Chapter 4 - My Driver -

187 36 0
                                    

"3.59pm. Aku tidak terlambat kan."
.
.
.
"Look, disini jam 4 lewat 55 detik. Kau ter-lam- bat." Gadis bermata coklat itu pun kemudian masuk ke dalam mobil. "Menunggu apa ? Let's go drive the car."
.
.
.
Hari yang tak akan lagi sama. Warna menyeruak secara perlahan layaknya Sang Pemberontak.
.
.
.
Topkapi Palace. Disinilah mereka sekarang. Salah satu tempat bersejarah di Turki. Tempat yang menjadi Istana Sultan Utsmaniyah selama 600tahun dan kini telah berubah menjadi museum. Disini pulalah terdapat peninggalan Pedang dan juga Jubah Rasulullah SAW. Tidak heran jika tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik akan nilai-nilai sejarah.
.
.
.
"Kenapa tidak masuk?"
.
.
.
"Tidak perlu. Karena tujuan kita yang sebenarnya bukan kesini."
.
.
.
"Lalu untuk apa kita kesini?"
.
.
.
"Tugas mu hanya menjadi driver ku bukan menjadi badan investigasi."
.
.
.
Tiba-tiba
.
.
.
"Rachel." Gadis cantik dengan balutan dress putih datang menghampiri.
.
.
.
"Stella. Finally. I miss youu so muchhhh."
.
.
.
"Miss you too. Honey bunny."

Dan kedua gadis itu pun berpelukan dengan wajah senangnya karena sudah lama tidak bertemu. Ya, Stella adalah teman Rachel semasa Senior High' School.
.
.
.
"Wait. Who? Your Boyfriend?" Tatapan mata Stella pun mengarah pada sosok Farrel yang masih berdiri disamping pintu mobil.
.
.
.
"Of course not. He is my driver."
.
.
.
"Seriously!! But, he is so handsome."
.
.
.
"I think, your eyes have a problem."
.
.
.
Seolah tak peduli, Stella justru mendekati Farrel. "Hi, my name is Stella." Gadis blasteran Korea - USA itupun mengulurkan tangannya kepada Farrel sebagai bentuk salam perkenalan.
.
.
.
"I'm farrel."
.
.
.
Tak ada balasan sambutan uluran tangan dari Farrel. Yang Ia lakukan hanya memberikan senyuman dan salam perkenalan tangan tanpa menyentuh. Stella pun tak merasa tersinggung Ia justru terkesan dengan sikap Farrel.
.
.
.
"Yakışıklısın."
.
.
.
"Teşekkür ederim, ama yakışıklı hissetmiyorum." Farrel pun kembali menjawab nya dengan seulas senyuman.
.
.
.
"Bisakah kalian tidak usah menyombongkan diri pandai bahasa Turki." Rachel yang merasa diabaikan pun memotong pembicaraan mereka. "Ayo berangkat nanti kita tidak dapat view sunsetnya." Dan Ia pun kembali masuk mobil dengan wajah datarnya.
.
.
.
Langit sore yang begitu indah. Burung camar kian menari membelah Surya. Tawa canda insan manusia menikmati dunia.
.
.
.
Sudah 1 jam lebih mereka disini. Selat Bosphorus yang menyatukan antara Benua Eropa dan Benua Asia. Farrel pun kembali mendapatkan tugas sebagai photografer dadakan. Meski selalu mendapatkan protes karena hasilnya tidak memuaskan tetapi tetap saja Farrel didapuk sebagai photografer. Dan setelah puas berfoto mereka pun memutuskan untuk makan.
.
.
.
"This is for you." Stella pun terlihat memberikan kudapan kepada Farrel yang sedang merapikan barang - barang ke mobil.
.
.
.
"Thanks. But I'm fasting."
.
.
.
"Ahh... Im so sorry."
.
.
.
"Nope."
.
.
.
"Kenapa tidak bilang dari awal kalau kamu puasa. Kan kami jadi tidak usah repot-repot membelikan mu makanan. Tanggung jawab." Rachel pun tiba-tiba datang dan menyalangkan protesnya.
.
.
.
Mendengar perkataan Rachel tak ada sedikitpun rasa kesal dalam diri Farrel. Ia justru mengulas senyum dan mengambil makanan tersebut dari tangan Stella. "Wait a minute." Kemudian Farrel pun melangkah kakinya menuju seseorang disebrang jalan. Ya, Farrel menghampiri petugas keamanan ditempat itu. Disana Ia terlihat berbincang-bincang dan memberikan makanan itu sambil tersenyum.
.
.
.
"He is very kind." Decak kagum pun tak dapat disembunyikan oleh Stella terhadap sosok Farrel.
.
.
.
Sementara Rachel. Gadis itu hanya diam seribu bahasa. Sampai akhirnya. "Farrel Kian Zy its time to go!!"
.
.
.
Mendengar teriakan Rachel, seketika Farrel pun menghentikan berbincang nya dan kembali menghampiri kedua gadis blasteran itu.
.
.
.
"Maaf karena aku...
.
.
.
"Kita ke Babel."
.
.
.
"Apa? Tapi itu tempat...
.
.
.
"Tidak ada bantahan."
.
.
.

Topkopi Palace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Topkopi Palace

The Beginning of the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang