Izin [YJ]

435 68 8
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Sudah terlambat jika harus melarangnya pergi

Pisau lipat mengayun pada target saat lengah dan tidak tanggung -tanggung benda metal itu menancap di dada nya. Teriakkan menggema di pinggir kota, diikuti rintihan terdengar pilu yang lolos dari bibir tipis yang terasa kelu, barang bawaan berserakan begitu saja, darah merembes keluar membasahi baju yang telah terkoyak dimana-mana berkat kelakuan bejat si pelaku. Tidak puas hanya memukulinya, hingga kini berusaha menghilangkan nyawa dengan alasan pembalasan dendam.

Tubuh pemuda yang bisa di bilang berparas ayu itu merosot tak kuat menahan bebannya lagi.

" ugh, brengsek." Desisnya sebelum ia rasa darah naik ke tenggorokan, membuatnya harus memuntahkan cairan amis itu.

" Selamat tinggal." Ujar orang itu dengan seringai tipis sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan tubuh yang telah terkulai lemas di sana.

" uhuk " Darah kembali ia muntahkan, rasa sakit di sekujur tubuh menarik kesadarannya, semua berdegung, mungkin ini memang sudah menjadi ujung hidupnya, hingga semua menjadi gelap.

°°°°°

" Aku pulang. "

" Selamat datang." Sahut Ichiro dari arah dapur, sedangkan Saburo melanjutkan kegiatannya membantu kakak mereka menata meja makan.

Jiro berdiri di ambang pintu, berpegangan pada tembok sambil tersenyum menatap punggung keduanya. Saburo yang merasa ditatap terus-menerus memilih untuk meladeni kakak keduanya yang hanya mematung.

" Mana belanjaannya?" tanya nya. Ichiro ikut menoleh karena sahutan dari adik pertama cukup membuatnya menunggu. Jiro gelagapan, ia hampir saja lupa.

" Ah benar, maaf aku lupa membelinya."

Alis Ichiro dan Saburo terangkat, apa katanya, lupa? Ia bahkan pergi untuk membeli keperluan dapur dan sekarang ia pulang dengan tangan kosong dan menyatakan bahwa ia lupa membelinya.

Saburo memperhatikan wajah saudara mereka lamat-lamat untuk mencari sebuah kebohongan di sana, namun senyum bodoh yang Jiro tunjukkan benar-benar menyatakan ke innocent-nan nya.

" Kau lupa? Kau pasti bercanda." Saburo berjalan ke belakang kakak nya itu, namun memang tak ada apapun yang bisa ia temukan.

" Apa maksudmu dengan lupa Jiro? Lalu kemana saja kau barusan?" Tanya Ichiro.

Jiro menggaruk tengguknya gugup. " Entahlah nii-chan aku juga lupa aku sudah berjalan kemana saja."

" Memangnya kau kakek tua yang melupakan segala yang baru saja terjadi. Katakan saja kau sehabis berkelahi saat perjalanan dan akhirnya tidak jadi belanjakan!" Sindir Saburo. Jiro menatap adiknya itu dengan datar.

" Aku tidak selalu seperti apa yang kau bayangkan ya bocah."

" Aku tidak selalu seperti apa yang kau bayangkan ya bocah~. " Saburo mengikuti dengan nada mencibir lalu setelah itu menunjuk baju Jiro yang terlihat baru saja menyentuh tanah itu.

" Melihat bajumu yang lusuh saja aku langsung tau."

" Aku jatuh kau tau, ja.tuh."

Ichiro jengah, pikirannya benar-benar penat melihat kelakuan kedua adiknya yang selalu seperti itu. " Sudahlah, Saburo jangan berburuk sangka pada kakakmu."

KENOPSIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang