1 - Night.

30 7 0
                                    


.
.
.


Udara malam sangat terasa kali ini, hujan yang turun tadi cukup deras, seakan beradu untuk tau siapa yang paling cepat turun ke bumi. Bau tanah yang terkena air hujan menjadi salah satu ketenangan setiap kali menghirup nafas dalam. Rintikan kecil masih terdengar, memang belum sepenuhnya reda.

Badan ringkih berjalan perlahan, mengeratkan pelukan pada jaket yang sudah 3 tahun terakhir menemaninya, sayangnya tak ada penutup kepala sehingga surai hitamnya menjadi sedikit basah. Wajah cantiknya seperti bertolak belakang dengan raut lelah dan sakit yang terlihat secara bersamaan, mata sayu yang belakangan terlihat berbeda, 5 tahun bukan waktu yang singkat.

.
.
.

Semua mata menatapnya dengan tatapan itu lagi, dia sangat tau dia gadis yang tak pantas mendapat suatu penghormatan, seakan kamus 'menghargai wanita' tak lagi bisa di jadikan alasan bila mendapat suatu perlakuan tak adil. Selain atensi mereka, kenyataan bahwa sebuah kalimat yang sering mereka lontarkan sangat menyakitkan pula bahkan untuk orang sepertinya.

"Makanya pakeannya yang bener neng, gimana gak di godain kalo gitu, pantes sih jadi pelacur"

Seperti belati menusuk ulu hati, kalimat yang sering sekali terlontar untuknya, padahal mereka tak tau alur hidup seperti apa yang sudah ia lewati, tetapi seakan mereka mengetahui semuanya. Apa tak ada kesempatan untuknya menerima bahagia setelah apa yg sudah dilewati? Atau memang ia terlahir hanya untuk sekedar mendapat caci maki?


Bersambung . . .

UNTRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang