"Y/n, nanti malem siap-siap, ya. Soalnya, Papah mau ajak kamu ketemu sama calon Mamah baru kamu."
"Hmm."
"Kamu juga punya sodara baru. Calon Mamah kamu punya anak cowok satu. Dia seumuran sama kamu, tapi tuaan dia kalo dari bulan kelahirannya."
"Hmm.."
"Kalo orangtua ngomong tuh jangan di kacangin."
Y/n meletakkan sendok dengan kasar, lalu menghela nafasnya kasar.
"Bisa gak sekali aja Papah gak usah bahas masalah tentang 'Calon Mamah' kalo lagi berdua sama Y/n? Dari kemarin yang Papah ceritain cuma itu-itu aja. Gak ada yang lain emangnya?"
"Y/n!"
"Papah mau marah sama Y/n? Silakan. Papah sekarang ada banyak waktu karena mau nikah lagi, kan? Dulu-dulu emang Papah ada waktu buat Y/n? Gak. Bahkan pulang kerumah pun bisa Y/n itung berapa kali."
Papah-- Sungjae hanya menatap Y/n. Y/n langsung pergi meninggalkan Sungjae.
Terakhir yang Sungjae denger dari Y/n, adalah...
"Papah gak pernah ngertiin Y/n!"
-Renjun-
"Jaga adab kamu pas ketemu calon Mamah baru kamu!"
Y/n hanya merotasi matanya, lalu diam memandangi jalanan.
Gak lama kemudian, mereka berdua sampe di tempat tujuan.
Sungjae jalan lebih dulu, Y/n mengikutinya dari belakang.
"Maaf, lama nunggu.."
"Iya, gapapa."
Y/n membelalakkan matanya, dirinya sama sekali tidak percaya sama apa yang dia liat sekarang.
"Y/n?"
"Renjun?"
Orang tua masing-masing nampak kaget, melihat anaknya yang saling mengenal.
"Bagus lah kalo udah saling kenal. Y/n, ini calon Mamah kamu namanya Joy, dan ini anaknya namanya Renjun. Dia yang bakal jadi kakak kamu."
Y/n maupun Renjun hanya diam. Renjun menatap Y/n sendu.
"Jadi ini maksud kamu, Renjun? Hebat."
"Ikut, aku!"
Renjun membawa Y/n pergi berdua dengannya.
"Maafin aku. Sebenernya aku udah tau kalo Bunda mau nikah lagi. Tapi, aku gak tau sama siapa, dan pas Papah kamu kerumah, disitu aku mulai gelisah. Aku harus apa? Aku juga pengen liat Bunda bahagia. Makannya lebih baik kita akhiri hubungan kita."
"Aku gak tau harus apa? Aku masih sayang sama kamu, Jun. Apa aku bisa ngelepas kamu demi kebahagiaan orangtua kita?"
Renjun membawa Y/n kedalam pelukannya. Renjun mengusap lembut punggung Y/n.
Y/n menangis didalam dekapan hangat Renjun, mantannya.
"Aku yakin kamu pasti bisa! Kita bisa sering berduaan, walaupun status kita yang bakal berubah jadi adik-kakak. Aku pasti terus ada disisi kamu, kok. Jangan nangis.. Kita harus relain hubungan kita buat Papah kamu sama Bunda aku. Biar mereka berdua juga bahagia. Kita masih bisa bahagia, tapi dengan orang yang berbeda. Ini udah termasuk skenario Tuhan, jadi kita harus jalanin dan terima dengan lapang dada."
Y/n diam. Tangisnya gak sekencang tadi. Sekarang tinggal sesengukkan nya aja.
"Jangan nangis, adik kecilnya Renjun sayang.. Kakak Renjun disini kok buat adik Y/n.. Hehe "
"Janji, jangan tinggalin aku apapun yang terjadi nantinya?"
"Janji.. Aku gak akan ninggalin kamu, kalo bukan Tuhan sendiri yang memisahkan kita berdua."
"Aku sayang sama kamu, Renjun.."
Renjun hanya tersenyum manis, lalu menambahkan pelukannya lebih erat lagi, sesekali mencium puncak kepala Y/n.
Sayangnya rasa sayang aku ke kamu bukan sebagai pacar lagi, melainkan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.. Aku yakin pasti Tuhan udah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik dari aku buat kamu, Y/n. -Batin Renjun.
-Renjun-
Jangan lupa vote and commentnya ya readernim!
KAMU SEDANG MEMBACA
[Imagine Series] - NCT Dream Version [end]
FanfictionImagine You With All Member, NCT Dream