Prolog !

172 18 1
                                    

 “ darkness is always right behind you ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

darkness is always right behind you



— Hampa.

Ruang hampa yang hanya terlihat gelap gulita di setiap sudut nya, seolah ruang waktu yang tidak memiliki ujung yang nyata

Dingin.

Kesunyian yang membuat bulu roma menegang hanya karena rasa sepi yang menemani dalam ruang gelap itu

Pemuda cantik itu menatap takut takut pada sekeliling nya, inderanya serasa hambar untuk merasakan, bahkan untuk bergerak melangkah ia begitu kesulitan menggerakkan setiap anggota tubuhnya

Bulir keringat yang menuruni kening sampai dagu menandakan sebesar apa ia menekan rasa takutnya

Sendiri, dalam lingkup ruang tak berujung yang amat gelap

Berteriak pun percuma, suaranya seolah tercekat dalam sunyi nya kegelapan

Kamu tau saat rasanya ketika laring suara mu seolah terkunci oleh gembok tak kasap mata, tak akan ada yang mendengar mu

Suara gemerincing mulai terdengar, membuat mata itu melirik waspada pada segala arah, namun tetap saja hanya kegelapan yang terlihat, suara kengerian dari lonceng kematian yang berdenting terasa membuat roh mu di tarik keluar secara paksa

Semakin menyudutkan nya dalam kubangan rasa takut

Ketika rasa putus asa mulai timbul dalam hati, dan rasa takut yang terus menekan, hingga membuat tubuh itu meringkuk dengan gemetar

Sebuah harapan muncul, sinar kecil terang di hadapan nya, yang perlahan membesar dan menarik nya dalam lingkup cahaya

Kegelapan hanya bayangan dari cahaya.







———story play.











Nafas itu memburu, dengan keringat yang membanjiri kening hingga tengkuknya, rambut halus berwarna hazel lembut itu bahkan terlihat lepek

Sampai sebuah sundulan pelan dari arah kiri membuat atensi pemuda manis itu teralihkan

Pada seekor kucing Mainecoon, berwarna hitam dengan mata biru, nampak menatapnya penuh rasa khawatir

“Hay Cleo, terimakasih sudah membangunkan ku” Ujar Jaemin, mengelus sayang kepala sang kucing yang sudah menemaninya sejak ia masih kecil, dan istimewa nya kucing yang di hadiahkan oleh sang ibu bahkan bisa bertahan hingga ia berusia remaja

Ia menolehkan kepalanya pada jam bulat di dinding, sedikit menghela nafas saat jarum pendek berada pada angka setengah delapan.

Ia cukup kesiangan

Memilih melupakan mimpi aneh yang menemani tidur nya selama akhir akhir ini, lalu segera bangkit untuk bersiap menemui teman teman nya.

Tanpa menyadari Kucing miliknya, menatapnya dengan sorot yang tak terbaca.

Terkadang, ada hal yang memang sengaja di sembunyikan dari kita dalam waktu yang lama, hanya untuk menyembunyikan sesuatu yang kemungkinan menuntun kita dalam takdir yang berbeda.

“Hay! ” sapaan riang itu ia lontarkan pada ketiga orang yang sudah menunggunya pada gerbang rumah nya

“Kamu sedikit lama Nana! ” keluh Sunoo yang tadi tengah mendudukan diri pada bagian depan mobil dengan kedua mata yang sedikit mengantuk, ia melompat kecil untuk turun, lantas menghampiri Jaemin dan memeluk lengan pemuda itu untuk menyandarkan kepalanya pada bahu si manis.

Kebiasaan Sunoo jika masih mengantuk, akan begitu manja pada kakak manisnya itu, tapi tak apa Sunoo sudah dirinya anggap sebagai seorang adik manis yang baik

“Maaf maaf, aku sedikit bangun terlambat tadi”

“Sudah terjadi, sekarang lebih baik kita berangkat untuk piknik, sebelum terlalu siang” intrupsi Sunghoon yang tengah bersandar pada pintu mobil “ dan Sunoo bukalah mata mu, cepat masuk ke mobil atau aku tinggal”Sunoo berdecak kesal mendengar ucapan kekasih nya itu, lalu memilih untuk melepaskan pelukan nya dari sang kakak tersayang

sejenak Jaemin memberikan senyum pada Jeno yang sejak tadi diam mengamati mereka, dan pemuda tampan itu membalasnya dengan senyuman tipis

“Cleo tidak ikut?” tanya Sunghoon, saat Jaemin hampir masuk ke dalam mobil di kursi pada samping pengemudi

“Ah? Tidak, Cleo hanya ingin di rumah saja”

“Tumben sekali dia tidak mengikuti mu” Jaemin terkekeh sejenak sebelum menyamankan dirinya pada kursi mobil

“Mungkin dia tidak ingin mengganggu waktu kita” hingga atensi pemuda manis itu teralih pada Jeno yang masih berdiri pada ambang pintu mobil yang terbuka, dengan tatapan yang tengah mengamati entah apa

“Jeno?” Jaemin menyentuh lengan nya, membuat Jeno sedikit tersentak dari lamunan, lalu menatap si manis.

“Ada apa?”

“Ah? Tidak, ayo kita berangkat sekarang” Pemuda itu memberi senyum yakin, segera memasuki mobil dan duduk tepat di samping Jaemin, Jeno lah yang menyetir untuk saat ini

Satu hal masih terngiang dalam pikiran nya

Mengapa Cleo memandangi mereka dari jendela lantai atas dengan pandangan tak bisa di mengerti, sekalipun Cleo adalah seekor kucing dengan keistimewaan yang tak bisa tertebak.









Bersambung.

Sksk aku akan ubah penokohan serta alurnya untuk kedepan nya, karena aku lagi gemes sama sunsun :)

Ligne Du Destin [Nomin Ft Sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang