Desember 2018
"Nenek pernah bilang padaku kalau sore tiba lalu ada cahaya kuning di langit, nenek akan berteriak menyuruh bunda masuk kedalam rumah lalu ia berkata ada layung jangan kau bermain diluar terlalu lama dan jangan sampai menatap langitnya nanti kau sakit mata. Kini aku paham mengapa susah sekali untuk dekat dengan orang-orang, mungkin karena nama hahaha.."
Layung"Papah bilang padaku nama itu harus baik dan seimbang dengan pribadi pemiliknya. Aku tak mengerti maksudnya apa tapi papah bilang kalau namanya terlalu berat untuk si anak, anak itu akan sakit. Ntah lah aku antara percaya dan tidak percaya. Namaku dan diriku tak menyatu sama sekali dan sampai detik ini aku baik-baik saja."
Jagat━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
06:00 AM
Pintu kamar berwarna putih terbuka sedikit kasar, terlihat gumpalan di atas kasur yang terbalut selimut bergambar monyet dengan wajah menyebalkan.
"Layung bangun neng sudah jam tujuh tuh," Ucap wanita itu seraya menyibak tirai yang menampilkan hujan cukup deras diluar. Lalu mendekati kasur.
"He? kesiangan dong aku bun? yaudah aku bobo lagi ya bun." Balas gumpalan yang ternyata isinya adalah seorang gadis yang masih menutup rapat matanya.
"Kamu ini! bangun! dimana-mana harusnya kamu bangun ketar-ketir telat bukannya tidur lagi boss." Sindir Sang Bunda.
"Kan sekolah ku masuk jam tujuh lima belas bun percuma nanti ke tangkep osis yang ada dijemur hormatin bendera tiga puluh menit aku,"
Sebenarnya ada kelonggaran waktu melihat hujan yang lumayan deras belum lagi pihak sekolah pun tau kalau anak didik mereka ada yang rumahnya cukup jauh dengan perjalanan memakan waktu sampai 30 menit seperti Layung.
Bunda menatap malas anak sulungnya itu, "anak beruang, mentang-mentang dingin masuk musim hujan malah nambah ngebo kamu,"
Sementara Layung menyembulkan kepalanya dari balik selimut, masih menutup rapat matanya berbalik tengkulup sembari memeluk guling kesayangannya.
"Ssstt bunda jangan gitu, bunda ngga inget sinema Indo yang kemarin sore? bapaknya sebut anak ikan eh anaknya jadi ikan." Balasnya asal.
Dan...
PLAK!
"Aduh bunda ampuuuunnn iya aku bangun jangan di pukul lagi! panas pantat aku Bun aduuhhh..."
06:00 AM
Seorang wanita paruh baya sibuk dengan pekerjaannya di dapur, melirik jam di dinding dan menatap ke jendela sebentar guna melihat cuaca diluar yang mulai gerimis kecil.
"Jagat! Sarapan!" Sahut wanita itu sedikit keras disusul seorang lelaki muda datang dengan seragam sekolah yang sudah rapih.
"Iya mamah," balasnya pelan.
Wanita itu menaruh ayam goreng yang baru diangkat dan menaruhnya di sebuah piring dengan tisu penyerap minyak disana, "Udah mulai musim hujan jangan main jauh jalanan banjir, kalo kotor kena air becekan jalan kamu cuci seragam putih kamu sendiri,"
"Bawa baju ganti lah mah," Balas Jagat selagi mengambil ayam goreng.
"Nurut aja kenapa sih Ja," Kesal Sang Mamah.
"Iya mamah cantik iyaaa,"
Tak berapa lama muncul seorang Pria yang sudah rapih dengan pakaian formal, siap pergi ke kampus untuk melakukan bimbingan skripsi yang hampir membuat kepalanya botak.
"Geli dek," sahut si sulung.
Jagat mendelik tajam pada kakak kandungnya yang menyebalkan itu, "Apa sih bang nimbrung aja kamu,"
Mamah tersenyum menatap dua anaknya berdebat seperti biasa, suara ribut di pagi hari yang sudah menjadi nyanyian yang memusingkan untuknya.
"Udah udah, makan sarapannya cepetan keburu hujan gede."
"Siap mah," balas keduanya.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
jadi ini kisah siapa?aku kamu? atau mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJAJAR
AdventureKATANYA :: SEJAJAR 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘢𝘳𝘢𝘨𝘳𝘢𝘧 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢. • Started : 18 March 2021 • Finished : - • Sorry for typo/EYD/PUEBI🌹 • another universe of SOEJAYU _ Kisah lain yang didedikasikan untuk se...