Bab 2 Senyum Yang Hilang

167 9 3
                                    

Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokaatuh
Kali ini jangan lupa beri vote 🌟 dan komennya ya biar aku lebih semangat lagi buat nulisnya

Happy Reading guys...

Besok adalah hari dimana seluruh siswa dan siswi di wajibkan mengikuti perlombaan sebelum adanya ujian kelulusan bagi kelas 12, yaitu lomba kebersihan kelas dan lomba seni drama. Perlombaan ini di laksanakan sehari penuh, jadi tidak aneh kalau seluruh panitia harus bekerja ekstra dari pagi hingga sore. Tidak terkecuali Arum, walaupun ia sudah hampir memasuki vase siswa masa tenggang di sekolah ini. Tapi ia masih mau menjalankan tugasnya sebagai anak organisasi Osis, meskupun hanya membantu saran dan sedikit tenaga untuk kesuksesan acara, tapi Arum adalah salah satu anggota Osis yang cukup aktif apalagi dalam hal membuat karya mading, untuk berbagai informasi yang ada di sekolah. Hal itu ia lakukan sebagai wujud kecintaannya terhadap sebuah karya tulis.

Dia Iqbal Khoirul Anam, pria yang membuat Arum kehilangan kata-katanya setiap kali bertemu. Bukan hanya sekali dua kali dia hampir membuat malu dirinya sendiri akibat ulahnya yang tidak bisa menahan kegugupan di depan Iqbal, seseorang yang sejak satu tahun yang lalu Arum kagumi.

"Aduh mampus!!!....kalo aku ketahuan Iqbal, lagi bantu bikin desain buat panggung drama besok, bisa di ceramahi panjang lebar nih" seketika Arum menepuk keningnya dan langsung bersembunyi di balik meja anak-anak Osis yang sedang berdiskusi.

"Suuuttt...!!!" Arum sambil memanyunkan bibirnya dan meletakan telunjuknya tepat di bibir nya.

"Kalian jangan bilang ya kalo ka Arum ada di sini ke ka Iqbal, plisss!!!" sambil mengatupkan kedua tangannya di dada persis seperti orang memohon.

"Asiap ka....laksanakan" jawab salah satu dari mereka.
 
"Ehem...!!!??" suara anak laki-laki dari balik Arum bersembunyi.

"Suuuttt...udah kaka bilang jangan berisik, nanti ka Arum bisa ketahuan sama ka Iqbal de...!!!" bisik Arum ke anak Osis yang tadi di suruhnya untuk diam.

"Ta..ta..tapi ka..."belum selesai mereka bicara sudah Arum potong duluan.

"Suuttt...kalian gak bisa diem banget sih, sambil mendongakkan kepalanya di balik meja anak-anak berdiskusi tadi, dan sesekali menengok ke arah pintu takutnya Iqbal masuk tanpa sepengetahuannya.

Lagi lagi suara deheman itu terdengar kembali dari balik Arum bersembunyi tadi, kali ini lebih keras.

"Eeehem...." suara nya sedikit lebih di tekan agar lebih jelas terdengar oleh Arum.

Karena saking risih dan penasarannya akhirnya Arum menengok ke belakang.

" Eh kamu susah banget sih dibilangin jangan berisik!! Kok malah deham dehem ga jelas..!!?? Ketusnya.

Tanpa ia sadari ternyata yang sedari tadi ada di belakang Arum itu adalah orang yang sedang ia coba hindari, ya itu Iqbal.

"Aduuhh...!! Tukan ketahuan batin Arum.

"Kamu lagi ngapain disini?" to the point Iqbal langsung bertanya ke Arum.

"Emm...emm...anu ta...tadi anu"

Anu apa?" Iqbal kembali bertanya dengan muka datarnya.

"Anu tadi bantuin ini anak-anak ngerjain desain panggung buat acara besok" Arum menjawab gugup dan mengigit bibirnya yang cantik tanpa menggunakan gincu.

"Oouh...gitu" jawab Iqbal sambil memanyunkan bibirnya membentuk huruf o.

"Oh ya sudah, rekan-rekan saya pinjam ka Arum-nya dulu ya sebentar, penting."
Izin Iqbal ke anggota Osis yang lain.

Cinta di Ujung SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang