Bab 4 Perpisahan dan Harapan

92 7 6
                                    

Sebelum membaca kita awali dengan membaca bismillah terlebih dahulu ya...
Dan klik bintang 🌟 di ujung kiri juga 😊


Senin pagi yang cerah dan penuh suka cita. Hari yang sangat di tunggu-tunggu namun juga tidak diinginkan jika harus berpisah yaitu perpisahan kelas 12. Setelah tiga tahun menimba ilmu, menjalani segala sesuatu bersama teman-teman kelas dan seluruh siswa siswi beserta bapak ibu guru di sekolah. Jenjang pendidikan yang sangat berkesan dan tidak akan terlupakan, kini selesai.

Seorang gadis cantik yang memiliki postur tinggi badan yang sedang dan ramping, dengan kebaya moderen berwarna abu-abu dan hitam yang menambah elok penampilannya, juga hijab abu yang ia kenakan dengan menutup dadanya dengan model yang staylist  tentunya. Parasnya yang memang cantik dengan sedikit polesan make up tipis di wajahnya menambah Arum menjadi seseorang yang sangat cantik hari ini.

"Bun coba lihat deh, gimana penampilan Arum ada yang kurang nggak?"

"Mashaallah... Cantik sekali putri ibu yang satu ini, bunda nggak nyangka kamu bisa dandan loh Rum?

"Hiss bunda mah malah ngeledek" jawabnya sambil memanyunkan bibirnya kesal.

"Eh bener loh bun, ngak biasa-biasanya nih anak atu dandan rapih banget kaya mau kondangan.....HAHAHA"

"Hiihh apaan sih bang, ikut-ikut aku kan lagi ngomong sama bunda"

"Eh iya iya maaf deh, oh ya bun berarti siap-siap ni bocah kita lempar ke penjara suci ya biar gak keluyuran abis lulus sekolah..." ucap Zidan

"Eh tadi abang bilang apa, arum gak denger jelas?"
Tanya Arum yang sedang merapikan hijabnya.

Bunda Anisa dan Zidan saling berpandangan seakan mengisyaratkan sesuatu.

"Ngga kok sayang, abangmu tadi bilang kamu mau berangkat jam berapa udah siang loh?" Kata bunda mengalihkan pembicaraan.

"Ouh iya nanti bun bentar lagi, mau nungguin ayah dulu."

"Ayahmu masih lama pulangnya nak, kataya tadi di panggil sama bos suruh datang ke rumah beliau, ada hal yang ingin di bicaraka katanya."

Seketika Arum langsung menunjukan wajah kecewanya karena sang ayah yang dia inginkan untuk menemaninya malah tidak bisa hadir.
Sedangkan bunda juga tidak bisa karena sudah terlanjur menerima begitu banyak pesanan kue hari ini.

"Ya sudah sama abang aja dek, mumpung abang blm ada panggilan suruh datang ke kampus untuk mengajar hari ini, siapa tau nanti abang bisa dikenalin sama si dia yang pernah buat kamu mewek"

"Ih apaan sih bang nyebelin deh...."

"Mau nggak, ama abang ke sekolahnya?" tanyanya memastikan.

"Iya" jawabnya ketus

"Bun Arum berangkat dulu ya, minta doanya semoga Arum bisa mendapatkan prestasi terbaik seperti waktu di Smp dulu." pintanya

"Iya sayang pasti bunda doain yang terbaik buat kamu"

****

"Jadi sebenarnya ayah nggak benar-benar ke kerumah bos yah? Tapi ke pesantren nya kyai Ali?"
Tanya bunda nisa penasaran.

Cinta di Ujung SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang