Stella

12 0 0
                                    

Tok tok tok tok
Tok tok tok tok

"Don! Doni! Doni! Cepetan buka pintu, gue tau lu belum tidur!"  Suara ketukan pintu membuat Aku tersadar dari lamunanku.

"Berisikkkk! sabar napa!" jawabku berteriak kesal.

Klek Klek

"Minggir... minggir..." Kelvin mendorong pintu dan menyelonong masuk sebelum Aku persilahkan.

"Dasar orang gila! Udah gedor-gedor pintu kamar orang! belum disuruh masuk, udah masuk! Ketemu sama setan Kamu, Vin?" seruku pada Kelvin, bergeleng-geleng heran dengan tingkahnya.

"Emang bakat jadi dukun temenku satu ini. Koko ada, Don?" tanya Kelvin penasaran

"Beneran gila kamu ya? tiba-tiba tanya Koko segala." jawabku ketus dan masih heran dengan tingkah Kelvin.

"Beneran ini... Jadi gini, Aku barusan dari WC. Biasa stor terus sambil nyalain rokok. Nah tiba-tiba WC sebelah ada yang masuk. Grek. Gak lama kedengeran byur byur byur. Sambil nyanyi gitu. Makin tak dengerin kok suaranya bukan suara laki-laki tapi suara perempuan. Hihihi.... Gua langsung udahan. Terus kabur kemari."
Jelas Kelvin kenapa dia kayak gitu.

"Hadeh... halu itu Kamu, Vin." jawabku gak percaya.

"Sumpah gue gak boong, Don. Nii bulu kuduk gue masih berdiri!"

Srek srek srek

"Kok kayaknya gue denger heboh heboh ada apa ini?" tanya Rahmat yang memegang handukan yang terlihat habis mandi.

"Wkwkwk...." Aku tertawa terbahak-bahak melihat Rahmat ternyata yang habis mandi.

"Dasar bocah bangsat Kamu, Mat!" Melempar bantal ku ke arah Rahmat.

"Hihihihi... Kelvin... Kelvin..." Rahmat kembali mengejek Kelvin yang masih emosi.

Brak

Terdengar suara pintu kamar mandi yang tertutup dengan keras. Sontak Kami terdiam, menelan lidah, dan satu persatu pelan-pelan kembali ke kamar masing-masing.

***


"Vin! Vin! Kelvin Setiawan Ramadhan!"

Tok tok tok

"Hoe! Orang gila bangun! Mau kuliah gak Kamu." teriakku untuk membangunkan Kelvin yang masih belum bangun.

"Vin, udah jam delapan ini!"

Tok tok tok

Klek

"Kamu masih demdam sama semalem! Berisik banget!" jawab Kelvin ketus yang masih mengantuk.

"Ya lagian, orang kalau udah tidur kayak orang mati. Susah banget di bangunin."

Sstt

"Aku kebawah duluan. Gak usah mandi, cuman satu makul (mata kuliah) hari ini." Sambungku sebelum Kelvin sempat jawab.

"Lama ku tinggal!" ancamku pada Kelvin.

"Ayo buruan!" Kelvin yang sudah siap untuk berangkat berlagak.

Kami berangkat berjalan kaki ke kampus. Jarak kos Kami tak terlalu jauh, hanya perlu waktu lima sampai delapan menit sampai kekampus dengan berjalan kaki.

"Kita diruangan berapa, Don?" tanya Kelvin yang tak pernah ingat jadwal kuliah apa lagi ruang kuliah.

"R.308, mata kuliah Pak Johar."

Ting

Bunyi lift yang berhentindan mulai terbuka.

Degg

Aku dikejutkan dengan sesosok perempuan bergaun putih kecoklatan, berambut panjang berdiam, menunduk  di dalam lift yang akan aku tumpangi. Temen-teman yang lain sudah meringsek masuk, Kelvin yang mengenal aku betul menyuruh minta mereka untuk duluan saja. Aku hanya berdiri mematung dan bersiap memutar arah.

"Apalagi hari ini, Don?" bertanya dengan ketus karena harus melewati tangga.

"Hehe... mbak-mbak yang di parkiran bawah lagi mainan lift, Vin." jawabku cengengesan sembari melangkah menuju tangga.

"Lantai tiga lho, Don! Udah cuman mandi parfum, disuruh jalan naik tangga, tiga lantai lagi! Untung Aku tetep ganteng." keluh Kelvin karena harus menemaniku berjalan naik tangga.

"Iya Vin, Kamu ganteng bangett..." jawabku menghibur temanku.

Bisa di bilang Kami berdua memang mempunyai wajah yang cukup membuat banyak wanita naksir. Kelvin dengan rambut sedikit ikal, kulit sawo matang, hidung mancung, dan badan yang porposional membuat Dia terlihat laki banget. Sedangkan Aku dengan kulit kuning langsat, badan cukup tinggi, dan hidung mancung.
Kami bahkan punya julukan "Duo Oppa". Selain Kami memang selalu berdua dimana saja, Kami juga cukup stylish. Walaupun di belakang itu tak sesempurna itu.

"Hoe!" tegur Kelvin

"Don, Kamu kenapa belakangan ini sering bengong saat kuliah?" bisik dia di tengah perkuliahan kepadaku melihat aku yang sedang ngelamun.

"Ee..."

"Stella?" tebak Doni.

"Apaan sih! Enggak lah bukan karena Dia!" jawabku agak kaget dengan tebakan Kelvin.

Setengah benar Kelvin menebaknya, tapi bukan karena Aku yang tak bisa mengungkapkan perasaan kepada Stella. Lebih tepatnya Stella mengingatkan dengan Kak Rara.

***

Gengs...
Semoga gak pada kesel yaa karena tiba-tiba udah kuliah...
Kalau mau aku ceritain dari kecil sampai kuliah ntar ribuan episode selesainya... Hehe
Episode ini buat kita tenang sementara aja. Bau horornya dikit banget yaa? Penulisnya capek merinding tiap nulis sambil bayangin jadi pengen agam slow dulu...
Jangan lupa kritik saran yaa...

Teman KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang