Nara dengan males memasuki rumah, ia asal lempar tas sembarangan.
"Kenapa lu?" tanya Malvin yang merasa aneh dengan kelakuan adiknya
"Apes-apes gua hari ini!!"
"Kemasukan setan apa lu sampai apes kaya gini?"
Nara menceritakan apa yang terjadi pada dirinya hari ini dan paling nyebelinnya Malvin cuma tertawa.
"Dasar semua cowok emang nyebelin" ucap Nara memasuki kamarnya dan lupa membawa tasnya, Malvin memilihat sebuah amplop dengan iseng ia membukanya.
"Sih Jemmy dari dulu suka nyari masalah terus ke Nara"
Sedangkan Nara lagi uring-uringan sampai males mengangkat telpon dari Lira. Dengan kesal akhirnya mematikan ponselnya dan tertidur.
"Nara bangun papa nungguin kamu"
Nara yang masih mengantuk tidak menghirau kan panggilan mamanya.
"Anak ini benar-benarya" ucap mama sambil menarik selimut nya
"Mama apa-apaan sih orang masih ngantuk" kata Nara sambil menguap
"Cepetan kamu ditungguin sama papa"
'Tumben banget papa manggil dirinya ada apa? jangan jangan pasti mau bahasin kejadian tadi siang' batin Nara dalam hati sambil menyari tasnya gak ada 'mungkin tertinggal dibawah habis gua' umpat Nara sambil kebawah. Dia melihat Papanya yang sedang menunggunya dan tasnya yang Nara cari sudah ada ditangan papa. Nara segera menghampiri papa dan terdiam. Sedangkan papa langsung melempar sebuah kertas kearahnya.
"Coba kamu baca!!"
"Tapi pa ini bukan kesalahan Nara sepenuhnya, Nara bisa jelasin"
"Cepatan kamu baca isi nya sekarang!!" bentak papa.
Akhirnya Nara membaca isi surat yang tertera disitu sampai selesai.
"Kenapa kamu harus bikin masalah kaya gini?"
"Karena aku telat Pa, tadi pagi kak Malvin udah ninggalin Nara yauda Nara terpaksa naik angkutan umum"
"Bukan itu masalahnya kamu itu ketauan sedang berpacaran saat upacara berlangsung, kamu jangan coba bohongi papa ya"
"Papa ini semua salah paham Nara gak pacaran dibelakang sekolah. Nara gak kenal itu cowok siapa? dia yang mergokin Nara sama Jemmy"
"Maksudnya dia mergokin kamu sama Jemmy lagi pacaran?"
"Aduh bukan itu papa. Ogah banget Nara pacaran orang kayak Jemmy"
"Usshh, Nara jangan ngomong kaya gitu tar lu suka lagi" ledek Malvin
"Diam! bisa gak sih lu gak ikut campur"
"Sudah-sudah jangan ribut, kamu Nara coba lanjutkan"
Nara menjelaskan semuanya apa yang dialaminya hari ini, sedangkan papa cuma menyimak apa penjelasan Nara.
"Oke besok kamu papa antar dan kamu Malvin jangan asal tinggal adik kamu"
"Ia pa, abis tadi pagi Malvin lagi sibuk jadi mana sempat inget dia"
"Iya urusin terus kak Melsa, Pa gak mungkin kak Malvin ninggalin Nara kalau bukan karena Kak Melsa"
adu Nara pada papa nya."Ah dasar bocil bisa diam gak sih mulut nya? lemes amat tuh mulut"
"Bodo amat biarin uweekkk"
"Sudah-sudah kalian jangan ribut sekarang cepat tidur"
Nara segera ingin memasuki kamarnya, tetapi dia ingat sesuatu. Pasti Kak Malvin yang melapor soal ini kepapa. Nara segera menghampiri kamar Malvin.
"Mau ngapain lagi lu kesini udah tidur sono, kalau kesiangan gua tinggal lagi lu" usir Malvin
"Galak banget sih lu jadi orang. Gua kesini juga ada tujuan. Lu yang ngelaporin kepapa kalau gua kena Sp?"
"Bukan gua, Mama yang ngelaporin. Justru tuh surat pengen gua bakar tapi udah ketauan Mama duluan" ucap Malvin yg sedang mencari alibi.
"Kirain lu, udah itu doang yang pengen gua tanyain" kata Nara yang langsung pergi dari kamar Malvin.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta segi empat [Hiatus]
Fiksi RemajaJudul asli Misunderstand cerita ini hanya hiburan semata #karya ini hasil pikiran w sendiri Don,t pelagiat