Lee Jeno merupakan pria yang selalu menepati janji. Pukul 10 tepat, ia telah berada di parkiran apartemen termewah kota Seoul dengan mobil sport putih berlogo empat lingkaran berdempet. Jeno yang sedari tadi belum turun kini meraih benda pipih yang diletakkan di dashboard mobil, berniat mengirim pesan singkat untuk Luna.
Jeno sengaja berbohong. Ia ingin memberi Luna sedikit kejutan dengan kehadirannya secara tiba-tiba. Lee Jeno tidak ingat kapan ia menaruh simbol hati di sebelah nama Luna. Ia juga lupa kapan hatinya sudah jatuh kepada Luna. Lelaki tersebut menggelengkan kepala sembari tertawa mengingat betapa ia membenci gadis itu pada pertama kali bertemu. Memang benar kata Renjun, hati manusia bisa berubah kapan saja.
Bahkan lewat ketikan saja, Luna sangat menggemaskan
Jeno berjalan melintasi lorong apartemen, sungguh kediaman yang sangat eksklusif walau sebenarnya tempat tinggal Jeno juga tidak kalah mewah. Sesaat Jeno hampir sampai, ia bertemu dengan Hyunjin yang baru saja menaruh kantung laundry di depan pintu, sontak Lee Jeno membungkukkan badan sembari tersenyum.
"Oh Lee Jeno, mari masuk" ajak Hwang Hyunjin dengan merangkul bahu lebar tamunya ramah.
"Tidak kusangka, kau sekarang sangat tinggi!"
Jeno menatap Hyunjin heran, mencoba mencerna maksud dari perkataan itu. Lelaki bermarga Hwang seketika tersadar atas apa yang ia katakan dan tersenyum canggung.
"S-seminggu lalu kau belum setinggi ini, bukan?
Bicara apa kau Hyunjin. Tentu saja Jeno tidak mengenalmu, Bodoh. Sepuluh tahun lalu Lee Jeno belum bisa melihat dirimu.
Kedua pria tersebut kini berada di ruang tamu apartemen. Hwang Hyunjin merupakan tipe orang yang ramah, ia bisa mencairkan suasana dengan mudah. Tak heran baru dua minggu di Korea, Hyunjin sudah memiliki banyak kawan bahkan beberapa wanita juga sudah tertarik padanya. Lee Jeno masih sama, sama sekali tidak berbeda - mungkin hanya fisik dan keadaan yang sudah berubah saja. Jeno masih merupakan seorang Jeno Lee yang Hyunjin kenal.
"Oppa kau bicara dengan siapa?" Pupil mata Luna membesar ketika melihat siapa yang duduk bersama Sang Kakak. Pipinya bersemu merah. Ia mencoba bertingkah sewajar mungkin, namun berakhir dengan tangannya yang menyenggol pinggiran meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreary Swan | Jeno
Fanfiction❝Kelak di saat kau cantik seperti angsa di antara bintang-bintang, aku akan hadir bak pangeran seperti dalam dongengmu itu❞ Luna Hwang gadis amnesia keturunan Korea-Amerika yang mengalami tragedi nahas pada malam natal di kota Seoul bertemu dengan s...