5 Cowok Populer

912 156 17
                                    

Kalau di tanya seperti apa rasanya kinerja jantung Vira dia bakal menjawab detaknya sedang tidak beraturan. Saat ini dia hanya bisa berdiri diam dengan tangan masih memegangi gelas minuman yang isinya tentu sudah kosong. Menatap dengan tidak enak hati saat melihat seragam cowok di hadapannya basah dan kotor.

Vira tentu tidak berani bertatap muka dengan cowok yang sudah dia sirami dengan tidak sengaja. Dirinya hanya bisa menunduk takut.

"Maaf." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Vira.

Suasana di sekitarnya benar-benar terasa sunyi. Mereka semua yang menyaksikan hanya bisa menganga dan kaget dalam diam serta tidak ada berani mendekat apalagi bersuara.

"Apa dengan minta maaf bisa kembali bersih seragamnya?"

"Aku benar -"

"Nggak sengaja maksudmu?" Potong cowok di hadapannya dengan nada tidak bersahabat, "Shit." Maki pelannya yang tentu hanya bisa di dengar oleh Vira.

Gadis itu tentu kaget mendengar umpatan tersebut sehingga dia mendongakkan wajahnya menatap seperti apa rupa cowok berdiri di hadapannya. Vira baru saja ingin bersuara kembali ketika di lihatnya cowok itu berlalu pergi tentu menatap dirinya dengan pandangan tidak suka.

Zaldy berjalan mendekati Vira dengan perasaan bersalah. Disusul Candy tidak kalah tegangnya menyaksikan kejadian tersebut.

"Vira aku minta maaf sikapku kamu -"

"Menyebalkan!" Omel Vira menatap kedua temannya.

"Sekolah ini benar aneh. Murid-muridnya juga hampir semuanya pada aneh. Yang barusan ini udah cowok ketiga aku temui dengan wajah nggak bersahabat. Sekarang aku tanya sama kalian, apakah ada lagi cowok-cowok dengan ekspresi wajah nggak bersahabat seperti tadi? Kalau masih ada aku benar bisa gila!"

OOOOO

Vira berjalan dengan lesu menuju kamar dan meletakkan tas di atas meja belajar, dia menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Berbaring di samping Adiknya Dion terlihat sedang asyik memainkan tablet miliknya.

Dion yang melihat Kakaknya dengan wajah lesu memilih mem-pause game dimainkannya sejak tadi, "Kenapa Kak?"

Vira menghela napas berat sambil memandang langit kamar miliknya, "Lagi suntuk."

"Karena apa?"

"Suntuk sama peraturan osis di sekolah, suntuk untuk geng cewek gila, juga baru-baru ini suntuk sama cowok-cowok aneh Kakak temui secara nggak sengaja."

"Gila! Banyak banget yang bikin suntuk di sekolah, Kak?"

"Coba kamu pikir pakai logika Dion, masa peraturan dibuat mereka harus menyuruh setiap siswi memanjangkan rambut, nggak boleh dipangkas pendek katanya sekolah itu terkenal kekompakan, bahkan detail rambut juga harus diperhatikan gila, kan?!"

"Terus Kakak mau apa nggak ikutin peraturan berlaku di sana?"

"Ogah lah, ini hak Kakak tahu, nggak ada yang boleh ngatur."

Dion menatap tidak suka pada benda sedari tadi menghalanginya. "Ini kacamata pasti bikin Kakaknya Dion jadi cewek jelek, cupu dan aneh di sekolah."

Vira tersenyum senang melepaskan kacamata besarnya sambil berkata, "Benarkah? Kalau begitu itu lebih bagus."

"Kak ... jangan bikin diri sendiri jadi jelek kenapa? Itu kacamata kepunyaan Nenek di simpan aja. Kak Vira pakai itu persis kayak kodok matanya besar jelek!"

Vira mencubit gemas hidung Adiknya, "Kakak manusia loh ... masa disamain sama hewan sih."

"Siapa suruh bikin diri sendiri jadi jelek? Kakak jadi aneh kalau pakai itu kacamata. Lagian kenapa sih Kak? Kok mau-maunya ubah tampilan kayak gini? Waktu di sekolah sebelumnya Kakak nggak kayak gini kok, cantik tanpa kacamata jadul terus rambut kakak panjang sepinggang. Kakak sendiri yang bilang sama Dion kalau Kakak sayang sama rambut panjang Kakak. Kalau sayang kenapa dipangkas pendek sebahu gini?"

PRINCE'S CHARMING [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang