05| Sembunyi

17 4 0
                                    


"Dulu tante seumuran kamu, tante udah punya dua anak loh, kamu kapan?" Tante.

"Eh tante tahu gak, tetangga saya seumuran tante udah meninggal loh, tante kapan?" kata Alisa kesal lalu menarik tangan Elga dan Kiara pergi.

"Kenapa kamu nak?" Elga.

"Aku gak bisa liat Bapak nikah lagi, kasian emak" Alisa.

"Aku ikhas mas" Kiara.

1

2

3

KUMENAAAANGGIIIIISSSSS~
MEMBAYANGKAAAAAANN~

*Skip.

===

Perlu di ketahui kalau gua sekarang lagi sarapan buat berangkat sekolah.
Buat kalian yang gak pernah di ingetin sarapan sama siapa pun, nih gua ingetin 'jangan lupa sarapan ya, karna pura pura bahagia juga butuh tanaga'

Oh iya jangan lupa minum ya karna sakitnya juga harus di telen.

Satu lagi jangan lupa bersyukur karna hari ini, menit ini, dan detik ini gua dan kalian yang baca masih di kasih kesempatan buat menghirup karbondi oksida yang telah di saring oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis, yang membutuhkan matahari air dan udara, atau bisa di sebut sebagai oksigen.

"Kiara Mama anter ke sekolah ya?" Mama.

"Gak usah, Kiara bisa naik ojek" Kiara tanpa melihat Mamanya.

"Mama minta supir anterin kamu yah?" Mama.

"Gak perlu" Kiara.

"Jangan Naik ojek, taksi aja ya" Mama.

"Mama urus aja endors Mama, gak usah urus Kiara" Kiara pergi. 

"Kiara tunggu Mama, tunggu KIARAAAA" Mama mengejar Kiara.

Kiara berhenti tanpa melihat Mamanya.

"Kiara udah terlanjur menutupi semuanya dari temen temen Kiara, jadi Kiara mohon sama Mama kerja samanya, selama ini Kiara yang bersembunyi di balik kamera Mama, sekarang giliran Mama yang bersembunyi di balik kebohongan Kiara" Kiara.

Satu satunya hal yang selalu terlintas bahkan singgah di kepala gua adalah kapan semua ini akan berhakhir.

Dan apa yang akan terjadi setelah semuanya terbongkar, akan membaik atau malah memburuk. Seperti luka yang di tutupi perban jika di buka mendapatkan oksigen dan membaik atau sebaliknya jika di buka akan terinfeksi karna kuman dan semakin memburuk.

Entahlah, tapi yang pasti saat ini menutupi semua seolah olah bukan inilah yang terjadi. Seperti main petak umpet, bersembunyi sampai di temukan atau bersembunyi sampai permainan berakhir.

===

"Bau banget lu Lis gak mandi lu yah?" Elga.

"Enggak" Alisa.

"Kenapa? Jorok tahu" Elga.

"Gua lagi marahan sama air, salah siapa gua ajakin ngomong malah diem aja, dingin banget sikapnya kalo sama gua" jawab Alisa sambil bengong.

"Eh Alisa kenapa?" Tanya Kiara berbisik.

"Gak tahu, mungkin di godain Pak Mamat lagi" jawab Elga berbisik.

"Semalamat pagi anak anak" guru masuk.

Gua langsung lari ke depan ke kursi gua, tadi gua duduk di belakang.

"Pulang kampung lu?" Andi.

"Ngomong sekali lagi gua colok mata lu" Kiara.

"Kelas hari ini kita mulai dengan satu pertanyaan" guru.

My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang