LEGISLATIF
Suara kasak-kusuk terdengar di ruangan yang besarnya gak seberapa ini. Suara lainnya yang berasal dari luar ruangan juga ikut menjadi backsound persiapan terakhir sebelum mereka mengeksekusi para panitia yang sudah menunggu di luar.
Para anggota Legislatif sedang melakukan briefing sebelum penindakkan yang akan dilakukan kepada panitia pelaksana. Selain panitia pelaksana, anggota Legislatif juga sudah dicek terlebih dahulu perlengkapan dan penampilannya oleh Ketua Umum dibantu wakil-wakilnya.
"Gue mau kalian fokus hari ini, gak ada bercanda-bercandaan dulu." Davin menatap anggotanya satu per satu. "Cek semua perlengkapan dan penampilan panitia, kalau memang masih bisa diperbaiki detik itu silahkan dikasih tau baik-baik. Kalau memang kesalahannya fatal, dibicarakan juga baik-baik kalau mereka tidak bisa turun ke lapangan, hanya berjaga di sekre sampai akhir. Yang penting komunikasi!"
Wajah-wajah ngantuk bercampur semangat itu mengangguk patuh. Bangun di jam 05.00 pagi bukanlah hal yang mudah apalagi di tengah suasana libur semesteran. Bagaikan penyakit menular, saat satu orang menguap, anggota lain ikut menguap. Davin yang melihat pemandangan itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Yaudah, sekarang siap-siap. Nanti ngawasnya nyebar aja ya, boleh ikut masuk ke barisan maba, jangan ngumpul di satu tempat aja, dan tolong jangan ngerumpi!" Davin mengingatkan terutama pada anggota perempuan.
"Sampai sini ada yang mau ditanyain lagi? Sudah paham kan?"
"Paham!"***
Matahari pelan-pelan mulai menunjukkan keperkasaannya dengan sinar terik yang muncul dari ufuk timur. Suara koordinator disiplin terdengar mendominasi heningnya lapangan dipagi hari, ia terus saja mengoceh bagaikan alarm rusak. Para maba yang terlambat maupun yang menggunakan atribut tidak lengkap juga sudah dikumpulkan di pos disiplin. Di sana suara anggota-anggota komdis terdengar saling sahut meyahut meneriakki para maba yang berbuat salah.Setiap tindakan dan gerak-gerik yang dilakukan oleh panitia pelaksana berada di bawah pengawasan dari pihak Legislatif. Jadi, tenang saja, tidak akan terjadi tindak kekerasan secara fisik maupun verbal terhadap maba.
Acara demi acara berlalu. Matahari juga sudah semakin tinggi, panasnya makin terik memanggang tiap mahasiswa baru yang duduk beralaskan rumput lapangan. Beberapa menit setelahnya para mahasiswa baru dipindahkan ke auditorium untuk menerima seminar dari pihak rektorat.
Anggota Legislatif satu per satu mulai melipir mencari tempat teduh sambil melihat lautan mahasiswa baru yang berjalan beriringan menuju auditorium.
"Pas jaman kita jam segini mah masih panas-panasan, tahun ini mabanya cupu ah, dibentak dikit aja udah melipir ke posko kesehatan pura-pura pusing."
Yuta menyandar pada pohon di belakangnya sambil bersedekap di dada. Matanya sedikit memicing tatkala sinar matahari menyorot tepat ke arahnya.
"Tahun kemaren juga gitu kan? Tahun ini malah latihan baris berbaris dihilangin. Tapi emang itu acara gak masuk akal sih, mungkin TNI-nya dulu temen pak rektor."
Jefri berdiri di samping Yuta dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku almamater. Dianugerahi wajah bak pangeran dari negeri dongeng, Jefri menjadi bahan lirik-lirikan maba yang lewat di hadapan mereka. Beberapa maba bahkan nekat untuk mengajak Jefri berkenalan, sampai pihak panitia yang menjadi koordinator kelompok tersebut harus minta maaf berulang kali ke Jefri karena ulah anak kelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legislatif
Hayran Kurgu[COMPLETED] Purnama Latisha seseorang yang tidak terlihat sebelumnya memberanikan diri untuk mendaftar di salah satu organisasi mahasiswa karena paksaan dari kakak tingkat. Sebagai seseorang yang susah untuk berbaur apalagi mengungkapkan pendapatnya...