Part 3

35 6 2
                                    

Hari ini adalah hari pertama pelatihan Arlene dengan Kapten Velskud. Tangannya berkeringat, jantungnya berdetak kencang. Bagaimana tidak, Kapten Velskud di kenal sebagai orang yang ambisius dan sangat berwibawa. Dia adalah pendekar pedang terbaik sepanjang sejarah.

Kapten Velskud : “Apa kau sudah lama menunggu?”

Arlene : “Uhmm.. Tidak juga” Arlene bingung hendak memanggil Kapten Velskud dengan sebutan apa.

Kapten Velskud : “Panggil saja aku kapten, oh ya, Hari ini kalian (Arlene dan Eileen) berlatih memanah dulu. Karena aku ada urusan penting”

Arlene : “Lantas aku harus berlatih dengan siapa kapten?”

Kapten Velskud : “Eileen”.

Arlene : “Baiklah” (APAA?? KENAPA HARUS DIA -_)

Eileen : “Kenapa? Kau tak suka berlatih denganku?”

Arlene : “Gak”

Semenjak latihan bersama, hubungan diantara keduanya mulai membaik.

Day 7 Latihan

Setelah selesai latihan dengan kapten, Eileen melihat Arlene tidak langsung pulang. Muncul pertanyaan dalam benaknya, bisa dikatakan mungkin Eileen telah mulai merasakan rasa baru. Bukan sebuah kebencian lagi.

Eileen : “Apa yang hendak di lakukan Rubah payah itu? Ah! Biarlah, aku tidak peduli. Tapi, ya sudahlah aku akan menyusulnya”.

Eileen sering memanggil Arlene dengan sebutan “Rubah”, karena menurut Eileen Arlene sangat lincah, tapi terkadang dia ceroboh.

Eileen : “Hey Fox!! Apa yang kau lakukan disini?”

Arlene : “Aku ingin memanah bunga itu”.
Setiap kali Arlene memanah, Anak panahnya selalu meleset dan ia tidak mendapatkan satupun bunga.

Eileen : “Pfft...” sebisa mungkin Eileen menahan suara tawanya, tapi dia sudah tidak bisa menahannya.

Arlene : “Apa yang membuatmu tertawa? Ini tidak lucu!” Arlene cemberut.

Eileen : “Wkwkwk.. Sini, ku bantu”.

Tangan Eileen menggenggam busurnya dengan erat, memperhatikan tangkai bunga yang terombang-ambing angin. Anak panah ditarik dengan percaya diri, bola matanya terkunci pada tangkai bunga itu. Dan, Buftt! Dia mendapatkan bunga itu.

Arlene : “Wow! Bagaimana kau bisa melakukannya?”

Ini pertama kali Arlene memuji hasil panahan Eileen.

Eileen : “habit”.

Jawaban singkat dari Eileen mendinginkan hati Arlene. Seakan mengurangi suhu tubuhnya.

Eileen : “Lama-lama kau juga akan terbiasa. Ini bungamu,”

Arlene : “Terima kasih”.

Mereka melanjutkan sore ini dengan beberapa obrolan lucu lainnya, hingga tiba waktu malam.

Eileen : “Lebih baik kamu pulang, ini sudah malam”.

Arlene : “Iya tentu saja, aku pulang dulu ya?”

Eileen : “Ceh! Kau berpamitan denganku? Apa aku tidak salah dengar?” Eileen tertawa.

Arlene : “Sesukamu saja lah!”

Di perjalanan pulang, Arlene mengingat kembali hari-hari yang telah ia lalui bersama Eileen. Entah kenapa, rasanya dia semakin bersemangat saat latihan karena ingin menunjukkan bahwa dia lebih hebat dari Eileen. Entah ini persaingan dalam Pembelajaran, atau mungkin Wujud bahwa Arlene mulai menyukai gadis peri itu.

•••
Happy Reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote dan komen ya,
IG : dhillaavrylia_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AldaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang