sembilan

114 20 4
                                    

hi hahahahaha_C !
thanks for remind me to continued
this story.
i'm sure there r a lot of other reader wanna
know when will i continued this story.
so.. here u go.
recently i've got a lot of work to do
before due.
know what i mean, right?

would u guys forgive me?

and.. happy bacaq☆

• • •

Jungwoo dan Yuna menempatkan diri di ruang yang sama, yaitu ruang tengah, dengan kegiatan yang berbeda. Jungwoo yang sibuk berkutat dengan laptopnya dan Yuna yang berfokus pada film di hadapannya.

terlalu serius dengan kegiatan masing-masing, keduanya sampai lupa saat waktu sudah menyuruh mereka untuk makan siang. Yuna meraih ponselnya ketika tayangan yang ditontonnya mulai tidak terlalu menarik. ia terkejut ketika melihat waktu yang terpampang di layar ponselnya.
"apa? jam setengah dua?"

"ada apa Yuna?" fokus Jungwoo tidak berpindah dari kertas bertumpuk di samping laptopnya.

"sepertinya kita melewatkan waktu makan siang. wooppa, kamu tidak lapar?"

"benarkah?" Jungwoo melirik jam yang ada pada laptopnya.

1.31 PM

"kamu saja yang makan duluan. perutku masih bisa menahannya karena kopi yang kuminum barusan. aku akan menyusulmu ketika pekerjaanku selesai." Jungwoo meregangkan tubuhnya yang terlalu lama terpaku di posisi yang sama dan membenarkan letak kacamatanya yang sedikit merosot, kemudian melihat Yuna.

"uhm.. mungkin tidak. aku akan menunggu wooppa selesai saja. lebih seru makan berdua. aku juga tidak terlalu lapar karena kacang yang kukemili selama menonton."

"kamu yakin?"

Yuna mengangguk, "iya. lagipula film ini sebentar lagi selesai. lanjutkan saja pekerjaan wooppa."

Jungwoo mengulum bibirnya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda, mengurus berkas-berkas yang dikirim Taemin untuk dipresentasikan pada rapat pengurus berikutnya. Yuna juga kembali mengemili kacang-kacangnya dan kembali mengetes pengetahuan detektifnya.

suasana kembali seperti awal, dengan suara kertas yang dibalikkan, pena yang bergesekkan dengan kertas, ketikkan di laptop, dan suara para pemain film.

kepala Yuna menoleh ketika pintu utama diketuk dari luar. Yuna meletakkan wadah kacangnya dan berjalan mendekati asal suara. ketika Yuna mengintip dari jendela, betapa herannya dia karena baru pertama kali melihat orang tersebut.
"wooppa, wooppa! cepatlah kemari." panggil Yuna dengan volume suara setengah berbisik.

Jungwoo menoleh sebentar lalu kembali ke laptopnya, "ada apa Yun? siapa yang datang?"

"e-eh.. Yun!?" tanpa Jungwoo sadari, Yuna sudah menarik tangannya ke pintu utama. Yuna meletakkan jari telunjuk di bibirnya dan melihat ke luar jendela sekali lagi.

"wooppa, apa kamu mengenalnya?" tanya Yuna menunjuk perempuan di depan pintu rumahnya. Jungwoo yang heran nan bingung ikut mengintip lewat sela-sela gorden jendelanya. keningnya mengerut tak juga mengenali siapa insan yang mengetuk pintu rumahnya ini.

pintu kembali diketuk membuat Jungwoo dan Yuna menjauhkan wajah mereka dari jendela. Yuna menunjuk gagang pintu, meminta Jungwoo untuk membukakannya agar tau siapa yang ingin sekali bertemu mereka.

Kakak PendampingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang