Mencekam
n. Menggenggam
-
Kamu akan mulai dikecewakan oleh seseorang yang kamu percayai.
Percayalah.--
Hujan.
Adalah ketika air turun dari langit membawa kenangan yang dapat mengakibatkan suasana melow seketika dan berkepanjangan.Dingin.
Adalah waktu paling indah jika dihabiskan di atas kasur berselimut tebal sambil rebahan dan menghalukan cogan-cogan.Setelah pulang kerja kelompok dari cafe yang ternyata baru selesai jam 8 malam karena kebanyakan ghibah daripada mikirnya, gue langsung mandi dan makan. Karena faktanya, ghibah benar-benar menguras tenaga yang mengakibatkan cepat lapar dan berkeringat.
Habis makan niatnya gue mau menyelesaikan power point yang tinggal ngepaste video saja. Tapi turunnya hujan yang begitu deras dan cuaca yang dingin membuat gue merasakan nikmatnya rebahan di atas kasur untuk sesaat.
Sampai ketika tiba-tiba suara petir menggelegar. Membuat gue yang lagi rebahan langsung terlonjak kaget sambil manggil mama. Membuat si Anna yang kayaknya lagi tidur di kamar sebelah nangis. Membuat Alesa yang lagi belajar menjerit ketakutan manggil-manggil Mama.
Sedangkan Mama yang lagi makan di dapur keselek karena kaget dengan suara anak-anaknya yang memanggil secara bersamaan sama seperti suara petir.
Setelah minum, Mama langsung menyalakan senter dari HPnya dan menemui Alessa di ruang keluarga. Dari sana, Mama langsung menghampiri Anna yang menjerit nangis tanpa henti lalu ke kamar gue.
Gue yang terakhir dan selalu jadi yang terakhir.
"Nyalain lampu LED kamu napa Ta"
"Gak bisa Ma, belum di charger"
"Mama kan sering bilang, abis dipake tuh langsung charger lagi"
"Lupa Ma"
"Yaudah itu HP kamu senternya nyalain"
"Udah mati. Lowbat pas aku pulang dari cafe"
Entah mengapa, sesuatu selalu saja menghilang saat dibutuhkan.
Hal sepele selalu saja menjadi hambatan saat terdesak.
Dan kebiasaan baik selalu terlupakan saat darurat."Mama Lesa takut"
Gue bisa dengar suara Alesa yang gemetar karena ketakutan. Wajar saja, selain suasana rumah yang gelap dan cuaca sedang hujan petir, saat ini rumah mewah gue cuma berisi 4 cewek kecil.Karena hujan tak kunjung reda, petir dan angin juga masih nyaman bersapaan, akhirnya kita cuma bisa rebahan di atas kasur yang semakin larut malam semakin membawa kenyamanan menuju dunia mimpi.
Kita tertidur.
Untungnya, kasur gue ini muat untuk empat orang, meski harus berdempetan. Gue sama Mama di sisi, Anna sama Alesa di tengah.Tanpa tahu kalau ada sosok tinggi masuk ke rumah karena pintu yang tidak dikunci. Membawa senjata tajam berupa linggis dan kantong besar seperti karung.
Tap... Tap... Tap...
Krekk...
"Kak, anter pipis dong. Lesa kebelet banget nih"
Alesa menggoyang-goyangkan lengan gue supaya bangun."Ih serem Sa. Kalo ada petir gimana? Terus gelap lagi. Tahan aja ya"
"Gakuat kak" dengan mata ngantuk, gue bisa lihat melasnya muka Alesa menahan pipis.
Dengan sangat terpaksa, gue ambil HP Mama dan nganter si Alesa ke kamar mandi.
Tap... Tap... Tap...
Gue bisa dengar ada suara langkah kaki. Gue lagi diam nungguin Alesa yang pipis, jadi gue kira itu pasti Mama.
Ketika gue mau balik ke kamar, gue bisa lihat di lantai bawah ada seseorang yang berpakaian serba hitam lagi buka-buka laci. Mungkin itu papa yang baru pulang dan lagi cari lampu LED atau senter.
"Pa"
Dia berbalik. Dia melihat ke arah gue, pakai topeng yang hanya memperlihatkan matanya, badannya tinggi dan besar. Detik itu juga gue sadar dan yakin itu bukan papa.
"Siapa Lo?!"
Dengan gerakan tergesa, dia mengambil sebuah benda panjang dekat kakinya dan berlari ke arah gue.
"Sa! Cepet lari ke kamar Sa!"
Dengan menarik tangan Alesa, gue lari sekencang mungkin. HP mama jatuh karena gue panik. Namun, gue lupa kalau adik gue merupakan kembarannya siput versi manusia.
"Cepetan Sa!" Teriak gue.
Selain lambat, kaki Alesa yang lebih pendek daripada gue membuat tengan dia tertangkap oleh orang itu ketika tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu.
"Lesa!"
"Kakak!"
Pegangan tangan gue ke Alesa terputus karena Alesa ditarik orang itu, dia langsung membekap mulut Alesa dengan sapu tangan yang beberapa saat kemudian membuat Alesa terkulai pingsan yang tadinya meronta-ronta.
"Lepasin adek gue!"
Gue mau maju dan melawan, namun orang itu menyodorkan linggis ke arah gue "diam atau adikmu saya jatuhkan" katanya sambil mendekatkan tubuh Alesa ke arah tangga.
Gue langsung membekap mulut gue sendiri, memaksa untuk diam dan jangan teriak agar orang itu tidak menjatuhkan Alesa. Gue panik, gue udah nangis dan berteriak "jangan macem-macem" dalam hati melihat Alesa dimasukkan ke dalam karung.
Gue menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat orang itu menarik karung yang membungkus Alesa ke tepi tangga. Kencangnya suara petir dan derasnya hujan meredam jeritan gue ketika gue melihat karung yang membungkus Alesa dijatuhkan ke tangga. Menggelinding. Dan setiap turunnya Alesa dari satu tangga ke tangga lain hingga lantai bawah menimbulkan suara yang benar-benar memukul hati gue.
Kilatan petir yang sinarnya menembus jendela memberi gue kesempatan untuk melihat darah yang keluar dari dalam karung.
Gue memang selalu tersakiti sama Mama yang selalu menyuruh gue mengalah dan gak pernah belain gue. Gue juga selalu iri dan marah sama adik-adik gue yang gue rasa lebih disayang Mama daripada gue. Tapi gue tetap sayang mereka.
Dan ini pertama kalinya gue melihat kekerasan dan pembunuhan, apalagi terjadi sama adik gue, orang yang gue sayang. Gue syok.
Rasa marah dan ketakutan menyelimuti gue ketika gue melihat orang itu mendekat dan menyodorkan linggisnya ke arah gue.
Matanya yang berada dibalik topeng seolah berkata 'sekarang giliranmu'Perlahan namun pasti, orang itu mengangakat linggis dan mengarahkannya ke kepala gue lalu
"AAAAAAAAA!!!!!!!"
_&_
Gue galau banget nulis part ini.
Gue gak tau kalian dapet feelnya apa engga pas baca part ini, tapi gue nulis ini bener-bener sambil ngebayangin dan rasanya tuh kayak...Nano-nano gitu:v
Btw, gue udah bilang ya di awal mau UPDATE TIAP HARI.
Semoga istiqomah deh, dan yang pasti semoga ada kuota wkwk
Btw, kalian ini makhluk sosial
Jangan lupa berkegiatan yaOiya, tetep ingetin ya kalau ada kata yang typo atau gak sesuai sama KBBI
Thx n ily
Lagi ngegalau soal masa depan
Di atas kasur kamar belakang
26August2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Strong Sulung
Teen FictionKisah perjuangan memendam rasa sang anak pertama. Berkorban waktu, mengalah tentang apa saja, dan mencari setitik kebahagiaan diantara ketidak adilannya hidup sebagai anak pertama. Termasuk kasih sayang. Stay Strong Sulung. Semoga kekuatan selalu d...