I.

2.1K 161 42
                                    

Halo halo apa kabar minasan😌👋....
Kembali lagi dengan Iorin 😆🤭
Jadi deh cerita baru, tapi gak tau akan ada peminatnya atau nggak 😁
Tapi yah seperti yang author bilang di book yang lalu kl author cuma buang cerita. Oh,, dan cerita ini gak berkaitan sama cerita yang sebelumnya ya..
Selamat membaca.....

______________________________________

"Aku dimana?" Kata seseorang bersurai merah muda yang tengah berdiri di padang rumput di tepi danau dengan air yang berwarna hijau jernih. Di sisi kanan dan kiri danau terdapat pohon-pohon yang tumbuh menjulang tinggi. Di tempat nya berpijak, bisa dilihat danau yang jernih dan juga bunga teratai ungu yang menghiasi permukaan air di sepanjang tepi danau menambah warna pemandangan yang ada.

"Tenn-nii! Tenn-nii ayo cepat kesini" teriak seorang anak dengan surai merah ruby pada seorang anak kecil lainnya yang bersurai merah muda. Anak kecil itu berlari kecil kearah danau.
"Tunggu, Riku. Jangan berlari!" Sahut anak kecil bersurai merah muda menyusul anak yang dipanggil Riku itu.

Dia melihatnya, dua anak yang tertawa bahagia bersama, bermain bersama dengan tawa yang tak pernah luntur membuat nya ikut tersenyum. Ia melangkahkan kakinya menuju dua anak kecil itu, tapi baru satu langkah dia ambil semuanya menjadi gelap. Menengok ke kanan dan kirinya tapi tetap sama... gelap.

Tiba-tiba saja pandangan nya kembali menangkap sosok dua anak kecil tadi, tapi tampak lebih besar dari yang dia lihat tadi. Kini dia ada di dalam rumah yang dulu pernah menjadi miliknya. Rumah penuh kehangatan dan kebahagiaan dengan keluarga kecilnya, bersama ayah, ibu dan adik kecilnya yang paling dia sayangi.

"Tenn-nii" panggilan itu mengalihkan perhatiannya kembali pada dua sosok anak kecil disana.

"Tenn-nii, jangan pergi! Tetaplah disini" anak kecil bersurai merah itu meraih dan menggenggam tangan kiri anak kecil lain bersurai merah muda yang ada disebelahnya.

Anak kecil bersurai merah muda itu melepas genggaman itu perlahan dan pergi tanpa menengok kearah anak kecil bersurai merah, meninggalkan ayah, ibu dan adik kembarnya itu yg hanya menangis tanpa bisa mencegah kepergian salah satu keluarga nya itu. Demi mengejar mimpi menjadi superstar dia meninggalkan keluarga dan adik kembarnya yang lemah.

"Tenn-nii, jangan pergi!" Kata-kata itu terus terlontar tanpa ada balasan sampai siluet kakaknya menghilang. Meninggalkannya dengan rasa sakit, sakit pada hatinya dan juga sakit sesak karena asmanya kambuh.

"Tenn-nii!!"

Teriakan itu membuatnya ingin meraih dan memeluknya. Saat tangannya akan menggapai anak itu, sosok anak kecil itu menghilang.

Pemandangan yang ada pun berganti. Sekarang dia tengah berdiri diantara dua remaja yang duduk berhadapan di sebuah kamar yang didominasi dengan warna merah.

"Aku katakan sekali lagi, Riku tidak cocok berada di dunia ini. Berhentilah menjadi Idol" Satu remaja bersurai merah muda mulai membuka suaranya.

Dilihatnya remaja bersurai merah itu mengepalkan kedua tangannya erat. Raut wajahnya tidak terbaca karena dia menunduk dan surainya menutupi wajahnya. Tidak, tidak, dia tidak ingin melihat ini lagi. Cukup kali itu saja dia melihat adiknya terluka karenanya. Dia tidak mau melihat nya, tapi tidak ada yang berubah.

"Aku kira... " Remaja bersurai merah itu angkat bicara.
"Aku kira saat aku sudah besar dan lebih kuat, Tenn-nii akan memintaku untuk bernyanyi bersama Tenn-nii. Tapi nyatanya...." Suara remaja itu mulai bergetar menahan sesak di dadanya.

"Kenyataannya, Tenn-nii tidak membutuhkan ku"

"Tidak Riku, tidak seperti itu" dia menggelengkan kepalanya menolak perkataan yang terlontar dari mulut remaja bersurai merah itu. Kesedihan itu kembali menggerogoti hatinya. Rasa sakit itu kembali lagi saat melihat adiknya dalam kondisi seperti itu. Dan itu karena dirinya.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang