Part 3

271 74 14
                                    

" Tetap Tersenyum ketika mendapatkan masalah adalah tanda bahwa kita kuat".

.🌊 Happy Reading 🌊.

_
_
_

Hari menunjukkan pukul 05.45,dan itu artinya Nasya harus segera menghampiri dapur,untuk sarapan pagi terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

Seperti biasa Nasya berangkat ke sekolah pukul 08.00,tetapi sekarang ia harus berangkat pagi-pagi dikarenakan disekolah ada praktek biologis,yang harus ia datangin.

Jika Nasya telat sedikit pun,maka nilai ipa biologi dia terkurangi.Dan Nasya gak mau akan hal itu.Nilai sekolah menurut dia sangat sangat berarti.Maka dari itu ia harus lebih waspada terhadap nilai nilainya.

Pada saat Nasya keluar dari kamarnya dan akan pergi ke dapur,dia dikejutkan dengan Monika yang mungkin sedari tadi sedang menunggu di depan kamarnya Nasya."Mami,,ngapain didepan kamar aku?". Tanya Nasya

"Masih marah karena kemarin, tangannya masih sakit kah?". Lanjut Nasya pura pura perhatian.

Monika diam tak bersuara,pada saat Nasya ngomong didepannya.Biasanya jika ada Nasya,Monika suka berceloteh apalah yang mungkin membuat Nasya risi atau semacamnya.

"Hey".Sahut nasya. Karena merasakan aneh terhadap mami tirinya itu,Nasya meninggalkan Monika yang masih berdiri didepan pintu kamarnya,karena menurutnya berhadapan sekaligus berbicara dengan mami tirinya itu gak ada gunanya.

Pada saat Nasya akan pergi ke dapur,tiba tiba tangannya digenggam oleh monika dengan sangat erat, sehingga Nasya meringis kesakitan."Awwwst". Jerit Nasya

"Ini pembalasan buat kamu,karena kamu sudah membuat tangan saya luka". Geram Monika yang masih menggenggam tangan Nasya dengan erat.

Kemudian Gita yang baru saja keluar dari kamarnya, menghampiri mereka yang memang kamar Nasya dan kamar Gita itu bersebelahan."Bagus mi,yang keras,,,biar dia tau rasa".Sahut Gita disertai senyum kebencian.

"Awwwwwwstt".Ringisan Nasya

"Mau Lo berdua tuh apa sih, kemaren gue lakuin itu,karena gue cuman gak mau Lo memperlakukan gue sebagai pembantu.Dan elo berdua harus tau,Lo tuh cuman numpang di rumah ini". Jelas Nasya

Monika yang mendengar kata numpang itu pun,ia semakin mempererat genggamannya, sehingga Nasya benar benar kesakitan.Karena menurut dia Nasya sudah keterlaluan pada dirinya dan anaknya Gita .padahal logisnya mereka berdua yang keterlaluan terhadap Nasya. Ya begitulah, namanya juga keluarga tiri,pasti apa apa dirinya lah yang paling benar dibandingkan anak dari suaminya itu.

"Jaga ucapan kamu ya,yang dibilang penumpang dirumah ini itu seharusnya kamu.Ini tuh rumah milik suami saya bukan milik kamu. Mungkin Sekarang saya emang numpang disini,tapi sebentar lagi kamu yang di cap sebagai penumpang.Dan sebentar lagi juga rumah ini bakalan jadi milik saya seutuhnya".Ujar Monika sambil tersenyum penuh kebencian

"Suami Sekarang loh itu, adalah papi kandung gue.Dan gue anak kandung dari suami elo,dari Papi gue.Dan Jangan harap ini rumah bakalan diwariskan ke elo berdua.karena yang lebih berhak atas warisan nya itu adalah gue bukan elo,ataupun anak elo.Ngerti!!!,,, awwst".Ucap Nasya tak kalah dari maminya Monika.

Monika menambah erat genggamannya,dan kemudian ia mendorong tubuh Nasya ,sehingga Nasya terbentur ke pintu kamarnya.Bruuk

"Awwwst". Ringisan Nasya.

"Dasar anak gak tau di untung,udah baik kamu saya rawat.masih saja berani sama saya.Inget ya Nasya kita bakalan ngelakuin bagaimana pun caranya, supaya kamu keluar dari rumah ini.".Ujar Monika penuh dengan kemarahan.

NasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang