18 (end)

435 43 29
                                    

Lucas POV.

   Hai, gue lucas, muka gue mirip sama kang kopi kuy kuy di tv. Ya kata mak gue gitu. Wkwkwk

Oh ya, kalian pasti herankan gue kok bisa tiba-tiba bilang suka sama Rara, padahal gue kayak ngedukung dia sama pak Dio? Jujur aja, itu sebenarnya sakit banget. Gue harus bantu orang yang gue suka deketin gebetan dia. Sakit nya gak bisa di jelasin dengan kata-kata.

  Gue tau Rara cuma nganggap gue sebatas temen, jadi gue takut Rara kecewa sama gue karena punya rasa lebih ke dia. Iya, rasa suka, bukan suka sekedar temen atau saudara, tapi suka yang menjerumus ke cinta.

  Dan gue liat pak Dio udah mulai ngerespon Rara dengan baik, dia udah memperlakukan Rara layak nya orang yang dia cinta. Tapi yang bikin gue kaget, ternyata pak Dio udah punya pacar. Dan di situ gue langsung mikirin Rara, gue mikirin perasaan Rara, dan di situ juga gue merasa ada harapan buat ngungkapin perasaan gue dan Rara nerima dengan ngasih gue kesempatan.

Tapi apa? Wkwkwk, apa yang kita bayangkan selalu meleset jauh dengan kenyataan, malah yang gue dapat itu apa yang gue takutin selama ini. Rara ngejauhin gue, temen-temen yang lain ngesupport gue buat deketin Rara, tapi kayaknya tuhan gak. Karena waktu Rara nyuruh gue ke kantin sendiri, gue balik lagi ke kelas dengan sebungkus roti dan minuman buat di kasih ke Rara, tapi niat itu gue urungkan pas gue liat Rara sama pak Dio, Rara keliatan banget kalo dia bahagia sama pak Dio.

  Pas pak Dio ngajak Rara di malam minggu, dan Rara nge'iyain' ajakannya, gue di situ mikir, kayaknya emang gak ada kesempatan gue dari Rara.

  Hari makin bertambah, dan gue ngeliat Rara sama pak Dio makin akrab, bahkan pak Dio ngajarin Rara di kantin. Di situ gue ngerasa iri dan juga seneng, iri sama pak Dio yang beruntung di cintai dan di sayangi orang kayak Rara, seneng karena orang yang gue cintai keliatan baik-baik aja dan bahagia.

Sampai di acara perpisahan, hari ini juga terakhir gue  bakal ketemu Rara dan temen-temen yang lain.

Lo bakal jadi orang yang selalu gue inget Ra.

Lucas pov end.

   "Woy cas, sedih banget keliatannya"

Lucas yang duduk sendiri di bangku taman noleh kearah Kai dan kembali natap kedepan dengan senyuman miringnya.

  "Gue pasti bakal kangen sama kalian semua" ujar Lucas lesu. Kai menepuk pundak Lucas.

"Tenang aja cas, teknologi sekarangkan udah maju. Jadi lo gak usah sedih"

  Kai mencoba menghibur temannya itu, Lucas mengangguk dengan senyuman mirisnya.

  "Gue tau apa yang lo khawatirin. Gue jamin Rara bakal bahagia. Sekarang ayo kita ke lapangan, acara udah mau mulai.."

Kai langsung narik Lucas ke tempat di mana acara akan di mulai.

--------

  "Pak..."

Rara akhirnya bertemu dengan Dio, sekarang mereka hanya berdua di koridor, Dio menoleh menatap Rara dengan wajahnya yang datar.

  "Kenapa Ra?" Tanya Dio tanpa ekspresi apapun. Dan ntah kenapa Rara menjadi tidak berani bicara pada Dio.

Bukan karna apa-apa, mereka yang sudah dekat bahkan sangat dekat, nenjadi jauh seperti orang asing, Dio selalu menghindarinya bahkan tidak membalas line atau panggilannya. Membuat Rara menjadi merasa serba salah.

"Aku ma--"

"Bentar ya Ra, saya harus ketemu kepala sekolah"

   Belum selesai Rara mengucapkan kata-katanya, bahkan lelaki itu ninggalin Rara. Rara langsung berjongkok di tempatnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Guru Bk- Dks [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang