(1/5) About Naya's Feeling

21 5 0
                                    

Happy Reading!

Di sebuah kamar hotel, suara pergeseran kaki ranjang terdengar begitu nyaring. Terlihat seorang pemuda berseragam khas pekerja hotel tengah mencoba menebar selembar sheet putih ke atas ranjang berukuran single. Hanya dalam satu hentakkan sheet tersebut pun berhasil tersebar sempurna, tanpa sedikitpun gelombang atau lipatan pada ranjang tersebut.

Bertepatan pada saat itu, suara seruan orang gadis terdengar menyerang ketenangannya.

"KIHYUUUUN!!!"

Kihyun, nama pemuda itu. Ia mendengus panjang, masih dengan tangannya yang sibuk mengunci lipatan sheet pada tiap sudut ranjang tersebut.

"Gausa teriak-teriak kenapa sih Nay? Bisa bedain mana hotel mana hutan nggak sih lu?" balas Kihyun.

Sementara Naya, sang gadis, mendadak membelalakkan matanya sembari menutup rapat-rapat mulutnya.

"Sorry..." ujarnya tanpa suara.

"Ada apaan emang?"

"Ini, jadwal minggu depan udah keluar..."

"Lah terus?"

"Hisshhh elu mah! Ini...kita liburnya bareng, pas tahun baru pula! Tahun baruan ayookk!" ujar Naya excited.

Kihyun menunda sejenak pekerjaannya guna mencaritahu jadwal barunya yang tertera di ponsel Naya.

"Eh iya, yaudah ayok lah, mau jam berapa? Perlu gua jemput nggak?"

Naya menggelang, "Nggak usahlah, habis pulang aja kita langsungan, ntar gua bawa baju ganti."

"Oke, kalo gitu, eh by the way lu sibuk nggak?"

Naya menatap Kihyun penasaran. Rasa-rasanya pemuda itu hendak meminta bantuannya untuk menyelesaikan pekerjaan kamarnya.

"Gua mencium bau-bau suruh making bed nih...ogah ah! Gua belom selesai stripping bed ini..."

"Satu doang elah...yang ini doang, trus lu tinggal nggak papa deh..."

"Ih lu tau sendiri kan gua ini Order Taker, bukan Roomboy kayak lu, gua bego soal beginian."

"Belajar makannya, sini gua ajarin! Nih lu pegang ini dulu..."

Kihyun lantas menuntun kedua tangan Naya untuk menggenggam tepi sebuah sheet yang sebelumnya telah Kihyun buka.

"Ini ujung yang lainnya lu kumpulin jadi satu, tapi yang pinggirnya jangan lu lepas, habis kekumpul semua baru lu tebar, pake tenaga nebarnya!"

"Iya-iya ini gua coba..."

Sekali hentakan, sangat di sayangkan, alih-alih tersebar rapih seperti yang Kihyun lakukan, ujung sheet tersebut justru mendarat pada tiga perempat bagian bed. Membuat Naya seketika mendengus kasar seraya melempar asal tepi sheet yang masih berada di genggamannya.

"Tuh kan! Gabisa gua ishhhh! Ini lagi ngapa berat banget sih sheetnya!?!" omelnya yang sontak mengundang tawa lepas Kihyun.

"Lah elu kurang tenaga itu! Coba pegang lagi gua bantuin, aneh banget masa mahasiswa perhotelan ga bisa making bed, ya cuman elu doang itu."

"Ya gimana sih? Lu tau sendiri gua lembek kayak begini..."

"Yaudah makannya sini, gua ajarin."

Kihyun pun beranjak untuk berdiri tepat di belakang tubuh Naya. Tanpa di duga, pemuda itu menggenggam kedua tangan Naya guna menuntunnya untuk menebar sheet tersebut. Naya mendadak dag dig dug di buatnya. Baiklah, mungkin memang gadis itu telah meminta Kihyun untuk mengajarinya menebar sheet dengan benar. Tapi bukan ini yang ia bayangkan, situasi seperti ini justru membuatnya sangat tidak fokus.

"Ini gini kan lu genggem semua, trus lu tebar sambil lu lempar."

"O-Oke..." gugupnya.

Ya Tuhan...demi apapun kini justru dirinya yang sangat ingin di lempar keluar dan terbebas dari suasana canggung itu. Apakah Kihyun benar-benar tak merasakan apapun sepertinya saat ini? Tentu saja, bukankah selama ini hanya Naya yang mengagumi Kihyun? Tak mungkin Kihyun juga tertarik padanya bukan? Naya tau betul jika selama ini Kihyun hanya sebatas menggagapnya sebagai seorang kawan.

Berbeda ketika ia mencoba melakukannya sendiri, melakukannya bersama Kihyun berhasil membuatnya mendapatkan hasil yang lebih sempurna.

"Gimana? Bisa kan?"

"Hmm bisa sih...tapi gila! Tangan gua sakit anjir! Lu tarik-tarik, mana kenceng banget lagi!"

Kihyun tertawa geli sembari menggeggam perutnya.

"Ya sorry, emang begitu itu yang namanya making bed."

Naya mempoutkan bibirnya seraya memijat pelan kedua lengannya.

"Yang mana yang sakit? Sini..."

Kedua kalinya pada hari ini, kenapa Kihyun begitu mudahnya membuat jantung Naya bekerja dua kali lebih berat dari biasanya. Lagi-lagi Naya membeku tatkala kedua tangan besar Kihyun memijat pelan kedua sisi lengannya. Hanya saja bukan itu point terpentingnya, pemuda itu kini begitu dekat di hadapannya dan jangan lupakan senyuman manis yang terpatri di bibirnya. Mata kecil nya menatap Naya gemas membuat gadis itu mendadak lupa bagaimana caranya bernapas. Tak pernah terpikir olehnya jika Kihyun akan menjadi seberbahaya ini bagi kesehatannya.

"Lu makannya sering-sering latihan, biar nggak gampang sakit gini." Ujar Kihyun mengacak rambut Naya.

Seseorang di luar sana? Adakah yang bisa membantu Naya? Gadis itu benar-benar membutuhkan udara segar saat ini. Tak tahan, Naya pun buru-buru menjauhkan dirinya dari Kihyun. Membuat pemuda itu mendadak kebingungan.

"Eung, ehm...Ki, g-gua mau lanjut soil dulu deh."

"Loh? Gimana? Katanya mau bantuin gua?"

"Nggak bisa! Eh...ehm itu...maksud gua, gua kudu buru-buru, udah di tunggu sama kak Dasom! Bye!"

Dalam hitungan detik gadis itu pun telah menghilang, melesat cepat meninggalkan Kihyun yang kini mengulum senyumannya. Kepalanya menggeleng, tangannya menggaruk kepala belakangnya.

"Naya...Naya..."

.

.

.

.

.

.

TBC

oooOooo

Jan lupa Voment yak readernim....

Hotel's Lovebird II Yoo Kihyun FF (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang