Dylan 03. Terabaikan.

137 16 0
                                    

Sekali aku jatuh bahkan untuk kedua kalinya aku terjatuh lagi dan lagi, tujuanku tetap sama yaitu membuatmu bangkit kembali dari masa lalu.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Dylan 03. Terabaikan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***

Dylan keluar dari ruang BK bersamaan dengan David. Mereka berdua telah melakukan kesalahan yaitu terlambat datang sekolah. Mereka berjalan beriringan. Dylan berjalan dengan wajah datar sembari memasukan kedua tangannya kedalam kantung celana seragamnya. Sudah satu jam pelajaran mereka menghabiskan waktu di ruang BK dengan segala ceramah khas dari Pak Yono.

“Udah tua masih aja suka di kibulin murid sendiri.” ujar David di iringi tawa pelan.

“Nanggung nih Lan bentar lagi pelajaran Bu Widi selesai. Kantin aja dulu yuk, laper binggo gue.” Dylan tak mengiyakan namun langkahnya mengikuti David sampai kantin.

Pada saat Dylan dan David sudah sampai kantin, Dylan melihat Raya—dengan baju olahraga yang kedodoran sedang membeli minum. Rambut gadis itu sengaja di kucir kuda. Sedikit peluh keringat masih kentara pada bagian leher dan pipinya. Dylan mengacuhkan gadis itu dan terus melangkah menuju meja favoritnya. Yaitu belakang pojok dekat sekali kedai Mang Ujo.

“Budhe, David pesen soto kaya biasa. Gak pake kupat ya Budhe.” teriak David memesan makanan pada Budhe, kedainya tepat disebelah kedai Mang Ujo.

“Siap bang ganteng.” Budhe mengacungkan jempol lalu tatapannya beralih pada Dylan. “Nak Dylan juga mau soto kaya nak David?” tawar Budhe. Dylan mengangguk tipis.

Kemudian Budhe menyiapkan pesanan untuk mereka berdua. Dylan memainkan ponsel tanpa sadar sebuah kantung kresek berisi roti sudah ada didepannya. Gadis beramput kucir kuda sudah duduk di hadapannya dengan menyeriput susu coklat.

Raya tersadar jika Dylan menatapnya dingin langsung mengangkat sebelah alisnya. “Apa? Lo mau? Nih ambil.” Raya menyerahkan sebungkus roti sandwich kepada Dylan.

Cowok itu masih menatap Raya dingin. Tatapannya menusuk membuat Raya bergidik tapi gadis itu berpegang teguh tak takut dengan tatapan Dylan. Malah perempuan itu menatapnya balik.

“Iya-iya ntar gue balik. Tapi gue numpang duduk bentar disini. Cape tau abis olahraga!” keluh Raya tetapi ucapannya tak di perdulikan oleh Dylan.

“Cape ya Ray. Mau gue pijitin gak,” goda David seraya melirik Dylan.

Raya tertawa kikuk. “Ah gausah. Gue gapapa kok. Cuma mau liat pangeran kuda putih gue.” ujar Raya menopang dagunya sembari menatap Dylan.

 [✔] DylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang