"Shrek"

39 4 0
                                    

"Prepare evacuation" ujar Ardjan memberi perintah melalui headset-nya.

Beberapa suara letusan pistol terdengar sampai keluar. Membuat Ardjan cs waspada. Sweeping dan pemetaan otomatis batal. Evakuasi harus segera dilakukan. Begitu instruksi Ardjan. "Copy" jawab rekan-rekannya.

Ardjan turun dari mobil yang diparkir dilantai empat basemen itu. Sebelumnya mereka sudah menyusuri lantai diatasnya. Tiap lantai sudah ditempatkan tim dari Ang Bun untuk membuat perimeter dan menjaganya.

Ismael diminta siaga untuk mematikan aliran listrik. Ia juga terus memantau seluruh cctv yang ada didepannya. Sementara Enver dan Bogdan segera turun dari lobby ke basemen. Maleek sudah dimotornya untuk evakuasi ke tempat perlindungan. Semua sudah siap.

"Hold..." bisik Abi dengan suara tertahan. Jarinya menunjuk beberapa remaja yang keluar dari lift. Mereka nampak mabuk berat dan hendak bermadu kasih dilantai terbawah itu.

"Shit!" maki Ardjan perlahan.

Tiba-tiba, tanpa kordinasi, Abi berlari menuruni jalan yang memutar itu menuju basemen terbawah. Ia terlihat menangis dan sempoyongan menuju kawanan remaja itu.

"MOTHERFFFF..." maki Ardjan sambil memasukkan pistolnya kepunggung.

"Hold everyone!" perintahnya.

"Improv!" lanjutnya menggeram.

"God dammit!!!" sergah Ardjan sambil berlari mengikuti Abi yang turun sendirian ke basemen.

Dibelakangnya menyusul raksasa yang nampak berlari tergopoh-gopoh. Badan besarnya membuat ia kesulitan berlari kencang. Dari sosok monster yang mengerikan akhirnya sosok Dukagjin lebih mirip Shrek yang berlari mengejar Donkey.

Sang Pengacara "Triad"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang