Im Yours - 2

6.8K 353 19
                                    

Jam menunjukkan pukul 23.20, ketika Atalie baru tiba di rumah kontrakan. Tubuhnya terasa lelah dia ingin mandi tapi merasakan dingin. Atalie memutuskan mengganti pakaian dan mencuci wajah lalu kembali duduk di ruang tamu.

Meraih plastik mengeluarkan nasi lengkap dengan lauk sederhana dibelinya tadi. Matanya terasa mengantuk tapi perutnya begitu lapar pelanggan restoran hari ini ramai. Dia kewalahan melayani bahkan juga ikut membantu temannya di belakang untuk cuci piring.

Atalie makan dengan lahap sekilas dia teringat kejadian saat Jennifer dan Kevin bertengkar. Gadis itu tersenyum bingung kenapa sahabatnya serta Kevin musuhan? Tapi mereka terlihat menggemaskan saat beradu mulut contohnya seperti tadi di kampus. Padahal jika dipikir-pikir keduanya itu sebenarnya tampak serasi menjalin suatu hubungan pertemanan. Atalie pernah mengatakan hal ini kepada Jennifer jika ide untuk berteman dengan Kevin adalah sesuatu hal bagus. Bukannya menyetujui idenya dia justru mendapatkan cubitan gemas oleh Jennifer di kedua pipinya secara banyak.

➖➖➖

"Lelah banget ya, Ta?"

Atalie mengangguk senyum.

"Kasihan kali sahabat gue tapi tenang aja, hari ini hanya satu mata kuliah. Abis itu lo bisa pulang dan istirahat sebelum lanjut kerja sore."

3 jam terkurung dalam kelas akuntansi akhirnya Atalie dan Jennifer bernapas lega. Mereka berjalan keluar kelas menuju parkiran sepeda Atalie.

"Ban sepeda lo?!"

Atalie berjalan mendekat dan berjongkok, "Ya ... bocor."

"Mending lo gue anterin pulang pake mobil gue."

Atalie beranjak berdiri, "Aku nggak mau repotin kamu, lagian kamu mau jenguk Nenek kamu di rumah sakit, kan?"

"Tapi —"

"Nggak apa-apa, aku bisa minta tolong sama penjaga di depan. Ini sepeda ringan di dorong juga aku mampu."

"Oke, tapi kalo ada apa-apa di jalan, lo hubungi gue ya?"

Atalie mengangguk senyum setelah Jennifer beranjak pergi, dia kembali berjongkok dan menghela napas.

"Mogue, kamu ngambek ya sama aku?" Atalie berbicara sendiri kepada sepedanya.

"Napa sepedanya?"

Atalie hampir terjungkal ke belakang karena suara datang tiba-tiba. Gadis itu mendongak wajah yang tidak asing kini menyapanya,

Maxwell.

"Ng ... nggak apa-apa."

Atalie memperhatikan cowok itu berjalan menjauh, sedang menghubungi seseorang setelahnya kembali mendekat.

"Ikut gue."

"Ke mana?"

"Gue anterin pulang."

Atalie menggeleng, "Nggak perlu — jangan! Maksudku aku bisa sendiri."

"Gue nggak mungkin biarin lo kesulitan sendiri. Dan buat sepeda lo gue udah hubungi teman biar dia yang urus, sekarang lo ikut gue naik motor lo tinggal tunjukin alamat rumah lo."

Atalie menggeleng tapi Maxwell menarik tangannya dan membawa dia menuju motor cowok itu.

"Aku nggak mau repotin kamu,"

"Santai aja."

"Tapi —" Perkataan Atalie terhenti ketika Maxwell menghentikan langkah kaki dia menoleh menatapnya.

"Mungkin lo masih canggung, tapi mulai hari ini kita teman."

Atalie menatap wajah itu, ada perasaan haru karena cowok di hadapan menawarkan diri untuk berteman dengannya.

"Teman?"

"Iya teman."

"Terima kasih mau berteman denganku,"

"Makasihnya nanti. Yang penting lo bisa cepat sampe di rumah."

Atalie tersenyum dan cowok itu juga melakukan hal sama. Walau dia hanya melihat sekilas dari sebuah senyuman kecil tapi itu sudah terlihat cukup ramah.

➖➖➖

Bagaimana caranya terlihat ramah? Karena Atalie merasa dia tidak mengerti bagaimana caranya untuk sekedar memulai suatu obrolan. Sepanjang perjalanan dia hanya diam tapi pikirannya terus dipenuhi berbagai kosa kata. Setidaknya dia harus menemukan kata-kata tepat memulai suatu obrolan secara baik.

Bahkan saat seseorang baru dia kenal ini telah mengantarnya pulang, Atalie masih saja belum menemukan perkataan untuk terlihat ramah.

"Tunggu!" Atalie spontan menahan tangan Maxwell saat cowok itu akan menghidupkan mesin motornya.

Merasakan dia tidak berbicara apa pun, Maxwell melepaskan helm menunggunya mengatakan sesuatu.

"A, aku nggak tahu bagaimana caranya memulai obrolan, tapi aku ingin bilang terima kasih karena kamu udah mengantarku pulang."

"Santai aja dan berhenti merasa nggak enak hati. Tapi gue juga mikir satu hal, gue belum bisa pergi dari sini sekarang."

"Ya?" Atalie mulai tidak mengerti.

"Gue belum bisa pergi, nggak sebelum sepeda lo sampe di sini."

Sejenak menatap sorot mata itu sebelum Atalie tersenyum canggung. Dia baru saja akan melangkah pergi namun kembali menyadari kebodohannya.

"Maaf, tapi kamu bisa duduk di depan sambil menunggu teman kamu datang. Aku akan membuatkan segelas minuman untukmu. Tapi aku nggak ingin sekali lagi repotin kamu maksudnya, kamu bisa pulang dan aku akan menunggu hingga temanmu sampai di sini. Karena kamu udah cukup baik mengantarku pulang, aku sungguh nggak apa-apa bisa menunggu teman kamu —"

"Saran yang bagus."

Atalie merasakan kaget dia berhenti bicara karena cowok itu mulai memarkirkan motor, lalu dia berjalan menuju kursi kayu di depan kontrakannya. Atalie pikir sarannya terdengar konyol dan seseorang dia kenal bernama Maxwell tidak akan mau menanggapi tapi sekali lagi dia salah menebak. Mulai merasakan canggung akan situasi terjadi Atalie tersenyum meminta Maxwell duduk menunggu dia akan membuatkan minuman untuknya.

➖➖➖

Im Yours ( THE FIRST SERIES )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang