tiga

90 21 24
                                    

Gue ga percaya dengan apa yang gue liat ini
DIA BERANI CHAT GUE?

Gue ga percaya dengan apa yang gue liat iniDIA BERANI CHAT GUE?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EMANG EMPAL GENTONG YA TU ANAK, NYARI MASALAH AMA GUE

EMANG EMPAL GENTONG YA TU ANAK, NYARI MASALAH AMA GUE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke. Pertama, gue harus pastiin broadcast ini bener dan no tipu tipu. Bukan hal yang aneh kan kalo dia boongin gue lagi? Dasar kamvret

Gue pun segera ngechat Fajri. Setau gue, dia adalah satu-satunya anak kelas yang masuk ekskul debat selain gue.

"Jri, ini beneran?" Tanya gue sambil ngirimin forward-an broadcast pengumuman kumpulan debat itu.

"Iyaa, Dir," jawab Fajri "Besok mau bareng?"

"Ohh gpp Jri, gue ada piket dulu besok. Duluan aja,"

Sebenernya gue udah bener bener gak niat mau kumpulan besok karena pasti akan ketemu Ghaidan. Tapi gue juga gak mau ketinggalan kumpulan perdana yang mungkin nantinya akan sangat merugikan bagi gue kalo gue ketinggalan materi.

Terlebih, ikutan lomba debat di SMA adalah salah satu goal gue selama di Senior High School. Gue pengen memajang foto gue di koridor sekolah, diantara siswa-siswi yang udah berhasil memenangkan kejuaraan tingkat nasional. So, I got no choice, bud. Dan gak ada yang bisa ngehalangin mimpi gue, termasuk si usil Ghaidan.

"Udah dulu ya, Jri," ini sekaligus menutup chat gue sama Fajri

"Okee,"

-------------------

Untuk sekadar melupakan semua kegalauan gue, gue memutuskan untuk ngebantuin Bunda beres-beres dapur instead of belajar.

"Bun, sama ade aja cuci piringnya,"

"Ade ga belajar?" "Gimana tadi sekolahnya dapet nilai berapa?" gue pun mengambil alih cucian piring yang dikerjain Bunda. Padahal udah hampir mau selesai. [Itu kan strategi ya, biar ga banyak XD]

"Engga. Tadi di sekolah ga ada mapel yang dinilai," hadeuh, topik andalan bunda gue mah emang selalu nilai dah.

"Bun, di sekolah ada cowo yang jail geura,"

"Jail kumaha?" tanya Bunda pelan sembari mengelapi meja makan.

"Ngebajak instagram ade, terus ngaplod foto. Ngeselin pisan atulah, Bun," jawab gue dengan nada memelas.

"Ah cowo mah da emang kayak gitu. Di sekolah pasti aja ada minimal satu cowo yang kayak gitu. Jangankan kamu, dulu jaman Bunda juga ada,"

"Tapi ini mah keterlaluan atuh, Bun. Mengganggu privasi," eaa gue sok sok-an ngomong privasi. Padahal mah HP Bunda aja gue suka pake, haha. Tapi itu mah beda cerita lah ya.

"Emang siapa?" tanya Bunda

"Ini nih Bun fotonya," saat gue mau ngeliatin foto Ghaidan, Bunda tiba-tiba terima telefon.

"Eh bentar, De, haloo.. iya Bu, gimana" seperti biasa itu adalah masalah kerjaan. Bunda emang terbilang orang sibuk. Bahkan terkadang lebih sibuk daripada Ayah. Bunda memegang jabatan fungsional sebagai seorang pengawas SMK di tingkat provinsi. Tapi di tengah kesibukannya, dia selalu bisa bagi waktu buat keluarga dan dengerin keluh kesah gue. Itu yang bikin gue salut sama beliau.

Kalo Ayah sih, orangnya ngakak ya. Mantan anak gaul sih, jadi yaa hidup dibawa santuy aja. Dia adalah seorang pengacara handal, yang membuat gue cukup tertarik akan dunia hukum meskipun gue anak ipa.

Dah ah ngantuk. Cucian piring pun udah beres. Tinggal cuuss tiduuur.

-----------------

Pagi ini gue bangun lebih awal. Sembari menyempatkan solat malam,  gue pun berdo'a, "Ya Allah, semoga hari ini hamba baik baik aja dan tidak ada tangan-tangan usil yang menjaili hamba, Ya Allah. Aamiin,"

Sebenernya gue juga heran, kenapa gue bisa sekesel ini. Pertama, mungkin karena ini menyangkut harga diri gue didepan followers gue. Kedua, sepertinya seorang Andira ini lagi PMS [peace✌️]

-----------------

"Dir, lo udah ngerjain PR sejarah?"

Hadeuuh boro boro mikirin PR gue mah. "Belom," jawab gue

"Gin, pengen niron sedikit yah PR, ntar gue bedain," teriak gue ke Gina

"Boleh, tuh buku gue ada di meja. Ambil aja," ahh lo emang baek banget sih Gin Gin, gue jadi terharu :")

Selain kobe dan kritis, kelebihan gue yang lain adalah bisa melakukan modifikasi [asek modifikasi, udah kayak mobil aja] terhadap suatu karya [contohnya PR orang lain] biar engga sama dan totally berubah sesuai dengan kreativitas gue.

Hadeuh ini rangkuman materi zaman praaksara banyak bangeet.

---

"Andira," panggil Bu Rima. Gue pun maju ke meja guru dan memberikan buku PR gue.

"Oke, lanjut. Arya,"

Yap. Ga ketauan kan kalo niron :)

[Lagian emang PR rangkuman bakal diperiksa? Haha]

------------------

Akhirnya waktu yang engga ditunggu-tunggu pun tiba. Pada jam pulang sekolah gue masuk kumpulan perdana untuk ekskul debat.

'-'

 𝔸𝕀ℝ ℝ𝔸𝕂𝕊𝔸 - SGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang