Sampai nya di lokasi perkemahan, akhirnya mereka semua berbaris buat ngebagiin tugas. Biar cepat selesai, karena hari mulai gelap.
"Jadi kita bagi jadi 3 bagian ya biar cepat" ucap Chanyeol sambil ngitung-ngitung murid yang berangkat.
"Loh kok cuma 24? Kan yang ikut ada 26" panik Chanyeol yang bikin kehebohan.
Semuanya pada ikut saling hitung.
"Arya, joko... Ada semua. Trus yang di itung pas mau berangkat siapa?" Tanya Sehun panik, keadaan makin kalut, tapi semua diam karena teriakan Dio.
"Udah deh, muridnya pas 24, 26 di masukin saya sama Chanyeol" ucap Dio dengan wajah datarnya, kenapa orang-orang di sekitarnya gak ada yang waras? Dio punya dosa apa di masa lalu? Ampunilah Dio yaallah:(
"Hehehe"
"Wuuu pak Chanyeol wuuu"
Si Chanyeol nyengir nyengir aja sambil ngegaruk garuk tengkuknya.
"Udah udah!" Teriak Dio buat nenangin mereka semua, "kita bagi tugas, Lucas, mia, joko, mark, yeri. Pergi ambil air, karna sungai deket sini doang tuh, bisa di awasi pak Chanyeol dari sini"
Arah Dio, yang di sebut namanya langsung ngangguk trus ngambil ember buat nyedok air.
"Sehun, kai, Rara, Sinta, Erlina kalian ikut bapak cari kayu bakar" ucap Dio yang langsung dapat tatapan lesu dari mereka, karna itu jelas lebih masuk ke hutan dan hari makin gelap.
Kecuali Rara. Dia malah bersemangat 45 karena ada Dio, dia mah jalan kaki keliling kota asal sama Dio juga ayo aja.
"Pak! Aku ikutan jalan cari kayu juga dong!" Teriak Tiara yang membuat Rara ngerlingin matanya kearah gadis itu.
"Ya udah tiara ikut, sisanya diriin tenda ya. Di bantu sama pak Chanyeol"
--------
"Pak, takut" ujar Rara yang meluk meluk tangan Dio sambil jalan, ini Rara gak lagi modus ya gengs, dia beneran takut, ini masih jam 5 sore, tapi karna hutan lebat suasana jadi agak gelap.
"Apa sih lo lebay amat" ketus Tiara yang gak suka ngeliat pemandangan di depannya.
"Yeee suka suka Rara dong, iri aja" balas Erin buat bela sahabatnya
"Lo--"
"Udah udah, ini kita lagi dalam hutan." Ucap Dio yang sedang menikam nikam pohon biar jadi tanda, agar mereka gak sesat pas mau pulang.
"Nah ini banyak kayu kayunya. Kalian pungutin kayu kayunya ya, jangan yang jauh jauh" kata dio sambil nyimpan pisaunya.
Trus mereka langsung mungutin itu kayu, tepatnya pak Dio, kai sama Sehun aja, yang cewek malah duduk santai ngeliatin mereka.
Tau gini pak Dio mending ngajak yang cowok cowok aja tadi.
Nyusahin.
Eh gak deng, rara kan gak pernah nyusahin Dio.
"Nah udah banyak, sini kumpulin"
Si Dio ngambil akar yang ada di sana, trus ngikat itu kayu bakar.
"Kai, Sehun bawa ini" suruh Dio trus ngasih dua ikatan kayu ke Sehun sama Kai, Di ngeletakin 1 ikatan kayu lagi di bahunya.
"Langsung balik ya kita, ini udah makin gelap" ucap Dio trus mengetuai perjalanan. Sedangkan yang cewe di tengah, yang cowok dua itu di belakang.
Si Tiara yang di belakang Dio meluk-meluk tangan dia, gak tau kenapa dia risih, padahal pas Rara yang meluk dia malah ngerasa nyaman.
"Pak. Ini kok kita perasaan gak nyampe nyampe" ucap Sehun yang ngerasa aneh dengan perjalanannya.
"Iya pak, ini tanda yang bapak bikin tadi gak ada, dan kita udah 3 kali ngelewatin jalan ini" sambung Kai yang juga ngerasa aneh.
Dio sebenarnya tau itu, tapi dia diemin, takutnya itu anak anak pada panik.
"Pak kita gak nyasar?" Tanya Sinta yang membuat Tiara ngeratin pelukannya pada Dio. Dan tentu itu ngebuat Rara gak suka.
"Kita coba jalan lagi ya" ucap Dio, akhirnya mereka ngikutin aja.
"Nah pak, sama aja. Sampai sini juga" ujar Kai saat mereka kembali lagi ke tempat mereka berhenti sebelumnya.
Hari udah makin gelap, Rara takut sama kegelapan, si rara langsung jongkok sambil megangin kepalanya, dia ngegeleng gelengin kepalanya...
"Hiks"
Iya itu Rara nangis.
"Loh Ra kenapa?" Tanya Sinta yang panik, Sinta dan Erin tau temannya ada phobia gelap.
"T-takut.." jawab rara di sela tangisnya.
"Lebay"
Nah kalo itu kalian taulah siapa, yup Tiara.
Dio makin ngerasa bersalah.
"Kalian tunggu di sini ya" ucap Dio lalu ngeletakin kayunya di sana.
"Loh pak mau kemana?" Tanya Kai pas ngeliat Dio malah nerobos semak semak belukar.
Dio ngerasa dia pernah ke sini juga, jadi dia ngerasa ada sebuah gubuk di dekat sini, dan benar aja. Emang ada gubuk di sana, tapi bedanya gubuk itu udah gak ada dinding, tapi atapnya baguslah kalo semisal ada hujan.
Dio langsung lari buat ngehampirin murid muridnya.
-------
"Kalian tidur aja di gubuk itu, saya biar di sini jagaian kalian" ucap Dio yang duduk di dekat api unggun yang mereka bakar tadi, mereka fix udah sesat, dan memilih untuk istirahat di gubuk itu malam ini.
Mereka langsung ngangguk trus ngambil posisi nyamannya dan malah tidur tanpa ngerasa ada beban.
Capek euy
Kecuali Rara, Dia masih duduk dengan rasa takutnya. Dio yang liat itu langsung ngampirin rara.
"Kenapa ra?" Tanya Dio yang duduk di samping Rara.
Rara ngegelengin kepalanya.
"Aku takut..." Jawab Rara dengan kepala tertunduk.
Tanpa pikir panjang Dio langsung narik Rara buat dia peluk, kepala Rara dia nyenderin di dada bidangnya.
"Sekarang tidur ya, jangan takut, ada saya"
Bisik Dio lembut dan ngusap punggung si Rara
"Jangan takut, ada saya"
Kata kata itu mengingatkan nya pada ayahnya.
Dan atas perlakuan Dio, Rara merasa takutnya hilang, dan dengan perlahan. Mata Rara tertidur.
.
.
.TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Bk- Dks [Tamat]
FanfictionWarning! -Bahasa Non baku. -exo rasa lokal -banyak banyak kasar bertebaran