Judul : hang jabat
Amplop putih di atas meja itu masih mengkilap, tanda masih baru. Di dalamnya hanya sebuah kertas yang mengandung nama "Hang Jabat".
Aku sudah membaca surat perintah itu, seluruh dataran melaka ini tak ada yang tak mengetahui lanun tersebut dan tentu aku juga mengenalinya, ia adalah pria berdarah dingin di tengah lautan melayu dengan sorot mata yang tajam membuat berbagai Kompeni ketakutan.
Namun berbeda jika ia telah menginjak daratan, tepat di sebuah balai di pulau kecil antara airabu, kami bertemu dan saat itu ia tahu aku adalah bagian dari Dutch Compagnie.
Ia menyapa dengan baik, bahkan mengundang keatas kapal armadanya. "aku tahu kau orang kompeni. Tak perlu cemas! Berkunjunglah geladak kami kami senang menyambutmu" ucapnya ramah.
"Apa kau mencoba untuk menawanku dan menuntut umpeti dari mereka? Atau kau ingin melarungkan tubuh ini sebagai makan malam para hiu?" tentu aku meragukan ajakannya.
"Hahaha... Aku tak peduli kau beranggapan apa. Tapi selama darah ninik mamak mengalir di tubuhmu, kau tetap menanggung beban yang sama dengan kami" tentu masuk diakal bagiku.
"Lihatlah pala dan bakau ini, berapa banyak yang telah mereka gerus dari tanah kita" ia menunjukkan tumpukan karung goni berlabel salah satu perkebunan milik kompeni.
"Besok kami akan angkat sauh dan seluruh rampasan ini akan kami berikan untuk penduduk. Aku berharap agar kau tak mengusik mereka" katanya sambil duduk diatas kotak kayu.
Saat itulah aku mengetahui maksud dari perbuatannya yang kejam bagi para kompeni itu dan pantas saja ia dicintai rakyat malaka dan ia mengatakan sesuatu yang tak dapat kulupa.
"Tak peduli kepada siapa kau mengabdi, selama darah bangsamu mengalir disana. Itu adalah tanggung jawab hidup dan matimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thesaurus Bercerita (Kumpulan Cerpen)
General FictionThesaurus adalah Kamus dan merupakan gudang utama dari seluruh kata dalam menciptakan diksi yang sempurna. buku ini berisi sekumpulan karya sastra yang menggunakan diksi dari beberapa kata tersembunyi pada bahasa indonesia yang jarang sekali digunak...