"jaemin, kamu mau kemana?" langkah kaki jaemin berhenti tepat saat dirinya menapaki anak tangga terakhir. menengok sebentar ke belakang dan mendapati ayahnya —na sehun— tengah menatap ke arahnya. usia sehun sudah memasuki kepala empat, namun tetap saja ketampanan adalah keabadian bagi dirinya. memiliki wajah proporsi sempurna, tanpa cacat, tanpa cela. namun, kembali lagi pada prinsip utama bahwa kesempurnaan hanyalah milik sang pencipta.
"mau ke rumah haechan, ada tugas yang harus aku kerjain. ada apa, yah?" ujar jaemin dengan sopan.
"tunggu ibumu sebentar, ya. ayah ada perlu sebentar. ayah janji gak akan lama," jaemin hanya bisa menghela napas kasar. ayahnya selalu seperti itu. padahal ada jisung, anak sulung keluarga na yang selalu ada di rumah.
terkadang jaemin merasa iri pada jisung. anak itu terlalu dimanja, semua keinginannya pasti selalu dituruti. pernah sekali jaemin marah karena sang ayah enggan menuruti keinginannya untuk pergi ke taman bermain dengan alasan jisung sedang sakit, sedangkan saat keadaan berbalik, dimana jisung ingin pergi ke taman bermain walaupun jaemin sedang sakit, sang ayah akan dengan senang hati mengantarkan jisung untuk pergi ke tempat yang bocah itu inginkan dan meninggalkan jaemin di rumah bersama sang ibu. jisung yang terlalu dimanja dan jaemin yang telalu diacuhkan.
"ada jisung, kenapa ayah gak suruh jisung jaga ibu? sekali-kali kan boleh, yah. jisung juga anak ibu," jaemin menatap jengah ke arah ayahnya. dan dapat ditebak apa yang akan ayahnya katakan, "jisung sedang sibuk mempersiapkan diri untuk olimpiade matematikanya, jaemin. ayah gak mau ganggu dia." 100% tepat dugaan. mengatasnamakan olimpiade tingkat sekolah swasta se-regional, jisung akan selalu terbebas dari berbagai masalah di rumah, baik urusan membersihkan rumah, maupun mengurus sang ibu.
"yah, emang ayah pikir yang sekolah cuma jisung? ayah pikir yang mau ikut olimpade cuma jisung? ayah pikir yang punya kesibukan belajar cuma ji—"
"cukup, na jaemin! jangan banyak bantah omongan ayah. sekarang pergi ke kamar ibumu, ayah pergi dulu."
jaemin benci ayahnya. selalu pilih kasih, tidak pernah mau mendengar keluh kesahnya, dan rasanya jaemin selalu jadi anak tiri di mata ayahnya.
dengan langkah tergesa dan mata memanas, jaemin langsung kmbali menaiki tangga dan melewati ayahnya. sengaja memberikan tubrukan keras di bahu sang ayah agar laki-laki itu tahu bahwa anak sulungnya sedang memendam amarah.
selepas kepergian jaemin tadi, sehun menghela napas keras dan memijit pelipisnya. tiba-tiba rasa pening menyeruak memenuhi kepalanya, membuatnya semakin tidak tahan dan pada akhirnya dengan tergesa mengurusi urusannya yang lebih penting.
***
jaemin memasuki kama utama, kamar ayah dan ibunya. dilihatnya sang ibu tengah duduk di ranjang dengan memangku sebuah boneka lucu, jaemin ingat benar bahwa boneka itu adalah boneka pemberiannya saat sang ibu berulang tahun pada tahun kemarin.
"ibu?" panggil jaemin dengan pelan dan suara serak. keinginan untuk menangisnya semakin besar.
melihat keadaan ibunya adalah salah satu alasan jaemin menjadi orang sombong. jaemin hanya ingin orang lain melihat dirinya yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan barang sedikitpun.
tidak ada jawaban dari sang ibu, wanita yang berumur dua tahun lebih muda dari ayahnya itu hanya sibuk memainkan boneka di pangkuannya tanpa mengindahkan kehadiran jaemin, jaemin seperti tidak terlihat dan itu sangat meyakitkan. dengan pelan jaemin mencoba mendekati sang ibu. jaemin ingin memeluknya, menumpahkan apa yang selama ini jaemin rasakan saat berada di dalam rumah.
akhirnya jaemin sampai di depan sang ibu. jaemin tersenyum sedikit saat sang ibu pada akhirnya menatap ke arahnya, menampilkan senyuman lugu nan polos, namun begitu menyakitkan bagi jaemin. dengan hat-hati tangan jaemin menyentuh kaki sang ibu yang berselonjor di depannya, mengusapnya dengan lembut dan memberi sedikit pijatan pada kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
blue moon - nomin
Fanfiction; - 나재민 & 이제노 bulan purnama sejatinya hanya terjadi sekali dalam jangka waktu satu bulan, namun hadirnya blue moon merupakan tanda sebuah penghianatan dimana dalam satu bulan akan muncul dua kali bulan purnama. sama seperti na jaemin yang sudah m...