14

377 55 1
                                    

LEGISLATIF

"Vin, gue mau nitip boleh?"

Davin yang baru saja berniat kembali masuk ke sekre berhenti di ambang pintu yang masih tertutup. Keningnya berkerut, bingung.

"Nitip apaan?"

"Adek gue."

Makin bingung, Davin kembali mendekati Tian yang masih setia duduk di teras sekre setelah diskusi masalah pembagian desa KKN.

"Adek lo? Emang lo punya adek?"

Tian mengangguk.

"Siapa?"

"Nama."

"HAH??"

"Sebenernya gue gak dikasih buat bilang ke orang-orang cuma gue agak khawatir sama dia yang apa-apa mandiri, gue takut aja ada yang jahat sama dia."

---

"Bang, kenapa ngasih tau dia sih?" Nama melirik Davin yang berdiri di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, kenapa ngasih tau dia sih?" Nama melirik Davin yang berdiri di sebelahnya.

Davin sendiri masih tetap tenang. Niatnya sudah bulat tidak akan ikut campur urusan kakak dan adik di depannya ini. Sudah cukup selama perjalanan menuju kosan Tian, Nama diam seribu bahasa setelah Davin membeberkan rahasia cewek itu. Ngambek ceritanya.

Tian hanya nyengir menampilkan deretan giginya.

"Bang!"

"Biar abang tenang, dek. Kamu tuh seneng banget pulang malem-malem sendiri udah tau daerah kosan kamu tuh banyak banget cowok gak benernya. Atuy lagi gak bisa diandelin, tuh orang kayaknya sibuk."

Sabtu pagi yang awalnya cerah berubah menjadi awan mendung. Seperti mengikuti suasana hati Nama yang mendung akibat bocornya rahasia. Bukannya tidak ingin orang-orang mengetahui mengenai identitas asli dirinya, hanya saja untuk antisipasi.

Masa SMA Nama sedikit membuatnya trauma. Begitu orang-orang tahu bahwa Nama merupakan adik dari Sebastian atau yang lebih dikenal Tian, membuat Nama menjadi tidak tenang selama berada di sekolah. Hampir setiap hari cewek-cewek di sekolahnya menghampiri Nama dan menitipkan sesuatu buat Tian. Sampai suatu ketika Nama menolak pemberian-pemberian itu, lalu menyebabkan Nama diseret ke gudang belakang sekolah dan mendapatkan beberapa cakaran dan pukulan di wajah dan badannya.

LegislatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang