°Murid Baru

1.4K 216 49
                                    

Jisung memasuki ruang kelas dengan riang. Bahkan saking bagusnya suasana hati si Marga Han, membuatnya menyenandungkan lagu dari salah satu grup ternama di negaranya.

"....nae ujuneun jeonbu neoya."

Dengan langkah pasti, ia mulai mengikis jarak menuju salah satu bangku yang letaknya di dekat jendela. Senyum lebar di wajahnya perlahan luntur tatkala didapatinya wajah manis Seungmin yang nampak mendung.

"Kau kenapa?" Tanya Jisung to the point, membuat Seungmin yang tadinya asyik memandangi pemandangan di luar kelas menolehkan kepalanya. "No problem!" Jawabnya datar.

Lelaki Han yang pada dasarnya adalah salah satu manusia dengan rasa keingintahuan yang tinggi memicingkan matanya, menatap tajam yang lebih muda, dengan rahang yang mengeras. "Aku tahu kau berbohong." Tukasnya mengintimidasi.

Seungmin menghela napas panjang, menatap sayu sang sahabat. Otaknya mulai menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakan kejadian menjengkelkan dan memalukan pagi tadi atau tetap berkilah. Bukannya Seungmin tak mempercayai yang lebih tua lima hari, hanya sama keadaan kelas yang mulai ramai membuatnya bimbang. "Kau taㅡ"

Baru saja hendak bercerita, langkah kaki tergesa yang bergema di koridor membuat keduanya mendecih. Rupanya bel masuk berbunyi, dan ada salah satu tenaga pengajar yang memasuki kelas mereka.

"Berdiri!"
"...."
"Memberi salam!"
"SELAMAT PAGI PAK GURU!!"

Semua siswa mengikuti intruksi sang ketua kelas. mereka membungkuk ke arah pria paruh baya yang tersenyum cerah di podium. "Ah, iya selamat pagi anak-anak!"

Seungmin merapikan mejanya, begitupun siswa lainnya setelah mendapat seruan agar duduk. Fokus mereka kembali kepada sang Guru.

"Ah, bapak tidak akan berbasa-basi, karena sekolah kita kedatangan salah satu siswa transfer yang berprestasi dari SMA Apgeujeong."

Pengumuman dari Guru Jung membuat para siswa berdecak kagum. Seungmin menggelengkan kepalanya berkali-kali, kemudian menyunggingkan senyum manis tak percaya. Sementara di bangku depan, Jisung menaik-turunkan alisnya menggoda, seakan mengejek Seungmin yang ia tahu sempat tak percaya atas topik hangat yang tadi pagi ia dan Felix hebohkan.

"Kami benar, kan? Aku yakin dia akan menjadi teman baik kita.."

Seungmin tertawa kecil, mengundang atensi siswa lain yang memang mengagumi sosoknya. Sementara Guru Jung sendiri turut terkekeh, karena tawa merdu salah satu ace terbaik sekolah begitu menular. "Wah, sepertinya Murid Kim begitu antusias ya menyambut teman baru.."

"Ah, Pak Guru bisa saja." Seloroh Seungmin disambut tawa kecil siswa lain.

Kehangatan itu mendadak terpecah tatkala seseorang dengan seragam sekolah yang berbeda mengetuk pintu kelas, membungkuk ke arah sang Guru, berlanjut memasuki ruangan itu setelah dipersilahkan.

Senyum tipis ia sunggingkan. Sementara netranya terpaku pada sosok yang saat ini sesang asyik dengan alat tulisnya sejenak, sembari tersenyum manis.

"...ya, silahkan Murid Hwang untuk memperkenalkan diri.."

Bersamaan dengan itu, Seungmin mendongak, karena ia tahu akan sangat tidak sopan karena ia tak acuh dengan eksistensi teman barunya di kelas. Namun, raut wajahnya berubah drastis begitu irisnya merekam refleksi wajah yang membuat paginya hancur.

"Hwang Hyunjin, transfer dari SMA Apgeujeong." Suara agak serak itu cukup membuat Seungmin merinding. "Kalian boleh memanggilku Hyunjin, mohon bimbingannya..."

Perkenalan itu bersambut riuh. Apalagi visual sang murid baru begitu memukau. Ia membungkuk, menanggapi salam teman sekelasnya dengan anggukan kecil.

"...nah, Murid Hwang, kau duduk di samping Kim Seungmin."

A-apa?

Seungmin baru saja hendak melayangkan protes, namun terpaksa urung mengingat dirinya saja yang belum mendapat partner.

Hyunjin melangkah penuh percaya diri, dengan wajah dingin yang membuat siswa lain nampak berpikir dua kali hanya untuk mengajaknya untuk larut dengan konversasi yang mereka buka.

Begitu ia menduduki bangku kosong di sebelah Seungmin, wajah itu berubah ekspresi, dan Seungmin berani bersumpah demi mendiang Nenek Buyutnya jika ekspresi Hyunjin kali ini begitu menyebalkan.

"Hi, sweetheart! Nice to see you again, hon.." bisik Hyunjin menggoda membuat Seungmin nyaris menghantamkan kamus miliknya.

"Apa maumu, sialan?" Bisik Seungmin, tak ingin teman-temannya terganggu atas kata kasar yang baru saja terlontar. "Kau bahkan belum meminta maaf kepadaku!" Desisnya tajam.

Hyunjin melirik keadaan sekitar, merasa mendapat jackpot karena yang lain fokus dengan tugas yang ditinggalkan Guru Jung beberapa menit yang lalu. Senyum congkak kembali ia sunggingkan, dengan jemari panjang yang ia gunakan untuk menyangga rahang milik si Manis Kim.

Chu.

Lagi.

Hyunjin melumat kecil cherry merekah  submisif di hadapannya. Setelahnya ia usap sisa saliva yang tertinggal di sudut bibir Seungmin, bahkan tak segan menjilat bibir bawah si Marga Kim. "I want you!"

Ujarnya santai sembari menenteng buku paket miliknya. Tak lupa dirinya berdiri, kemudian meninggalkan ruang kelas, tak peduli dengan raut heran siswa lainnya.

"Jika Pak Jung mencariku, aku ada di rooftop untuk mengerjakan latihan."

Srak.

Pintu tertutup.

Keadaan hening sejenak, sebelum lengkingan kesal Kim Seungmin memecahkannya.

"KURANG AJAR KAU HWANG HYUNJIN!!!!"

Di koridor, Dominan Hwang terkekeh tipis mendengar sayup-sayup jeritan dari seseorang yang menarik atensinya dengan teramat sangat.

"Ah, bibirnya begitu candu."

[Rambling's Area]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Rambling's Area]

Maaf, ya update terus.
Mumpung ide lagi lancar dan kebetulan pengin cepat kelar.
Kritik dan saran diharapkan.
Terima kasih!

『Hello Stranger』[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang