pun pergi ke bangku paling belakang, dia tidak ingin duduk bersama Adit untuk sementara waktu.
Adit melihat ke arah Reva, dia tau Reva sangat marah pasti. Dia nyesel udah ninggalin Reva gitu aja, padahal Reva selalu mengabarinya kalau tidak berangkat bareng.
Raja yang melihat pertengkaran antara dua sejoli, Reva dan Adit, pun menghampiri Reva.
"Kenapa lagi si Rev?" tanya Raja yang duduk di depan Reva. Reva mengalihkan pandangannya dari Raja.
"Mungkin Adit ninggalin karena ada sesuatu hal," Raja mencoba membuat Reva tak marahan lagi dengan Adit.
"Tapi setidaknya dia ngabarin gue, tadi orang tuanya nanya, emang Adit ga ngabarin, terus orang tuanya malah nuduh gue lagi marahan sama Adit. Di situ gue ngerasa bego Ja." Reva menumpahkan kekesalannya pada Raja. Raja memahaminya, Reva ini anaknya terlalu sensitif.
"Reva maafin Adit ya," Adit menghampiri Reva, dia memohon dengan wajah melasnya.
"Pergi lo!"
"Udah-udah Dit, biar Reva nenangin fikirannya dulu." Raja bangkit dari duduknya dan menjauhkan Adit dari Reva.
"Tapi gue ga enak sama Reva."
"Iya, gue tau, tapi biarin Reva sendiri dulu. Pasti Reva baikan lagi sama lo."
###
Reva menikmati makanannya di kantin seorang diri, mungkin mulai dari sekarang dia akan lebih membiasakan sendiri ke kantin, apalagi dia kan masih marah sama Adit.
Rey duduk di hadapan Reva, dia memperhatikan Revan dengan seksama. Reva yang di perhatikan seperti itu merasa risih.
"Ngapain si lo, liatin gue gitu?" tanya Reva sebal. Rey malah mendekatkan wajahnya ke wajah Reva, sontak saja Reva menjauh.
"Jangan deket-deket." Bentak Reva.
"Gue cuma mastiin, lo itu makannya belepotan apa enggak." Reva langsung memegang bibirnya, meraba-raba samping bibirnya takut ada sambal yang berceceran ke samping bibirnya.
"Gak ada ternyata." Ujar Rey sambil menahan tawa, yang melihat tingkah Reva.
Reva memukul Rey pelan.
"Pergi sana!" Usir Reva. Hari ini dia mau sendiri, gak boleh ada yang ganggu kesendiriannya dulu.
"Enggak ah, lo kan biasa kemana-mana sama temen lo itu. Sekarang, dia kemana?"
"Kepo lo kaya dora."
"Dihh, gue dora, lo monyetnya ya." Ujar Rey dan langsung tertawa keras, sampai mereka jadi pusat perhatian.
"Berisik." Reva menendanh kaki Rey yang berada di kolong meja. sontak, Rey langsung meringis ke sakitan.
"Jaat ih sama Aa." Ucap Rey sambil cemberut menahan kesakitan.
Sebenarnya Reva tidak enak sudah menendang kaki Rey, dia melakukan itu hanya refleks. Apalagi, liat mukanya Rey nahan kesakitan, nambah merasa bersalah dia.
***
Hwaaa, sudah lama banget ak gk up cerita iniii, karena ada sesuatu yang terjadi akhir" ini. Sudah berdebu pasti deh.
Jangan lupa klik bintang dan beri masukkan untuk cerita ini. Thank you...
Paypay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalia (On Going)
FantasíaSaat Aku terjatuh, tak perlu beri perhatian yang palsunya sulit aku bedakan. Karena yang tulus membantu hanya akan mendekap, tanpa rasa penasaran.