🌼'~•Delapan;

270 44 14
                                    

Hampir setengah malam Yunseong habiskan waktunya untuk menunggu Minhee di uks yang lampunya dibiarkan menyala. Sempat bermain game sebentar, tapi baterai hpnya sudah sekarat. Dan dia memilih tidur di ranjang sebelah Minhee.

Pukul 5 pagi sudah ada beberapa anak yang bangun dan hendak solat subuh, terlihat bersliweran dari jendela uks. Tak terkecuali Yunseong yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Min.. bangun, solat." Kata Yunseong dengan suara khas bangun tidurnya. Melirik Minhee sebentar, membuat Yunseong tersenyum simpul.

"Gemes banget..  eh, astaghfirullah Seong mikir apaan lo." sempat bermonolog, Yunseong turun dari ranjangnya dan membangunkan Minhee lagi.

"Min, heh, bangun. Udah jam 7." Katanya bohong, orang masih gelap kok jam 7. Dia menggoyang pelan badan Minhee. Sampai Minhee meregangkan tubuhnya.

"Huaaah... Maaaaah, mau kikooo.." bukannya bangun, Minhee malah ngigo. Yunseong yang gemas, mencubit hidung Minhee.

"Nggak ada kiko. Bangun!" Kata Yunseong sedikit meninggi, Minhee akhirnya bangun.

...

Sampainya di masjid, semua orang sudah selesai beribadah. Yunseong terlambat karena membangunkan Minhee.

Alhasil Yunseong bersedia untuk menjadi imam. Dengan Minhee dan beberapa anak lain yang terlambat juga menjadi makmumnya.

Dalam hati Yunseong asoy sekali bisa menjadi imam dan panutan xixixi. Latihan dulu, siapa tau nanti dia menjadi imam seumur hidupnya Minhee.

"Anjir, Yunseong yang jadi imam itu? Nggak salah liat?" Kata Donghyun kepada Dongyun yang nggak sengaja lewat mesjid lagi. Mereka dari kantin, iya, kantin buka 24 jam karena ada kemah sekolah.

"Yunseong? Yang lo taksir itu?" Donghyun mengangguki pertanyaan Dongyun. "Mantap sih, ganteng dapet akhlak dapet. Perjuangin bro." Kata Dongyun lagi.

"Tapi ada penghalang, si anak IPS itu."

"Siapa?"

Donghyun menunjuk laki-laki yang berada tepat di belakang Yunseong.

"Noh, yang kek gèntèr itu."

...

Semua sudah membereskan barangnya masing-masing dan bersiap untuk pulang. Jaemin sudah menunggu Minhee di parkiran, berjejer dengan mobil para orang tua.

"Unjun, gue duluan yup, dadaa!" Minhee minggalkan Hyeongjun yang masih menunggu Abang ojol datang, karena orang tuanya tidak bisa menjemput.

"Yupp, hati-hati, Min."

Sampainya di mobil, Minhee langsung dilontarkan beberapa pertanyaan oleh kakaknya itu.

"Temen?" Minhee mengangguk. "Tumben nggak sama si Adam Adam itu." Minhee langsung menekuk alisnya.

"Ish! Kan nggak sekelas, kak. Dia juga jurusan IPA."

"Semalem phobia Lo kumat?" Jaemin mengganti topik pembicaraan. Minhee hanya mengangguk lagi, lalu memakan ciki yang semalam tak sempat ia makan.

"Mamah panik banget tau, dia minum air mulu sampe perutnya kembung. Semoga gak hamil lagi." Kata Jaemin.

"Konsep dari mana kembung bisa hamil? Lagian semalem aku ada yang jagain, kak. Tenang ae."

"Ya ada lah, tapi kan mesti anak pmr nggak ngurus Lo doang." Minhee menggeleng. "Bukan anak pmr."

"Terus siapa? Dedemit?"

"Bukan lah, amit-amit gue bukan anak indihom." Sarkas Minhee. "Terus siapa?" Ulang Jaemin.

"Hehe.. Yunseong." Jawab Minhee sedikit malu-malu.

"Yunseong siapa lagi?"

"Ih! Adam Yunseong Widodo. Adam." Jelasnya lagi.

"Ooouww.. ciee, kiw kiw.." Jaemin menggoda Minhee. "Apaan sih?"

"Eh, btw Woobin kemarin bawa cewek tau ke kosan." Kata Jaemin lagi. Minhee tersedak bumbu chitos. "HAH?"

"Di depan rumah aja sih, sama Serim juga. Tapi ceweknya ngelendot Woobin terus." Kata Jaemin tambah memanas-manasi Minhee.

"Kak, cukup kau mengkretekkan perasaan ini. Mingkem, jangan bicara lagi." Ucap Minhee seperti di ftv saluran naga terbang lalu galau menatap keluar jendela mobil seperti orang putus cinta.

Tapi cintanya sepihak doang brou, sakit.

"Congratulations noncham daedanhae, oohh~ congratulations oncom geuroge~ amuroji Anna hamyo nal-" Sedang asyik bernyanyi, Jaemin memotongnya.

"Gak usah galau-galau gitu ma bro. Kenapa gak sama si Adam Adam itu aja?"

"Emoh, ya! Ngga tau ah, kak. Minhee mau sama Hyung Jaehyun aja. Hikseu." Kasihan banget Minhee baru pulang kemah capek badan capek hati pula.

"Emang Hyung Jaehyun itu mau sama Lo? Wkwkwk.." kakak yang tak punya empedu, bukan menyemangati adiknya malah.. ah sudahlah, Minhee di timank timank dulu ya permisah, bagi yang kuat aja.

"Bodo amat. Kemarin gue liat kak Renjun sama Kak Jeno lagi kicing uwu di rumah kak Jeno." Minhee membalas kakanya.

"Bo'ong lu mah. Jeno kan seminar ke lukot seminggu ini. Yakali sama koko crunch Cina itu."

"Dih, gak percaya."

"Lo kan kemah, tau dari mana?"

"Saluran Minhee ada dimana-mana. Ya tau lah, kak. Asek." Minhee mencari sesuatu di hpnya.

Dia menunjukkan screenshot sebuah post Twitter milik Jeno.

Dia menunjukkan screenshot sebuah post Twitter milik Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, liat."

Tiba-tiba mobil berhenti mendadak karena Jaemin. Dia shock.

"Loh dia punya Twitter? Terus... Kok, kok dia bohong sama gue? Kenapa Min kenapaaaa?! Hueeueue.." giliran Jaemin yang menangis.

Ternyata Jeno seorang pucek boy tidak seperti yang Jaemin lihat. Jaemin kecewa.

"Udah kak, jangan nangis. Balikan sama kak Mark aja, mayan lah bule Kanada bisa ajarin Minhee bahasa Inggris lagi, ehe." Kata Minhee.

Jaemin mengelap pipinya. "Enteng banget cangkemmu."

"Yeuu.. tadi juga lo manasi gue, kak. Sabar Minhee kamu ganteng kamu sabar." Ucap Minhee mengelus dada.











🌼

MIPA vs. IPS || 🌼HWANGMINHEE🌼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang