awal

33 5 15
                                    

semoga jari kalian tergelincir mencet tombol bintang di kiri bawahh, aminn😁

⚛️

bremmm, bremm
bremm...
bremm, bremm...

"siap,...sedia,...mulai!"
Seorang gadis cantik mengangkat bendera berwarna putih diikuti suara motor yang langsung melaju dengan kecepatan paling tinggi yang mereka bisa. Orang-orang berteriak dengan riuhnya, bertepuk tangan menonton balapan motor itu. Jam yang sudah menunjukkan tengah malam tidak mereka hiraukan, merasa menjadi kelelawar yang mencari makan dimalam hari.

"X1, X1, X1,...Anggara... Anggara... Anggara..."  suara penonton riuh memanggil nama idola mereka.

sedangkan kedua motor itu tampak saling mengejar, tidak ada yang mau kalah. Sepanjang perjalanan mereka berebut tempat untuk menjadi yang paling depan, kemudian melihat kebelakang seolah mengejek lawannya. Ditambah lagi saat garis Finish sudah ada di depan mata, keduanya menambah kecepatan mereka. Bagi orang yang tidak biasa melihat mungkin akan bergidik ngeri melihat kecepatan mereka.

"Huuuu..." penonton kecewa. Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. keduanya sampai di garis finish secara bersamaan.
pertandingan tersebut berakhir seri, menunjukkan keduanya sama-sama hebat.

"Arghhhh, gue gak terima. Masa gue kalah sama dia sihh." Ucap Anggara, orang yang diteriaki tadi, sambil melepaskan helm yang dipakainya.

"Sabar Bro, sabar. ini cobaan buat lo." kata Yudis, sahabat Anggara, sambil menepuk pundak Anggara.

Anggara memilih pergi menemui lawannya yang masih setia duduk di atas motornya tanpa mau membuka helmnya.

"Buka helm lo." Anggara berkata dengan dinginnya. Namun orang tersebut tidak mendengarkan, malah lebih memilih menghidupkan motornya. Tanpa aba-aba, orang itu langsung pergi meninggalkan Anggara yang bengong ditempatnya.

"Itu anak songong banget ya. Gaada sopan santunnya. Emang gak ada yang tau itu siapa? gak pernah buka helm gitu?" kata Anggara kepada sohib-sohibnya.

"Santai Bro. Gak ada yang tau dia siapa, makanya dipanggil X1." Kata Ezra, lelaki bertubuh tinggi, paling tinggi diantara kelima sohib itu.

"kaya elo sopan aja. tapi tunggu dulu, kok bisa dia punya fans?" kata Maxtin, lelaki yang memiliki wajah campuran Jerman indonesia, makanya sering dipanggil jerindo.

"Orang dia keren gitu. Anggara aja kalah balapan sama dia." Kali ini Razana yang bicara.

"Bukan kalah, tapi seri." kata Anggara jutek.

"Hah, sama doang kali." kata Razana lagi.

"Udah ah. Bodo amat. Gue mau pulang." kata Anggara cuek, berjalan ke arah motornya dan langsung tancap gas meninggalkan sohib-sohibnya.

"Gak sopan banget." kata Maxtin

"Udah biasa." kata Razana yang langsung menyusul Anggara. "Gue duluan." katanya sambil melajukan motornya.

"bubar" kata Ezra yang langsung diangguki Yudis, dan Maxtin.

⚛️

kringgggg... kringggg... kringggg
Suara alarm itu sudah terdengar sejak lima belas menit yang lalu. Namun seorang gadis yang sedang meringkuk dibawah selimut itu menggeliat dalam tidurnya, enggan untuk sekedar membuka mata.

"enghhh, ribut banget sih." akhirnya alarm itu berfungsi juga. Diliriknya jam yang ada di nakas samping tempat tidurnya, matanya melebar dan seketika itu juga dia langsung berlari mengambil handuk dan langsung berlari keluar kamar kostnya yang hanya berukuran 3 kali 3 meter itu.

AnggaloviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang