- O2 : just friend, but sweet.

748 149 15
                                    

..

SCENARIO


Sebatas dan hanya teman merupakan status bagi hubungan keduanya, merasakan rasa sayang yang lebih dari sekedar teman? ya tentu mereka pernah merasakannya, mereka tak takut persahabatan mereka rengang karena mereka berkencan atau pacaran namun karena satu rasa yang kerap diperuntukkan bagi remaja 'gengsi'.

Kalo ditanya kenapa ga pacaran aja? ya keduanya jawabnya begini.

"Ni-ki?, ck banyak cowo selain Ni-ki kali." jawab Naya.

"Dih sama Naya?, kalo gue pacaran sama dia yang ada gue diledekin orang-orang kaya ga ada cewe aja selain dia, bosen." jawab Ni-ki.

Karena itu mereka terjebak dalam perasaan dan hubungan yang sangat membagongkan, kadang tarik ulur sampai membuat satu sama lain cemburu dan sering dianggap memiliki hubungan lebih dari sekedar teman, friendzone.

"Witing tresno jalaran soko kulino." ujar Yui sembari menjitak kepala Naya.

"Mas kulin? Ari Irham si tampan itu?" sahut Naya.

"Bukan," ucap Yui lalu menampar Naya pelan. "Cinta itu dateng karena terbiasa bareng, itu artinya. yang lu tau cuma film sama drama doang dasar." ujar Yui lalu bersedekap tangan.

"Ohh baru inget gue, masalahnya sama gue apa?"

"Cih pura-pura ga tau lo?!"

"Eh gue ga tau deh apa yang lu maksud, gue nge-lag kan tadi pagi habis ulangan jadi stok berfikir gue udah habis dan perlu diisi dulu." ujar Naya lalu melahap roti yang ia pegang sebelumnya.

"Goblok! Lu sama Ni-ki elah temenan doang pacaran enggak." ujar Serin emosi jiwa, Naya yang suka nge-lag atau lemot membuat Serin sering emosi jiwa.

"Dih apaan ga mau gue sama tukang makan." ujar Ni-ki spontan.

"Gue juga ga mau sama lo, pecicilan!" ujar Naya yang tak mau kalah lalu berdiri tepat didepan Ni-ki sembari bersedekap tangan dan berlagak sok.

"Lu berisik!" ujar Ni-ki lalu menunjuk Naya.

"Lu pemberi harapan palsu, kang ghosting juga. Mau apa lo!" ujar Naya lalu berdecak membanggakan dirinya sendiri karena tau bahwa dia akan menang dalam berdebat jika lawannya adalah Ni-ki.

"Ga mau apa-apa." Ni-ki mengalah karena Naya tipe tak mau mengalah atau kalah jika diteruskan bisa berkepanjangan.

"Diem aja lu," ujar Naya lalu mengibaskan rambutnya. "Jangan lupa pulang nanti ajarin gue naik motor." ujar Naya.

"Kalo naik motor anak lima tahunan juga bisa, Na." sahut Elna.

"Maksudnya jalaninnya juga El." jelas Naya.

"Gue ajarin, gue juga bisa." sahut Yui.

"Ga mau lu main kasar kalo ngajarin orang."

..

Ni-ki menarik kerah baju Naya lalu merangkul bahunya ketika langkah mereka sejajar.

Ni-ki sengaja bersiul tepat di telinga Naya tidak keras tapi udara yang terbuat karena siulannya itu membuat Naya geli.

Naya menyodok perut Ni-ki. "Geli." ketus Naya lalu merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.

"Cari ini?" ujar Ni-ki meledek sembari memperlihatkan ponsel Naya yang ada di genggamannya.

Ni-ki langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar Naya tak bisa meraih ponselnya.

Naya menghembuskan nafasnya kasar. "Balikin!" pinta Naya namun sama sekali tak digubris Ni-ki dan dia malah mendapat muka mengejek dari temannya yang sangat usil ini.

"Ki, balikin hehh!" pinta Naya sekali lagi. Naya tambah muring dan marah ketika Ni-ki mengantongkan ponselnya terlebih laki-laki itu sekarang berlari membuat emosi Naya makin menjadi-jadi.

Naya langsung melepas satu sepatunya lalu melemparkannya ke arah Ni-ki, sayangnya tak tepat sasaran melainkan melenceng ke selokan yang berada di sisi kanan Ni-ki. Sialnya lagi Naya malah terjatuh tersungkur sampai berbunyi cukup keras karena kesandung trotoar.

Ni-ki langsung menghampirinya lalu membantunya berdiri. Ni-ki menyisihkan rambut yang kini menutupi wajah temanya itu. "Nih," ujar Ni-ki lalu memberikan ponsel Naya kepada sang pemilik.

"Gue gendong mau, berhubung lu pake celana olahraga gue gendong gapapa kan?" tanya Ni-ki, dirinya merasa sedikit bersalah karena itu.

Naya langsung membalikkan posisi Ni-ki membelakanginya lalu menendang kakinya. "Ga mau! pesenin gue taksi aja." ujar Naya yang masih marah.

Ni-ki langsung mengeluarkan ponselnya lalu langsung memesan taksi untuk mereka berdua. "Diplorot-in mulu deh, sama temen sendiri lagi." kesal ni-ki, hari ini saja ia mengeluarkan puluhan uang hanya untuk sahabatnya ini.

"Lha ini karena lu juga, lu ga liat lutut gue sampai berdarah gini gara-gara lu?!"

Ni-ki memutar bola matanya malas. "Hemm, luka gini besok yakin mau latihan naik motor?" tanyanya lalu merangkul-kan tangan Naya pada lengannya ia tau terjatuh sekeras tadi pasti berefek nyeri pada lututnya.

Naya memanyunkan bibirnya. "Hehh belum tau, mana orang tua ga terlalu mendukung dan keadaan gue kaya gini pasti tambah ga dibolehin." ujar Naya pasrah.

"Nanti coba gue bicara ke mereka sekalian mampir, tau sendiri mama papa lu percaya sama gue."

"Boleh lah."

..

SCENARIO

✧ :: pesan untuk para pembaca :
✦ :: jangan lupa meng-klik bintang
pada pojok kiri bawah ♡

── pengen sayang tapi mundur lah yang diminati spek bidadari 😕.

𝐬𝐜𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢𝐨 𐀔 ni-ki. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang