bi2

54 24 2
                                    

"Ada banyak hal yang tidak bisa kau lihat, tapi tetap ada, dan bisa kau rasakan"

                                    ***

Suara azan subuh sayup sayup terdengar di telinga, ia mengumpulkan kesadaran lalu bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mandi dan sekalian mengambil air whudu.

Di saat orang lain masih beradu dengan dunia mimpi tapi berbeda dengan bi jika azan sudah berkumandang sengantuk apa pun dan selelap apapun ia akan tetap terbangun untuk melaksanakan shalat.

Shalat adalah sebuah kewajiban yang mau tidak mau harus tetap di tunaikan.

Dua rakaat sudah ia  tunaikan lalu bergegas bersiap siap untuk sekolah, setelah dirasa semuanya udah cukup dia turun kebawah membawah tas  untuk membuat sarapan.

Rumah ini masih sama sepi  bagaimana tidak sepi jika penghuninya hanya dia sendiri.

Ia membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan makan, tidak lupa ia memakai celmek agar banyu pitihnya terlindungi.

Menu pagi hari ini yang akan ia buat adalah perkedel, menu ini tidak akan menghabiskan waktu terlalu lama.

Jam sudah menunjukan pukul 6:02 tapi gadis itu masih sibuk dengan masakanya ntah dia tidak memperhatikan jam atau sengaja berangkat agak siangan.

Mata gadis itu berbinar melihat karya tanganya lalu mencicipi "debak ternyata aku berbakat juga jadi chef" ujarnya bangga

Eeeekk "kenyang" 

Lalu ia memasukan perkedel kedalam taperwer untuk kokom sahabatnya itu sangat menyukai masakan bi.

Ia melirik ke arah jam didnding yang melekat didinding, lalu menepuk kening " mati aku" ia mengambil tas dan berlari menuju jalan raya untuk mencari angkot

"aduh gimana ini" gadis itu kebingungan karena angkot belum juga terlihat sedangkan jam sudah menujukan pukul 6:40

Ia tampak gelisa, bukan takut telat tapi satu yang di takutkan gadis itu pandangan menjijikan dan mulut siswa siswi ketika melihat dia apalagi sekarang ia menjadi perbincangan hangat di sekolah dikarenakan menjadi mantan seorang most wented sekolah.

Filingnya berkata kalo angkot tidak akan datang dalam waktu lima menit, ia memutuskan untuk lari terlebih dahulu nanti kalo ketemu angot lewat baru naik.

Jarak tempuh dari rumah kesekolah lumayan jauh jika berjalan kaki, keringat bercucuran membasahi tubuhnya, sambil sesekali melihat jam tangan yang melingkar di tangan.

Sedikit lagi ia menyemangati dirinya sendiri, jika dilihat penampilanya sekarang bukan seperti orang yang akan berangkat  sekolah tapi lebih tepatnya orang yang pulang dari kebun, keringat bercucuran kerudung yang ia gunakan tak beraturan ketiak basah, baju sudah tidak lagi ditlsetel dalam, serta gadis itu lupa memake kaos kaki.

Huft ia menghembuskan nafas lega ternyata gerbang  belum di tutup "alhamdullilah"  ujarnya  sambil tetap berlali menuji koredor.

Gadis itu menjadi pusat perhatian orang orang, tatapan jijik sangat terlihat jelas
"eh itu ya mantanya ian?"  tanya gadis yang duduk di bangku bersama taman temanya

" masa iya ferdian cowok terkeren seintro sekolah punya mantan kayak dia"

"iya, aku dengar dengar ian macarin dia karena taruahan bukan karena CINTA"

"ya wajarlah mana mungkin ian ganteng bisa suka sama orang kayak dia"

Mereka bertiga tertawa sambil melayangkan tatapan mengejek ke arah bi tapi bi tidak memperdulikan mereka fokusnya cuman satu  ingin cepat cepat masuk kelas.

Bi (jelek,hitam Dan Bodoh!)  On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang