Okay.
Malam ini, tampaknya Haechan tidak akan bisa tidur.
I mean—how the fuck he can—
Haechan bukan tipe manusia yang sulit tidur. Apapun keadaannya—habis nonton film horror, habis diceramahi ayahnya, bahkan ketakutan karena khotbah di gereja tadi siang adalah tentang kiamat—Haechan selalu tidur tanpa gangguan. Hanya cukup memejamkan mata selama dua menit, and voila! Dia bisa bertemu dengan Yukhei NCT di dalam mimpinya.
Jaemin sang pengidap insomnia hanya bisa merenggut kesal setiap Haechan pamer dengan kelebihannya yang satu ini.
But now,
Haechan tidak yakin agar ia bisa tertidur malam ini.
Nana sialan itu tidur satu ranjang—let me repeat—literally tidur seranjang dengan Jung Jeno. Which means—malam ini Haechan akan berbagi ranjang dengan Jung Minhyung. Fuck, Nakamoto Jaemin, fuck off.
Haechan melirik ranjang Mark yang telah diisi sebagiannya oleh sang pemilik. Mark tidak terlihat keberatan. Wajahnya datar seperti biasanya, namun kali ini mata bulatnya terhalang oleh kacamata bundar yang ia gunakan untuk membaca buku. Mark adalah manusia gagap teknologi (aku beritahu satu rahasia, dia bahkan tidak mengerti cara mengganti wallpaper handphonenya) so—buku mungkin akan jauh lebih cocok untuknya.
Oke, fyi, kamar di rumah besar ini hanya ada empat. Kamar aunty Tae dan uncle Jae, kamar Mark, kamar Jeno, dan kamar tamu.
Psssst, ini rahasia. Sejujurnya, ada satu kamar lagi kata Jeno.
Jangan kasih tau siapa-siapa ya. Sebenernya ada satu kamar lagi, di dalam kamar mommy sama daddy. Aku pernah iseng masuk situ, kamarnya aneh banget. Temboknya merah, terus banyak perkakas buat bangunan..
Haechan sempat berpikir untuk tidur berdempet bersama Ayah dan Ibunya di kamar sebelah, namun ia mengurungkan diri karena tadi sempat melihat hickey besar di leher sang Ibu. Johnny mabuk setelah menghabiskan tujuh gelas wine, dan Haechan mendadak teringat perkataan sang Ibu saat ia berumur tiga belas tahun.
Kalau fullsun liat daddy mabuk, jangan masuk ke kamar mommy ya? Nanti fullsun dimarahin sama daddy. Mau?
Banyak alasan sekali dua sejoli itu.
Oke, kembali ke topik.
Tidak ada pilihan lain karena semua kamar telah ditempati oleh dua sejoli yang memadu kasih. Tidur di ruang tamu? No thanks, Haechan tidak mau berpelukan dengan mahluk halus nanti malam.
Haechan berdeham pelan, lalu mendudukkan dirinya di pinggir ranjang Mark.
"Sini, Chan. Lu mau liat Nana sama Nono raba-rabaan semaleman?" bisik Mark.
Shit shit shit, here we go! Bless me, bless us, Amen.
Mau tidak mau, Haechan merebahkan dirinya di samping Mark. Tubuhnya kaku, namun melihat Mark yang terlihat tidak keberatan sama sekali dari ujung matanya, ia merasa sedikit lega.
"Ngapain sih ngadep sana terus. Beneran nonton bokep live ya?"
"Ih, apaan sih kak! Iya-iya ngadep sini."
Haechan memutar tubuhnya, menghadap Mark. Mark sudah melepas kacamata bundarnya, novel tebalnya juga sudah tersimpan di dalam nakas. Mark ikut merebahkan tubuhnya di samping Haechan, kedua tangannya ia lipat sebagai bantal kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kartu keluarga:・゚✧
Fanfictionkeluarga seo dinobatkan sebagai 'the most happy family' sepanjang sejarah kehidupan oleh keluarga kecilnya sendiri. ©unrcgular, 6/04/20