[01] Cafetaria Lunch

449 80 374
                                    

Seoul, 2017

Lee Jeno menghela napas panjang usai menyelesaikan tugas partitur yang sangat melelahkan. Pria tampan itu memalingkan pandangannya ke luar jendela sembari tersenyum melihat suasana kampus yang menghijau. Jeno sangat mencintai musim semi, entahlah mungkin karena ia dapat melihat keindahan bunga yang bermekaran dan juga burung yang seakan menyambutnya setiap pagi.

"Jeno, aku lapar sekali" ujar Na Jaemin, sahabatnya dari sekolah dasar itu.

Jeno dan Jaemin sudah berkawan sejak kecil. Sebelum kehadiran Jaemin, kepergian misterius Luna Hwang membuat Jeno sangat terpukul. Memang dunianya sudah tidak gelap lagi, tapi tanpa Luna, hidupnya seperti puzzle yang kehilangan satu bagiannya.

"Ya Lee Jeno!" Jaemin yang merasa kesal langsung memukul pelan pundak sahabatnya, "Aku lapar, kau dengar itu bukan?"

"Kau mau makan?"

Jaemin mendengus sembari melemaskan otot lehernya, ia bahkan menatap Jeno dengan sangat menakutkan walau tidak melakukan apapun.

"Tentu saja, memakanmu hidup hidup"

Melihat ekspresi sahabatnya yang mengerikan, Lee Jeno hanya cekikikan namun tetap tak berani menatap Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat ekspresi sahabatnya yang mengerikan, Lee Jeno hanya cekikikan namun tetap tak berani menatap Jaemin. "Baiklah, ayo ke kantin"

─── -', ꒰ 🦢 ꒱ ˎˊ˗ ───

"Lihat wanita itu, dia sangat cantik" gumam para gadis di seberang meja Jeno dan Jaemin. Mendengar celotehan tersebut, pria bermarga Na itu mengikuti arah pandangan mereka. Seorang wanita dengan knit cardigan nude dengan rambut hitamnya yang terikat berhasil memikat perhatian Jaemin. Wanita tersebut sedang bersama temannya meminum secangkir kopi.

Jaemin mengalihkan pandangan ke Jeno yang berada di hadapannya, terlihat Jeno yang sedang asik bermain picross di ponsel pintarnya.

"Jeno-ya"

Lee Jeno sudah paham, Na Jaemin pasti ingin membahas hal yang sama seperti sekumpulan gadis itu. Ia berusaha tetap fokus pada permainan puzzle yang sudah hampir selesai.

"Ya Lee Jeno!"

Teriakan Jaemin berhasil membuat seisi kantin memandang ke arahnya. Sadar akan hal tersebut, Jeno tersenyum kepada orang orang di sana seakan meminta maaf. Pandangan pria bermarga Lee itu garang ke sahabatnya, "apa? Kalau tidak penting, aku akan membunuhmu"

"Arah jam 12"

Jeno mengernyitkan dahinya tidak mengerti. Ia menggelengkan kepala dan kembali pada picross. Jaemin memutar bola mata sebagai tanda kekesalan, "di belakangmu, bodoh!"

Lee Jeno memutar badannya perlahan. Perempuan cantik yang sedang menatap ke luar jendela tertangkap oleh pandangan Jeno. Wajahnya memang tidak begitu terlihat karena tertutup rambut hitam pekat dan juga tangan yang menopang dagu.

Dreary Swan | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang