06

533 89 2
                                    

LEGISLATIF

"Donor Darah BEM Fakultas
Kedokteran dalam rangka HUT ke-21"

Nama baru saja membaca tulisan pada banner yang tergantung di belakang mobil donor darah dalam hati. Seperti janjinya minggu lalu, Nama akhirnya menemani Davin untuk menghadiri undangan donor darah yang diselenggarakan oleh pihak BEM FK serangkaian dengan acara HUT ke-21 fakultas tersebut.

Pemandangan yang cukup langka. Mengingat Nama belum terlalu akrab dengan Davin dan terlebih Nama bukan orang yang suka bangun pagi. Ia lebih suka menghabiskan hari minggunya dengan menonton drama atau tidur seharian.

"Yuk."

Davin mengajak Nama mendekati beberapa panitia yang sudah melihat mereka sejak memarkirkan motor tadi. Beberapa orang mungkin sudah mengetahui Davin sebagai ketua Legislatif tahun ini, berbeda dengan Nama yang wajahnya memang masih baru dikalangan anak ormawa.

Begitu sampai di depan panitia-panitia, Davin disambut oleh Ketua BEM FK, Hendra. Hendra menyapa Davin dan juga Nama secara bergantian. Lalu, tersenyum pada kedua orang yang ia kenal sebagai anggota Legislatif.

"Halo kak Davin dan kak...?" Tanyanya ragu setelah melihat Nama.

"Purnama panggil aja Nama," jawab Nama cepat.

"Halo kak Nama." Sambung Hendra setelahnya.

Nama hanya memberikan senyum kikuknya lalu menerima uluran tangan Hendra yang mengajaknya berkenalan.

"Saya Hendra."

Nama menggangguk sekilas lalu melepaskan genggaman tangan mereka. Seteleh itu, mereka berdua diantar menuju kursi-kursi yang terususun rapi di sekitaran tempat mobil donor darah terparkir.

"Tunggu bentar ya kak, nanti dipanggil kalo udah siap."

"Oke, santai Hen."

***

1 jam kemudian..

"Kak...kepala gue pusing banget."

Nama baru saja keluar dari mobil tempat ia mendonorkan darahnya. Sambil menenteng bungkusan plastik yang biasanya dibagikan ke pendonor setelah mendorkan darah, Nama mendudukan dirinya di kursi sebelah Davin. Cowok itu memang lebih dulu keluar dibandingkan Nama.

"Emang gitu, nanti juga ilang pusingnya. Dimakan tuh jajannya, biar gak pusing."

Secara implusif, Davin mengambil bungkusan plastik itu lalu membuka isinya dan mengambil susu kotak rasa stroberi. Setelahnya, ia memberikannya pada Nama.

"Nih, abisin biar gak lemes."

Nama memandang susu kotaknya sebentar sebelum meraihnya lalu meminumnya hingga habis. Ini pertama kalinya Nama mendonorkan darahnya, semoga saja ia tidak pingsan.

"Permisi kak, ini saya mau ngasi undangan HUT, ditunggu kehadiranya ya kak." Hendra menyodorkan amplop berwarna putih yang berisikan surat undangan.

Davin mengambil surat tersebut lalu membuka dan membacanya. Selesai membaca, Davin lalu memberikannya pada Nama. "Tolong, nanti infoin di grup siapa yang bisa dateng nemenin gue."

Nama mengangguk paham lalu memasukan surat tersebut ke dalam tasnya.

"Saya tinggal ya kak, kalau ada apa-apa bisa chat aja. Oh iya, kalau mau nambah snack boleh ya kak, nanti diambilin."

"Oh gak usah, gapapa. Santai-santai, lanjut aja silahkan."

***

Kerutan tipis muncul di dahi Nama setelah melihat motor Davin keluar dari area kampus. Padahal tadi, cowok itu sendiri yang bilang akan mampir ke sekre sebelum mengantarkan Nama pulang ke kosan. Apa Davin lupa?

LegislatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang