-1

1.5K 175 85
                                    

"Ra Lo gak usah ikutan deh, malu maluin aja." Ucap Erin kesal, karna hari ini adalah hari pemilihan ketua OSIS, Byun Rara sebagai panitia pemilihan sangat rusuh dari tadi.

  "Pada baper ya? Di gombalin sama Raisa" ucap Rara lalu berpose sok kecantikan di hadapan kedua temannya.

  "Najis, lo gak usah ikutan"

------

  Pemilihan pun selesai. Rara dan kedua teman nya, Erin dan Sinta pergi ke ruang tata usaha untuk mengumumkan siapa yang menang di pemilihan kali ini.

  "Sini gue aja." ucap Erin lalu mengambil mic yang ada di sana.

"Sini aing aja." Balas Rara lalu mengambil alih mic.

"Tess tessss 1 2 3 Yo Yo Byun Rara yang manis in here Yo, wazzup yo"

  "Rara!" Sinta meneriaki Rara, lalu mata nya menatap Rara tajam.

  "Tess tess di sini kita panitia pemilihan osis ingin mengumumkan, bahwa ketua osis kita bukan Erin lagi.. Tapi...

.
.
.
.
.
.
Jeng jeng jeng...

Tunggu setelah iklan berikut  ini"

PLAKK!!!!

  Dengan serempak Erin dan Sinta memukul kepala Rara

  "RA SERIUS DONG GILA LU ANJING BANGSAT! NANTI KEDENGARAN GURU KITA DI MARAHIN" marah Erin kepada Rara.

  "Maaf kepala sekolah, guru, teman-teman, bk, satpam, ibu kantin, tukang kebun, tukang sampah, tukang cimol, tukang seblak yang ada di depan, Pliss maafin Rara ya terserah kalian mau maafin apa gak, yang penting rara udah minta maaf" jelas Rara panjang lebar.

  "RA SUMPAH LU MALU MALUIN BEGO!" marah Erin dan Sinta lagi.

"Ok, jadi mulai sekarang yang jadi osis adalah Ednan dan Tiya, ok terimakasih"

Brakkk

Pintu ruangan tata usaha terbuka, dan memperlihatkan pak Dio dengan wajah datar dan mata yang menatap Rara tajam.

  "RARA KE RUANGAN KU SEKARANG!!"
.
.
.
.

Saat ini Rara sedang berjalan menuju ruang BK sendirian, kedua temannya? Sudah kabur karna tidak ingin terlibat dengan guru bk yang menyeramkan itu. Sedangkan Rara? Dia ngerasa seneng, iyalah, orang guru bk ganteng gitu dan dia pujaan hatinya. Author aja mau kalau guru bknya gitu, klian pasti juga kan?.

"Hai bapak ganteng" teriak Rara dengan suara cemprengnya, Dio yang memang sudah ada di ruang itu cuma natap Rara datar, ini orang spesies apa sih? Di hukum kok seneng, gitulah pemikiran Dio, dia gak nyadar kali Rara spesies bucin tahap akut.

"Bapak kangen ya sama aku yang cantik ini?" Tanya Rara lalu mengedip-ngedipkan matanya ke arah Dio, Dio hanya memutar bola matanya malas.

"Byun Rara!" Suara Dio terdengar tegas, membuat Rara mengurucutin bibirnya dan nunduk. Nah ini orang tau juga sama takut.

"Kenapa kamu main-main?!"

Tanya Dio dengan suara lantang.

"Pak, kan biar lucu, capek pak serius mulu, apalagi aku aja yang serius, doinya gak peka." Jawab Rara dengan berani.

"Ngejawab aja kamu! Mau jadi apa kamu ini hah?!"

"Di sana bukan tempat untuk main-main!"

"Kenapa diem?!"

Nahkan Rara jadi serba salah.

"Sekarang sepatu kamu saya sita!" Putus Dio, dia sudah bingung mau memberi hukuman apalagi.

"Ih bapak mau jadiin kenang-kenangan ya? Biar Kalo kangen bisa liatin sepatu aku. Ya udah ini pak, di rumah aku banyak" Rara langsung ngelepas sepatunya, trus ngasih ke Dio. Dio yang jengah menerima sepatu itu lalu berjalan keluar ruangan Bk sambil  ngebawa itu sepatu.

"Daniel." Panggil Dio pada salah satu siswa yang sedang membaca buku di depan kelas itu.

"Iya pak." Jawab Daniel trus langsung ngehampirin si Dio.

"Tolong antar sepatu ini ke gudang dan masukan ke dalam lemari." Suruh Dio trus ngasih sepatu itu ke Daniel, Daniel emang orang yang patuh ke guru ngikut aja. Dio dengan cueknya langsung pergi dari sana.

Rara yang ngeliatin itu semua bgerasa ilang semangat dan mukanya keliatan sedih.

"Eh ra, lo gak papakan?" Tanya Erin yang baru datang sama Sinta dan Kai.

"Ra lo gak di emut pak Dio kan?" Tanya Sinta yang menjadi khawatir ngeliat Rara yang kayak orang gak punya semangat idup.

"Lo masih perawan kan Ra?"- Kai

Plak

"Aduh"

Nahkan si Kai kena tabok si Sinta

"Plis deh Kai, kalo Rara di perkosa pak Dio malah seneng." Nah sama aja si Sinta mah.

"Eh udah malah ribut di sini." Si Erin menengahi perdebatan kecil itu, emang di antara temen-temen Rara yang waras cuma Erin. Itupun waras dikit.

"Sepatu gue di bawa pak Dio ke gudang." Kata Rara dengan lesu.

"Anjir gue kira apaan."- Erin.

"Muka lo udah kayak nilai ulangan si Lucas tau gak? Ancur "- Sinta

"Kayak lo pinter aja Sin. Lo aja masih nyontek sama si Mark."- Kai.

"Anjir lo pada debat mulu! Gue kawinin juga nih. Udah ayo kita kelapangan, masdep gue mau tanding."

Si Erin langsung narik tangan Rara yang galau, si Sinta juga di tarik, hingga tinggallah Kai sendiri.

"Woy tunggu gue anjir"

-----

"Oiii Yo."

Dio yang baru keluar dari toilet guru langsung noleh keasal suara, dan dia nemuin si Chanyeol yang lari kearah dia. Oh ya Chanyeol salah satu temen si Dio sejak SD, dan mereka sama-sama guru, cuma bedanya Dio ini guru Bk dan si Chanyeol ini guru olah raga.

"Apasih Yeol" kata Dio datar, emang orang ini kayaknya muka dia saudaraan sama tembok.

"Ikut tanding futsal yok, kelas XII-B kurang 2 orang lagi." Ajak Chanyeol

"Gue males." Jawab Dio datar, dia mau pergi aja dari situ, tapi kemudian tangannya di tarik sama Chanyeol, dia narik Dio kelapangan.

"Lo harus mau."

Tbc...

Guru Bk- Dks [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang