Sebagian dari kami dikirim ke barat untuk membantu batalion 512 melawan sekutu.
"Mereka sudah masuk ke Jerman" kata Kai
ketika itu sekutu sudah masuk ke Jerman. Dan kami sudah banyak mengalami kekalahan. Lalu tank kami bertemu dengan batalion 512.
Banyak sekali tentara kami yang menyerah kepada sekutu. Namun, hal tersebut ditentang oleh Waffen-SS. Jika mereka mendapati tentara kami yang menyerah, mereka akan menggantungnya di jalanan dengan plang yang tergantung sekitar lehernya yang bertuliskan :
"AKU ADALAH SEORANG PENGECUT DAN PENGKHIANAT BAGI NEGARAKU"
Maka kami harus bertempur hingga titik darah terakhir. Unit baru kami dipimpin oleh Oberleutnant Otto Carius. Ia telah pulih dan kembali di front untuk bertempur kembali.
"Senang kau ada disini carius" kataku sambil menjabat tangannya
"Ah, iya Schneider. Kita bertemu di Estionia kan?" katanya lagi.
"Sebuah mujizat bagimu untuk hidup" kataku kepadanya.
Lalu kami tertawa.
"Aku tidak ingin ada korban di unit ini ya" katanya
"Aku juga tidak ingin anak buahku mati" kataku
Tankku merupakan Tank Tiger 1 terakhir di sini. Sisanya merupakan sebuah Jagdtiger, Panther, dan Tiger 2. Dan unit kami merupakan unit independent yang kami buat sendiri dengan nama Schwere Panzerjagger Abteilung atau bahasa Indonesianya menjadi Divisi kedua perkumpulan tank. Karena tank kami terdiri dari berbagai macam tank sisaan dari divisi yang sudah bubar dan gugur dalam pertempuran.
Kami segera ditugaskan ke Siegburg untuk bertahan disana. Kami menempati pos-pos perlindungan untuk menembaki sekutu yang menyebrangi sunga Rhine.
Selama 2 hari kami menunggu disana. Hingga pada tanggal 8 Maret 1945,
"SEKUTUUU!!" teriak salah satu tank dari radio.
Kai kemudian menembaki tank-tank sekutu di seberang sungai Rhine dengan bantuan visualku, sedangkan Leon menembaki tentara sekutu yang sedang menyebrangi sungai Rhine.
"Jumlah mereka banyak sekali panzerfuhrer!" kata Willhelm.
"Apa yang akan kita lakukan Otto?" tanyaku lewat radio kepadanya.
"Mundur!" katanya lewat radio.
Kami semua mundur dan memasuki kota Ruhr.
Sekutu mulai mengejar kami. Jumlah mereka banyak sekali.
"Jalan buntu!" kata salah satu tank unit kami.
"SIAL!!" teriakku di radio.
Kami semua kebingungan. Apa yang akan selanjutnya kita lakukan.
"Perang ini sudah berakhir anak-anak" kata Oberleutnant Otto Carius di radio.
Kemudian ia membuka katupnya lalu turun dari Jagdtigernya. Begitu pula dengan awak-awak tank unit kami.
"Kalian dengar sendiri, perang ini sudah selesai. Terima kasih atas jasa kalian. Ini merupakan sebuah kehormatan bagiku telah bertempur bersama kalian dalam tank tiger ini" ucapku kepada anak buahku Kai, Willhelm, Reinhart, dan Leon.
"Saatnya untuk pergi" ucap Kai.
"Pekerjaan terbaik yang pernah ada kan?" ucap Leon.
Kami semua tertawa.
Aku mengambil foto Anna dan tersenyum.
Aku pulang Anna, aku pulang.
Lalu kami turun dari tank kami dan membakar tank kami menggunakan oli dan korek api. Airmataku mulai keluar saat tankku dibakar. Terima kasih PzKpfw VI E (Tiger) dengan nomor 231.
Kami mengibarkan bendera putih, beberapa menit kemudian tentara Amerika datang sambil mengarahkan senjatanya kepada kami semua. Total tank kami ada 10 dan semuanya kami bakar sendiri.
"Aku bangga bisa membawa kalian pulang dan dapat segera bertemu dengan keluarga kalian masing-masing" ucap Oberleutnant Otto Carius.
"Terima kasih, Jerman."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Für unser Vaterland
ActionCerita ini didedikasikan untuk para pemuda, pejuang, dan pahlawan Jerman Schwere Panzerabteilung 502 (502nd Heavy Tank Battalion) pada tahun 1943-1945. Mereka adalah battalion tank yang paling sukses selama sejarah perang Jerman, yakni dengan resmi...