bi 4 koma

51 21 11
                                    

Bau obat obatan tercium di indara penciuman jo ia membuka matanya perlahan.

"jo kamu udah siuman nak" ibunda jo terlihat sangat khwatir  "pa pagil dokter"  ia menyuruh sang suami agar memangil dokter

"ma bi dimana?" suara nya sedikit serak

"jo kamu ga perlu khawatir sama gadis itu, ia sudah di tangani oleh dokter, yang penting itu kamu jo!"

"ga ma! Yang penting itu bi!" mata jo tampak merah

"mama ga tau jo! Nanti kalo kamu sehat kamu boleh jenguk dia"  ratmi membujuk putra sematawayangnya

Jo hanya bisa terdiam  jiwanya berkecamuk dia sangat khawatir dengan bi, seandainya ia tidak memaksa gadis itu untuk ikut bersanya mungkin semuanya gak terjadi "maaf bi" air matanya menetes

"jagoan mama ga boleh nangis kamu itu cowok jo" ratmi mengahpus air mata jo dengan lembut

"tapi ma..." ucapan jo terputus saat dokter dan ayahnya masuk kamar rawat jo.

"saya cek dulu ya" ujar dokter mendekat dan memeriksa detak jantung dan yang lainnya

"gimana dok anak saya?" ujar pahmi papanya jo

Dokter tersenyum "ia  sudah mulai pulih tapi masih butuh beberapa hari disini agar benar benar sembuh  tapi yang membutuhkan waktu yang lama di bagian kaki ini tidak bisa sembuh dalam waktu dekat minimal tiga mingguan baru bisa berjalan dengan normal"

Orang tuanya tersenyum mendengar kabar gembira tapi berbeda dengan jo ia hanya bisa terdiam otak dan hatinya selalu bertanya bagaimana dengan kondisi bi apakah gadis itu baik baik saja?

Dokter pergi meninggalkan ruang rawat jo.

"jo, jo makan dulu sayang mama suapin"  ratmi mebujuk putranya

Jo tidak beriaksi dia hanya diam memandang keluar jendela.

Mama jo mendekat dan mengelus kepala jo "sayang kamu dengar mama?" jo langsung memeluk mamanya dengan erat lalu menangis di pelukanya.

"ma jo  sakit!" hiks hiks

"sakit? Yang mana sayang?" ratmi benar benar khawatir sedangkan  fahmi hanya berdiri di belakang ratmi  ia tidak bisa mengukapkan kesedihanya ia hanya bisa diam 

"disini" jo menunjuk dadanya

Ratmi segera membuka kancing baju rawat jo dan dilihatnya  dada jo tapi dada anaknya tidak ada bekas luka ataupun memar, ah mungkin luka dalam.

"pa pagil dokter cepat mungkin jo luka dalam" fahmi baru mau melangkah

"ma,pa ini lebih dari luka. mama, papa, atau pun dokter gak akan mampu ngeliat luka jo" ujar cowok itu segukan

Ratmi dan fahmi menyeryit tidak mengerti apa yang dimaksud putranya

"ma jo pengen ketemu bi!"

Ratmi mengisyatakan sesuatu lewat mata kepada sang suami.

"jo dengarin papa, nanti kalo jo udah benar benar sehat kamu boleh jengok gadis itu, kamu tenang aja gadis itu ga kenapa napa dia sehat"  perkataan sang papa membuat hatinya sedikit tenang.

Jo mengaguk lalu membarikan tubuhnya lagi "jo mau istirahat" lalu menarik selimut dan memejamkan mata.

"ya udah sayang papa sama mama tunggu di luar"  mama jo mencium kening putranya lalu pergi keluar.

Jo kembali membuka matanya, terpaksa ia berbohong karena ingin menyendiri pikiranya kacau, bayang bayang kecelakaan pada hari itu selalu melintas dipikiranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bi (jelek,hitam Dan Bodoh!)  On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang