Adrian Rafildan Angkasa

218 20 3
                                    

Fildan sedikit jengah saat ini. Kembalinya dia dari taman dengan dua sepupunya dia malah mendapat omelan dari seluruh keluarganya.

Rara. Dia lah pelakunya, dia yang mengadu pada keluarganya kalau tadi Fildan nekat untuk berjalan sendirian dan berakhir menabrak orang dan berakhir di omeli.

"Udah?. Kalian juga liat kan, aku gapapa ga ada luka. Jadi jangan terlalu khawatir"

"Fildan, kami tuh sayang sama kamu mangkanya kami khawatir", ucap Fania, mamahya Selfi.

"Tante, Idhan juga sayang sama kalian mangkanya kalian jangan terlalu khawatir"

Fildan terus menjawab semua ucapan keluarganya, lain Rara yang tampak malah merasa bersalah pada kakak kesayangan nya itu.

"Kenapa semua hal yang terjadi ke Kak Fildan semuanya gara gara aku. Aku jadi pembawa sial dalam hidup kak Fildan", batin Rara.

Semua ini tidak di sengaja, tapi memang sudah takdir dari tuhan.

Di ulang tahunnya yang ke 13 tahun Fildan malah mendapat cobaan dari Tuhan.

"Kak Fildan, kita lewat dijalan **** aja ya", ucap Rara yang kini tengah berada bersama Fildan di dalam mobil.

"Iya boleh. Pak Deri, kita lewat di jalan **** aja ya pak", ucap Fildan pada sang sopir.

"Jangan tuan muda, jalan disana sepi. Sedangkan sekarang kita tanpa pengawasan", ucap Pak Deri.

"Tapi kata teman Rara disana ada taman indah. Kita ga mampir, cuma lewat aja boleh ya"

Rara terus merengek membuat Fildan tidak tega dengan Rara.

"Pak, gapapa kita lewat disana aja. Kita buktiin aja ucapan teman Rara"

Dengan terpaksa Pak Deri menuruti keiinginan Rara untuk lewat jalan tersebut.

"Kak, kenapa motor itu ngikutin kita terus?", ucap Rara sembari menunjuk arah belakang.

Fildan pun mengikuti arah tunjuk Rara.

"Pak, ngebut", titah Fildan.

Rara pun langsung meringsek memeluk Fildan.

"Kak, Rara takut"

"Kamu tenang aja, ada kakak disini"

Fildan pun berusaha menenangkan Rara, walau dia juga takut. Bagaimana juga diapun masih seorang anak anak.

"Pak lebih ngebut"

Keadaan pun semakin tegang, di tengah ketegangan Fildan melihat seseorang yang berada di atas motor akan memecahkan kaca mobil.

"Rara awas"

Fildan pun menarik Rara untuk berada di belakang nya, namun naas Fildan tidak dapat mengelak membuat serpihan kaca itu malah mengenai matanya.

"Kak Fildan!!", teriak Rara lalu membalikkan badan Fildan.

"Kak bertahan kak, aku mohon", ucap Rara.

Keadaan Fildan saat ini cukup parah, dengan luka di dahinya serta sedikit darah yang keluar dari matanya. Tampak dia menahan sakit saat ini.

"Pak, lebih ngebut dan usahakan langsung ke rumah sakit", pinta Rara.

"Baik Non"

Mereka pun berhasil keluar dari jalanan sepi itu, dan mereka pun tiba di rumah sakit terdekat.

Kejutan ulang tahun untuk Fildan malah menjadi kacau, bukannya mereka yang memberi kejutan malah mereka yang di kejutkan.

SPECIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang