Act. 4

95 10 1
                                    

Aku dirawat di rumah sakit karena tertancap serpihan besi dari kendaraan yang meledak dibelakangku, dan beberapa tulangku retak. untungnya tidak patah.

Aku benci rumah sakit, sangat membosankan. Dimana aku hanya terbaring seharian disini. Setelah 3 bulan, kondisiku mulai membaik. Kemudian Aku dipulangkan ke Berlin. Akhirnya!

Setibanya dirumah, aku mengambil kunci yang terletak di vas bunga depan pintu. Aku tau mereka pasti meletakannya disitu. Namun tidak ada siapa-siapa dirumah.

"Hallo? Anya, Fritz, Fred, Anna?" kataku sambil sedikit berteriak.

Tidak ada jawaban. Mungkin mereka sedang bekerja. Kemudian aku merapihkan isi lemariku dengan baju-baju dari koperku. Banyak furnisi baru dirumah ini dan banyak yang berubah lokasi-lokasinya. Aku tidak sabar menunggu mereka pulang.

Sudah jam 7 malam tapi mereka belum hendak pulang. Apa yang terjadi sebenarnya pada mereka.

Aku kembali melihat jendela kamarku. Kemudian.

"Anna???" kataku dalam hati saat melihatnya jalan.

Aku yang terlalu senang kemudian berlari ke pintu rumah dan keluar. Kami saling bertatapan. Ia meneteskan air mata kebahagiaan, kemudian memelukku.

"Astaga Schneider.. kukira kau sudah mati" katanya sambil memeluku. Airmata kami turun seperti hujan saat kami bertemu.

"Dimana yang lain?" tanyaku.

"Mereka sedang lembur, ayo masuk! ceritakan semua pengalaman perangmu!" kata Anna sambil menggandeng tanganku.

Kemudian Anna membuatkanku Gulaschuppe. Aku suka sekali masakan Anna. Soalnya dia lah satu-satunya orang yang bisa masak di rumah kami dan semua masakannya sangatlah lezat.

Kami berdua makan bersama di meja makan sambil bertukar cerita.

"Ya ampun.. trus sekarang gimana? sehat kan?" tanya Anna kepadaku setelah kuceritakan apa yang terjadi.

"Sudah, tidak usah khawatir" kataku.

"Aku mendaftarkan diri sebagai perawat Wehrmacht" kata Anna.

"Serius?! keren!" kataku

"Sudah habiskan dulu sopnya" kata Anna sambil mengusap rambutku.

Beberapa jam kemudian Fritz, Fred, dan Anya pulang. Kami bereuni kembali dengan utuh dan bertukar cerita di meja makan.

***

Waktu-waktu di Berlin kuhabiskan sebagian besar di rumah saja. Agar aku cepat pulih dan dapat dikirim kembali ke front untuk bertempur. Namun beberapa waktu, aku sering mengikuti Anna ke tempat kerjanya di Berlin. Ia sekarang sedang mengikuti pelatihan perawat wehrmacht yang nantinya akan mengobati tentara wehrmacht yang terluka akibat peperangan di medan perang.

Anna adalah teman perempuan pertamaku sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Dulu kami bertemu di sebuah taman di Berlin. Ayahnya Anna juga merupakan salah satu pejuan perang dunia pertama yang selamat. Selama kecil hingga remaja kami, sering kami habiskan untuk bermain bersama.

 Selama kecil hingga remaja kami, sering kami habiskan untuk bermain bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Für unser VaterlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang