Intro✨

1.8K 151 28
                                    

           Abiandra Alterio, ia tidak pernah berfikir bahwa hidupnya akan menjadi seperti ini. Well, memiliki empat kekasih yang menyayangi nya memang lah bukan sesuatu yang merugikan. Hanya saja yang ia takutkan adalah, ketika ia harus memilih salah satu dari mereka suatu hari nanti.

*****

"Andra~ pagi~" Surai kuning itu memeluk sang surai kelabu dengan mesra dari belakang, sementara yang di peluk hanya bergumam sebagai jawaban. "Andra, hari ini jangan keluar rumah ya. Temenin Bhima di sini ya, plis~" Surai kuning bernama Bhima itu menelusup kan wajahnya kepada leher milik kekasihnya.

"Nggak, aku udah ada janji sama Nara, aku nggak mau kalian berantem cuma karena kamu pengen sama aku seharian." Jawab Andra sambil fokus pada masakan, tangannya dengan lihai memotong bawang yang akan ia gunakan untuk membuat nasi goreng.

"Tapi-"

"Nggak Bhima!" Tegas Andra sambil menancapkan pisau pada bawang dengan kesal sehingga mengeluarkan bunyi CTAK-

"Hehehe enggak kok enggak, yaudah aku mandi dulu." Bhima mengecup pipi Andra sekilas lalu berangkat ke kamar mandi.

"Bhima! Tunggu!" Panggil Andra, membuat yang di panggil kembali menunjukkan kepalanya di hadapan Andra.

"Kenapa Andra ku sayang? Mau mandi bareng?" Tanya Bhima jail sambil menunjukkan seringai mesum nya.

"Ngga, najis banget! Udah lah cuma mau ngasih tau aja, kalo mandi di kamar mandi atas. Kamar mandi bawah showernya rusak," jelas Andra kemudian kembali pada masakannya, Bhima pun memutuskan untuk mendekati Andra dulu kemudian mengecup bibirnya singkat.

"Makasih infonya sayangku," Bhima segera berlari sebelum akhirnyaa Andra berteriak,

"BHIMA!! BAWANGNYA TUMPAH SEMUA IH!!"

*****

"Andra! Disini!" Panggil seorang pemuda dengan kemeja berlengan pendek berwarna putih, sambil melambaikan tangannya. Yang dipanggil menoleh kemudian tersenyum senang.

"Nara, udah lama nunggu di sini?" Tanya Andra seraya membenarkan rambutnya yang agak berantakan.

"Lama banget, sampe pegel banget kaki gw, tanggung jawab lu." Ketus Nara mendelik, mata sipitnya memicing sebal, hal itu membuat Andra cemberut.

"Maaf Nar, kan Andra harus masak sarapan dulu buat Bhima." Andra menjelaskan sambil mengerucutkan bibirnya, matanya memancarkan rasa bersalah. Jari jarinya bergerak acak bertanda gugup. Sedangkan lawan bicaranya justru menahan tawa gemas melihat kekasihnya bersikap seperti itu.

"Serius banget kang," Andra dengan refleks hendak melayangkan pukulannya pada Nara, namun tepat sebelum kepalan tangannya mengenai bahu Nara, Nara menahan tangan Andra dan menariknya mendekat kemudian mengecup bibir Andra sekilas.

Wajah Andra mendadak memerah sampai ke telinga, kepalanya ia jatuhkan pada bahu Nara. Nara yang melihat  terkekeh gemas. "Ini di tempat umum tolol!" Andra makin menundukkan kepalanya karena malu.

*****

"Andra, kenapa? Kok lesu banget hm?" Tanya Arza ketika melihat kekasihnya tidak bersemangat padahal di hadapannya ada makanan yang menunggu untuk di makan. Yang di ajak bicara tidak menjawab dan tetap memasang ekspresi wajah yang sama.

"Andra, tolong pertanyaan kak Arza nya di jawab," kata si surai putih sambil menyentil kepala sang surai kelabu, sontak hal itu membuatnya mengaduh kesakitan. "Lain kali kalo kak Arza tanya, tolong di jawab Andra." Kata Arza penuh penekanan pada setiap kata yang Ia ucapkan.

"Maaf kak, Andra lagi bingung sama tugas nih, kepala aku rasanya kepingin pecah saking pusingnya." Begitu lah keluhan yang keluar dari mulut pemuda bermanik kelabu itu, dagunya ia tempatkan di meja saking tidak mood mengangkat kepalanya.

Tangan Arza tergerak perlahan menyentuh surai Andra kemudian mengusap nya perlahan, wajah Andra sedikit memerah di perlakukan seperti itu. Di tambah lagi pemuda di hadapannya menunjukkan senyuman yang jarang ia tunjukkan pada orang lain.

"Jangan terlalu difikirkan, kalo Andra butuh bantuan, kakak mau bantu kok." Ujar Arza lembut, membuat yang lebih muda ikut tersenyum manis.

"Hehe, makasih kak Arza."

*****

"Romi!!" Andra dengan semangat menerjang kekasih nya yang sedang duduk di depan televisi dari depan, yang di terjang ingin marah tapi tidak bisa.

"Andra, kamu berat tau." Keluh Romi karena Andra duduk di pangkuan nya, perkataan Romi membuat Andra kesal kemudian menjitak kepala si surai raven. "Aw-kok aku nya di pukul?!"

"Hmph- dasar gabisa apa bohong dikit biar aku seneng." Andra memalingkan wajahnya sambil mempoutkan bibirnya, Romi kan jadi gemas sendiri.

"Iya yaudah terserah, kalo mau di pangkuan aku jangan lama lama, berat serius deh gak bohong." Kalimat itu keluar dari mulut Romi dengan lancarnya, sementara Andra makin kesal.

"Romi!!"

"Iya iya nggak ngomong lagi deh." Romi dan Andra kemudian terdiam sesaat, manik mereka terkunci satu sama lain. Sampai akhirnya Romi tergerak untuk berbicara.

"Rambut mu masih basah Andra, sini ku keringkan." Romi meraih handuk di kepala Andra dan mulai mengeringkan rambut Andra yang masih berada di pangkuan nya dengan lembut, Andra tersenyum senang sedangkan Romi sedang menahan gemas.

"Romi~ kenapa pake masker di dalam rumah?" Tanya Andra sambil menarik sedikit masker Romi, membuat Romi sebal

"Diam Andra, jangan banyak bergerak. Aku lagi ngeringin rambut kamu tau," omel Romi yang kesulitan karena Andra terus menarik narik maskernya.

Ilustrasi :

Credits : @/toragara_ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Credits : @/toragara_ 


******
A/N

Oke jadi yang tadi itu cuplikan antara hubungan mereka...

Bagi yang merasa tidak srek-
Dengan pairing kalian, silahkan berhenti membaca.

Karena ini cerita saya, terimakasih ✨❤️

- Irina

Four Boyfriend'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang