prolog

68 28 10
                                    

Dua orang duduk di sudut cafe sambil melempar candaan kecil sampai hal yang serius.

"gimana rasanya?" cowok  itu yang  ingin menyuapkan makan kedalam mulutnya terhenti mendengar pertanyaan ambigu orang di depanya.

"maksudnya?" 

"pacaran sama orang jelek?"  gadis itu memperjelas pertanyaan sebelumnya.

"hahaha" ian tertawa "gak enak, sumapah!" sambil mengakat tangan  jarinya membentuk huruf v.

"terus?"

"hei baby ayolah, gue macarin si bianca cuman gara gara taruhan klo gak ya gak mau ngeliatnya aja ogah apalagi pacaran" ujar cowok itu  tampa berpikir dan tampa sadar orang yang mereka bicaran berada tepat di belakang mereka.

Deg air mata bianca seketika menetes mendengar percakapan  pacarnya ah lebih tepatnya laki laki brengsek, semua sudah jelas sangat jelas  bahwa dia hanyalah bahan taruhan dan laki laki itu ah sudahlah.

Kenapa? Kenapa harus aku yang berada di posisi ini serendah itukah aku, pantasakah aku yang menerima semua ini?

Bodoh seharusnya semenjak cowok brengsek itu mendekati ku  harusnya otaku berpikir mana mungkin orang seperti dia suka benaran, ah sial!

Setelah beberapa menit diam di tempat sambil mengenang masa lalu tepat dimana cowok itu memintaku sebagai pacarnya, romantis iya bahkan sangat romantis, semuanya kandas cinta pertama ku yang di impi impikan akan indah ternyata hanya haluan semata.

Setelah puas mendengarkan mereka berdua ya mereka oarang yang duduk berdua di depanya.

"PERDIAN" orang yang dipanggil menoleh tampa ekspresi lalu berdiri "bian" ucapnya kecil hampir tak terdengar.

"kenapa ?" ujarnya sambil menyangga air matanya.

"lu bilang kenapa? Seharusnya lu ngaca bi oh atau di rumah lu gak ada kaca ya! Apa perlu gue beliin lu kaca gede" ujar luna yang tadi hanya diam kini membuka suara dengan pandangan sinis atau bahkan jijik

Oh tuhan kenapa sebegitu menyakitkan omongan orang ini, aku sudah tau dan sangat tau bagaimana fisik ku tampa harus di perjelas.

"bener kata luna lu harus ngaca  gak mungkin orang kayak gue bisa jatuh cinta beneran sama orang kayak lu, gue cakep dan lu BURIK "  penekanan kata burik sangat mencabik hati.

Mata gadis itu sudah berkaca kaca tapi sekuat mungkin ia tahan, air mata ini tidak boleh dilihat orang  jelas akan membuat orang lain merasa menang jika air matanya sampai jatuh.

Orang orang yang berada di cafe hanya menonton  ada yang tertawa dan ada pula menatap ibah dan bahkan ada yang memediokan pertengkaran mereka.

Plak.. Satu tamparan mendarat di pipi kiri cowok berengsek kayak ian.

Setelah itu bi pergi meninggalkan ian dengan wajah maranya "ajing lu udah jelek belagu pula!" triaknya

Bi tidak pemperdulikan perkataan ian, hatinya terlalu sakit menerima semua ini, kakinya ingin cepat cepat pergi dari tempat ini, malu ya jelas bahkan sangat!.

Siapa, siapa yang ingin dilahirkan seperti ini! Pasti setiap wanita  sepertinya bukan hanya setiap wanita tapi seluruh manusia ingin dilahirkan  mempunyai wajah yang menarik, putih, sempurnah.

Bukan, bukan seperti ini udah hitam  bodoh pula komplit penderitaan.

Bi (jelek,hitam Dan Bodoh!)  On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang