Puisi renungan

8 3 0
                                    

Sedari Dulu
Cpt: Nara Miow

Bintang bertaburan
Melepas jiwa yang kalut bersama sepi
Tersesat redupkan asa memancar terang pesona sanubari...

Hujan,bawalah aku bersamamu, agar aku bisa hanyut seperti rintik air yang menetes di tepian embun jendela
Seperti tirta yang mengikuti arus
Entah, kemana harus berjalan
Kemana harus ku melangkah...
Di mana titik akhir perjalananku
Entah...

Mata ini tak bisa lagi terbuka
Terjerat kelamnya waktu
Tak dapat terlepas, bagai malaikat tanpa sayap
Bisa saja aku menjadi iblis, tanpa sadar memberimu rasa sakit sehingga menangis

Tuhan, ada yang ingin ku tanyakan
Kenapa Kau ciptakan cinta, sedangkan berahir rasa sakit
Kenapa kau tunjukan rasa sayang, namun ada amarah
Tuhan, apakah arti semua ini.
Sedangkan banyak cinta di atas tangis sehingga hati terbebani
Seperti tertutup kabut hitam yang membutakan arah tujuan.

Sedari dulu seperti itukah
Ada cinta, ada duka, ada tangis, ada tawa.
Bahkan mati...
Membawa cinta di ujung kematian
Bahkan hati yang patah menjadikan mayat yang tergantung seutas tali.
Mereka mati

Sedari dulu pertengkaran karna tak ada lagi rasa nyaman dua isan saling membunuh karna orang ke tiga
Tragis...
Sangat miris
Sedari dulu memang sepeti itu.

Semarang,1/08/2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kumpulan Puisi lentera hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang