Yoongi baru saja selesai memarkirkan motornya di area parkir kampus. Ini masih sangat pagi sebenarnya untuk datang ke kampus,selain itu mata kuliahnya juga akan dimulai sekitar 1 jam lagi. Tapi tentu saja yoongi memiliki alasan untuk melakukannya.
Bisa dihitung jari orang yang sempat berpapasan dengan yoongi, ya tempat ini masih sangat sepi. Meski begitu, kantin kampus ini sudah buka atau mahasiswa disini lebih senang menyebutnya dengan cafe. Dengan langkah santai tak lupa dengan earphone yang menyumpal di kedua telinganya, ia berniat ke sana untuk menyelesaikan urusan perutnya pagi ini.
"Hyung!!!"
Yoongi berdecak ketika mendengar seseorang memanggilnya,sekalipun orang itu tidak menyebutkan namanya. Jika kalian bertanya alasan ia bisa mendengar itu karena yoongi hanya menempelkan earphone nya saja, tapi ia tidak memutar apapun.Seakan memang tidak mendengar yoongi tetap melanjutkan langkahnya, hingga hoseok berada disampingnya. Dan dengan berat hati akhirnya ia memutuskan berhenti.
"Aku tau kau mendengarku Hyung!""Wae?"
"Tumben sekali kau datang pagi Hyung?"
Hoseok sedikit heran pasalnya baru kali ini ia melihat yoongi datang ke kampus sangat pagi."Kau saja yang baru sadar, aku selalu datang jam segini asal kau tau"
"Baiklah baiklah ,Hyung bisa kau tersenyum sedikit saja? Ini masih pagi ayolah bisa bisa kau membuat orang lain bergidik melihat muka mu itu"
"Bukan urusanku!"singkat,padat ,jelas.
Sungguh yoongi sudah kelaparan sekarang,persetan dengan hoseok dan segala ocehan tidak pentingnya ia harus ke kantin sekarang,sebelum satu kalimat dari hoseok berhasil menghentikannya.
"Hyung apa kau pernah bertemu dengan seokjin Hyung sebelumnya?maksudku apa kalian saling kenal?"
'DEG'
.............Seokjin tersenyum memandang rumah dihadapannya, ntah mengapa dia merindukan rumah ini padahal Minggu lalu ia baru saja menginap.
'Tok tok tok'
"Eoh, Jin Hyung!!!"Jimin yang baru saja membuka pintu terkejut ketika mengetahui siapa yang baru saja mengganggu tidur nyenyak nya pagi ini.bahkan ia menuruni tangga seraya menggerutu,sebab si bungsu yang juga sedang dirumah lebih memilih melanjutkan bermain game nya atau mungkin dia tidak mendengar. Ah tidak!Jimin yang sedang tertidur saja sampai terbangun oleh suara ketukan pintu.memang dasar kelinci tak tau diuntung.
"Sudah jam berapa ini jiminie?kau baru bangun?"ucap jin,tangannya bersidekap tanda ia sedang kesal.
"Aissh Hyung! Aku masuk siang hari ini. kau tau tadi malam aku tidak bisa tidur karena tugas kuliah yang menumpuk."
"Itu salahmu karena selalu menunda tugas!"acuh jin melewati Jimin begitu saja menuju sofa dan berbaring disana.
Jimin mendengus.oh tuhan,punya dosa apa ia memiliki sepupu tak tau diri seperti seokjin.seandainya ia lebih tua,menoyor kepala jin mungkin bisa ia coba."lihatlah setelah 5 tahun dia malah makin menyebalkan,kalau begitu lebih baik tidak usah kembali"gerutunya dalam hati.
"Dimana Jungkook?"
"Ada di kamarnya" jin hanya mengangguk mengerti.
"Ada apa Hyung kemari?"
"Tidak ada,hanya ingin saja. kebetulan aku sedang cuti hari ini"
"Ohh begitu" sekesal apapun Jimin pada hyungnya,itu hanya sesaat. Apalagi dengan hyungnya yang satu ini,jujur saja sebenarnya Jimin sangat merindukan jin. Ayolah 5 tahun adalah waktu yang lama untuk menunggu.Yaa....,meskipun mereka hanya saudara sepupu tapi sebenarnya kedekatan mereka lebih dibanding itu.
"Heyy!! jimin-ah apa kau tidak ada niatan untuk mengambilkanku minum atau makanan,eoh"intruksi jin dengan mata tertutup.
"Ambil saja sendiri!" Acuh Jimin meninggalkannya menuju dapur.
Tap.... tap..... tap....
Jin mendengus geli mendengar ucapan dongsaengnya itu,dia hanya bercanda.ya begitulah 'menyebalkan' adalah nama tengahnya.meskipun begitu ia tau Jimin tetap ke dapur untuk mengambilkan apa yg ia minta tadi. "Aku tau kau tidak akan menolaknya jiminie". Dongsaengnya yang satu itu sangat penurut dia hanya berlagak saja karena sedari tadi jin sengaja membuatnya kesal.
"MWOO!! JIN HYUNG!!!!!"
Jin yang mengidap kebiasaan gampang terkejut itu,secara reflek melempar ponselnya"AAA!! KAMCHAGIYA" . Mendadak tubuhnya terasa berat, setelah kelinci berwujud manusia itu memeluk sekaligus menghimpitnya bagai guling.jangan lupakan posisi jin yang sedang berbaring.
Menghela nafas pasrah,ketika mendapat perlakuan yang tidak layak dari sepupunya.
Jin menelan amarahnya ,ia tersenyum memandang seseorang yg sedang mendusel manja padanya."Hey!! jungkookie, kau itu berat asal kau tahu"
"Aku tahu Hyung,sebentar saja"
Jin membiarkan Jungkook melepaskan ridunya sesaat, lagipula ia merindukan buntalan kelincinya ini padahal hanya berpisah seminggu.
Jimin yang berada di dapur tersenyum melihat pemandangan dihadapannya,ia sempat panik saat mendengar teriakan seokjin tadi, untunglah semua baik-baik saja. Diantara mereka bertiga,Jungkook adalah yang paling dekat dengan jin lebih tepatnya ia lebih manja pada jin dibanding kedua hyung kandungnya yaitu jimin dan hoseok.
"Hyung kurasa kau melupakan sesuatu"
Seokjin dengan reflek melepas pelukannya dengan Jungkook karena penasaran "apa??"
Seketika matanya membulat melihat layar ponselnya retak tak berbentuk.
"kurasa sudah saatnya kau beli ponsel baru Hyung!" Jimin memperlihatkan ponsel malang itu seraya tersenyum menyebalkan.
Kondisi Jungkook tak jauh berbeda dengan jin, tapi ia dengan cepat menyadari aura disebelahnya yang mulai terasa mengerikan "ini lebih menakutkan dibanding film horor yang kutonton Minggu lalu" batinnya.
Seokjin menutup matanya menahan emosi,kemudian menatap tajam Jungkook yang tak bergeming saking takutnya.
"Mi-mian Hyung! Aku tak tau kau akan sekaget itu,untungnya kau tidak punya riwayat sakit jantung ya hyung"Jungkook langsung menutup mulutnya,menyadari ia salah bicara.Heyy!!! itu kalimat yang sensitif untuk Kim seokjin.
"Nikmati nasibmu uri-dongsaeng ,semoga gendang telingamu baik- baik saja besok pagi" Jimin berlalu dengan senyum santainya setelah memanjatkan doa untuk sang adik.
---Kalian udah pasti tau lanjutannya😌---
